Di masa tua nya, anak anak asih dengan tega nya membuang ibu nya ke tempat penitipan lansia. mereka tak ingin merawat ibu nya lagi. karena di anggap menyusahkan.
apalagi asih juga sakit sakitan, dan membutuhkan biaya pengobatan yang tak sedikit. bagaimana kisah cerita tentang asih. yuk simak bersama sama.....
kisah ini aku buat dengan penuh ketegangan, dan juga sedih ya. jadi kalau ga suka bisa langsung skip. selamat membaca!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.34
"Kamu kenapa sih mas, kenapa marah marah begini. memang aku salah apa, kan ibu yang terkenal jadi ya biarin aja." ucap nya dengan santai tanpa beban.
"Kamu gila Ida!" sentak nya dengan tatapan tajam.
"Plak......
"Mas, kamu nampar aku?" ucap nya dengan tatapan yang kaget m.
"Kamu tau kenapa aku bisa semarah ini, orang orang di desa menggunjing keluarga ku. Dan kau tau apa, reputasi ku hancur karena perbuatan mu ini!" sentak nya dengan emosi yang membara.
"Memang apa yang aku lakukan mas, kenapa kamu marah ha! Dia ibu ku, dan bukan ibu mu." teriak ida dengan tatapan tajam nya.
Dia masih belum mengerti ucapan dari suaminya putra. Padahal putra merasa emosi sebab, beberapa orang langsung mencibir nya sebagai menantu yang tak tau diri, mertua nya malah di masukan di griya lansia itu. Padahal dia tak tau apa apa tentang perbuatan istrinya itu.
"Dasar gila, kau menelantarkan ibu mu itu, dan membuat semua nya kacau, warga desa menyalahkan ku sebagai menantu, yang tak tau diri. Argh.... Brengsek!" teriak nya dengan kesal.
"Ini semua juga bukan keinginan ku mas. Wajar bila aku sebagai anak, memasukan ibu ke sana. Dari pada ibu sendirian di rumah, dan tak ada yang merawat nya." ucap nya yang masih membela diri.
Belum sempat ida berbicara lagi, mertua nya datang dengan tatapan tajam nya.
"Brak.... pintu kamar mereka di buka secara paksa, dan yang datang adalah Ria dan juga Jamal, orang tua putra.
"Sialan, dasar menantu tak tau diri. Kau mencoreng, nama baik putra ku."
"Plak.... plak ...
mertua nya Ida, alias ibunya putra begitu emosi melihat menantu nya yang malah membangkang. Dia benar benar tak menyangka dengan sifat Ida seperti ini. walaupun dia sombong dan angkuh, tapi dia masih memiliki hati. Buktinya, dia menerima kehadiran gadis miskin itu di rumah nya itu. Tapi gadis itu, malah mencoreng nama baik keluarga nya. Dan itu sangat membuat nya emosi jiwa. apalagi teman teman nya, membicarakan keluarga nya saat ini.
"Ma, kenapa mama menampar ku!" ucap nya yang melotot kaget dan tatapan tajam nya.
"Itu pelajaran untuk mu sialan. Seumur hidup ku, baru ini aku merasa emosi, dan ingin segera menyingkirkan mu. sudah tau salah, malah bertindak bodoh seperti ini. Kau tak pantas untuk putra ku ini. Nak, sebaiknya kau ceraikan saja dia." hasut ibunya putra kepada putra yang terdiam sambil mengepalkan tangannya.
"Tapi apa salah ku, aku tak berbuat apa apa bukan?"
"Tak berbuat apa apa kata mu. Mempermalukan keluarga ku. Dan merasa tak bersalah sedikitpun." cibir mertua nya dengan tatapan sinis nya.
"Mas, kamu ga akan berbuat begitu kan. Mas, aku ini istri mu mas. Kamu juga punya anak dari ku, kamu ga akan berniat seperti itu kan?" ucap nya dengan tatapan takut, dan air mata yang mengalir deras nya.
"Putra, cepat ambil tindakan. sebelum keluarga kita malu. Mama malu put,mama malu keluar rumah, gara gara wanita sialan ini." tunjuk nya dengan tatapan menyalang, dan itu membuat Ida ketakutan.
"Ma, putra butuh waktu. Jadi tolong keluar kamar dulu, biar putra yang urus." ucap pria itu yang masih terlalu berat melepaskan istrinya.
"Kamu Memilih bertahan put, sama wanita yang tega menelantarkan ibu kandung nya sendiri, dan kamu memilih nya. Mama kecewa sama kamu putra. Mama besarin kamu sampai bisa menjadi keluarga terpandang, mama dan papa kamu, mati matian berjuang untuk mu. Dan kamu memilih perempuan durhaka ini. bagaimana kalau mama dan papa tua nanti nakk, dia saja membuang ibu kandung nya, karena dianggap menyusahkan. Dan kamu juga akan berlaku sama kepada kami ha?" ucap Ria dengan tangisan menyayat hati.
"Ma, aku ga mungkin menelantarkan mama." ucap Ida yang ikut nimbrung pembicaraan anak dan ibu itu.
langsung saja ria menyentak tangan nya, yang di pegang oleh Ida tadi. Dia merasa begitu emosi, karena telah bersikap baik kepada gadis tak tau diri ini.
"diam kamu, jangan ikut campur urusan ku, dengan putra ku. Kau disini hanya menantu, dan tak berhak ikut campur." sentak nya dengan raut wajah yang Sinis.
"Mah, ayo kita keluar, biarkan putra mengurus istrinya ini. Ayo mah." ajak pak Jamal dengan wajah tegas nya. Walaupun dia marah dan emosi dengan yang terjadi saat ini, tapi dia cukup bijak. Dan tak bisa menyelesaikan permasalahan ini, dengan hati yang panas. harus sama sama tenang, barulah bisa mengambil keputusan. Dia tak pernah ikut campur, urusan rumah tangga putra nya. tapi kalau seperti ini, terpaksa dia yang akan turun tangan.
pak jamal sebagai orang tua nya putra, juga merasa kecewa dengan perlakuan menantu nya itu. Apa sih yang ga diberikan oleh nya, sejumlah uang, emas, dan baju baju yang bagus. Tapi menantu nya, malah membuat malu keluarga, dan membuat nya menahan emosi sejak tadi.
Dia berfikir ucapan istrinya ada benar nya, orang tua nya saja mampu dia buang ke panti jompo, apalagi mertua nya ini yang tak memiliki ikatan darah. bagaimana nasib nya saat tua nanti. itulah yang ada di benak pak Jamal.
"Tapi pah." ucap ria yang masih terus menghajar istrinya putra itu, karena bertindak bodoh, dan membuat nya malu. Kalau saja permasalahan nya, tak seperti ini, dia sama sekali tak perduli dengan keluarga nya si Ida.
"Sudah mah, ayo."
"Ingat putra, kalau kamu sayang mama. Maka turuti ucapan mama mu ini nak. jangan durhaka seperti nya, yang tega membuang ibu nya sendiri".
"Deg...
tangan Ida langsung mengepal, dan tatapan nya menjadi sangat tajam. Dia benci orang orang seperti mertua nya. sok merasa suci, padahal banyak sekali perbuatan mereka yang telah menyakiti nya secara disengaja ataupun tak disengaja.
Setelah kepergian ibu mertua nya, langsung saja dia mendekati suaminya itu.
"Mas_
"Cukup! Diam disana, dan jangan berbicara dengan ku. biarkan aku sendirian. Kau sudah banyak berbohong kepada ku da."
"Mas, aku ga bersalah."
"Ckck, aku berfikir kau akan menyesali perbuatan mu itu. Aku sama sekali tak pernah sedikitpun mengganggu keluarga mu itu. Aku selalu diam dengan keputusan mu. Dan kali ini aku benar benar kecewa da, akibat perbuatan mu dengan ibu mu itu, aku yang menjadi korban atas gunjingan para warga. Seharusnya kau mengaku bersalah, dan mencoba meminta maaaf dengan ku. Tapi aku seperti nya masih tetap terlihat angkuh seperti ini." cibir nya dan langsung meninggalkan kamar.
Semangat thor di tunggu karya" berikutnya..
Lanjut thor..