NovelToon NovelToon
Hate Is Love

Hate Is Love

Status: tamat
Genre:Romansa / Tamat
Popularitas:6.2M
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Kolaborasi kisah generasi Hikmat dan Ramadhan.

Arsy, cucu dari Abimanyu Hikmat memilih dokter sebagai profesinya. Anak Kenzie itu kini tengah menjalani masa coasnya di sebuah rumah sakit milik keluarga Ramadhan.

Pertemuan tidak sengaja antara Arsy dan Irzal, anak bungsu dari Elang Ramadhan memicu pertengkaran dan menumbuhkan bibit-bibit kebencian.

"Aduh.. maaf-maaf," ujar Arsy seraya mengambilkan barang milik Irzal yang tidak sengaja ditabraknya.

"Punya mata ngga?!," bentak Irzal.

"Dasar tukang ngomel!"

"Apa kamu bilang?"

"Tukang ngomel! Budeg ya!! Itu kuping atau cantelan wajan?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cowok Sombong

“Sy.. tumben ke sini, ada angin apa nih?” tanya Daffa seraya melirik pada Irzal.

“Oh.. euung.. i.. itu. A.. aku mau…”

“Mau numpang makan siang,” jawab Irzal tanpa melihat pada gadis itu.

Mata Arsy membulat mendengar jawaban Irzal. Shaina tertawa lepas mendengarnya, sejak awal dia sudah menduga ada yang tidak beres antara Irzal dengan Arsy. Aslan hanya mengulum senyum saja. Daffa sama seperti Shaina yang tertawa terbahak. Aqeel terlihat tak peduli, dia mulai mengambil makanan.

“Tumben bunda bikin ayam bakar,” celetuk Aqeel.

“Bukan bunda yang buat. Itu kiriman dari Arsy.”

“Kamu yang buat?” Aqeel melihat pada Arsy.

“Bu.. bukan. Itu nenekku yang buat.”

“Mulai sekarang kamu harus belajar masak, Sy.. kalau mau masuk di keluarga ini,” celetuk Shaina sambil terkikik.

“Hah?”

Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Arsy. Azkia segera menghentikan pembicaraan yang membuat Arsy tak nyaman. Mereka mulai menyantap makan siang sambil berbincang. Aslan membicarakan tentang proyek yang akan dijalankan Humanity Corp dengan Blue Sky dan juga Metro East. Elang hanya mendengarkan laporan sang anak saja. Dilanjut dengan Yumna yang membahas kondisi yayasan Qurota’ayyun, yayasan milik keluarga Ramadhan yang sekarang dikelola olehnya.

“Soal ambil alih lahan sengketa gimana, Zal?” tanya Elang pada anak bungsunya.

“Kita masih lihat situasinya. Aidan lagi ninjau lokasi bersama dengan Yusuf dan Dino.”

“Para preman itu masih ada di sana?”

“Sepertinya begitu. Pak Prakoso mempekerjakan beberapa preman untuk menjaga lahan. Hakim sendiri belum memutuskan tanah akan jatuh ke pihak pak Prakoso atau pak Somad.”

“Kita lihat saja perkembangannya. Tidak usah ikut campur dengan sengketa mereka. Jika putusan hakim sudah jelas, baru kita masuk untuk ambil alih.”

“Iya, yah.”

Arsy hanya diam saja mendengarkan pembicaraan yang tidak dimengertinya. Namun satu yang dia tahu, dua anak lelaki di keluarga ini yang dipercaya untuk mewarisi perusahaan keluarga. Seperti halnya dengan Zar, Abrisham, Firhan dan mungkin juga Gilang. Hanya Azzam yang tidak berminat dengan urusan perusahaan.

“Arsy.. kamu ada rencana ambil spesialis?” tanya Elang, mengejutkan gadis itu yang tengah melamun.

“In Syaa Allah, om. Tapi masih belum tahu mau ambil apa.”

“Ambil kegawatdaruratan aja, Sy. Di kita masih sedikit dokter spesialis di bidang itu,” celetuk Daffa.

“Usulan Daffa bagus. Kamu harus pertimbangkan itu. Kamu cocok berada di IGD,” sambung Aqeel yang membuat Arsy senang.

“Cocok bikin orang sekarat,” ujar Irzal sekenanya. Walau pelan, tapi dengan jelas Arsy bisa mendengarnya.

“Maksudnya apa?” akhirnya Arsy tak bisa menahan emosinya lagi. Dia menatap tajam pada Irzal.

“Pikir aja sendiri.”

Irzal bangun dari duduknya, meninggalkan area makan lebih dulu. Pria itu sudah selesai dengan makannya. Sebisa mungkin Arsy menekan emosinya yang sudah berada di ubun-ubun.

Sabar Sy.. yang waras ngalah aja. Tuh orang emang nyebelin. Lihat aja dr. Aqeel, ngga usah peduliin si petasan jangwe. Sabar.. sabar… sabar…

“Maafin Irzal, ya. Tuh anak kalau ngomong suka ceplas-ceplos.”

Arsy hanya tersenyum saja menanggapi ucapan Azkia. Melihat sikap Irzal yang seperti itu, rasanya malas mengucapkan kata maaf apalagi terima kasih. Baru melihat mukanya saja sudah membuatnya mual.

Setelah membantu Azkia membereskan makanan dan mencuci peralatan makan, Arsy menguatkan hati untuk menemui Irzal. Dia harus segera menunaikan perintah sang kakek, meminta maaf dan berterima kasih pada pria itu. Dia menuju teras depan, namun tak menemukan keberadaannya.

“Cari siapa, Sy?” Arsy menolehkan kepalanya, Aqeel sudah berdiri di sampingnya.

“Cari Irzal, dok.”

“Ini bukan rumah sakit. Panggil namaku aja,” Aqeel tersenyum tipis.

“Aku panggil bang Aqeel aja, boleh?”

“Sesukamu aja. Oh iya, Irzal paling ada di ruangan kenangan. Dia sama Daffa suka nongkrong di sana.”

Aqeel menunjuk ruangan dengan pintu bercat merah. Pintu itu nampak tertutup rapat. Melihat Arsy yang hanya diam, Aqeel mengajak gadis itu menuju ke sana. Dia membuka pintu, dan benar saja, di sana Irzal, Daffa dan juga semua keponakannya sedang duduk menonton tayangan video di layar datar.

“Uyut!! Uyut!!” teriak Nabil yang ada di pangkuan Irzal. Dia menunjuk Irzal yang tengah berdansa dengan Poppy.

“Betul.. itu uyut,” seru Irzal sambil mencium pipi keponakannya.

Mata Arsy langsung tertuju pada layar kaca di depannya. Di sana terlihat Irzal bersama Poppy yang tengah merayakan ulang tahun perak pernikahannya. Sejenak Arsy memandangi wajah pria itu di video itu. Wajahnya mirip dengan Irzal, hanya saja dalam versi yang lebih matang.

“Ehem.. Zal.. bisa kita bicara sebentar?”

Irzal menolehkan kepalanya pada Arsy. Daffa memberi kode dengan kepalanya, meminta Irzal memenuhi keinginan gadis itu. Irzal memindahkan Nabil ke pangkuan Daffa, kemudian berdiri. Dia berjalan keluar ruangan, diikuti oleh Arsy dari belakang. Pria itu berjalan menuju teras depan lalu menghentikan langkahnya di sana. Irzal berbalik lalu menatap Arsy yang berdiri di hadapannya.

“Ada apa?”

“Aku.. mau minta maaf buat kejadian kemarin. Sama bilang makasih juga, udah bantu ambil tasku dari pencopet.”

“Ok.. ada lagi?”

“Ngga ada.”

“Ok.”

Irzal segera berlalu meninggalkan Arsy begitu saja. Gadis itu memejamkan matanya, dia sudah bisa menduga kalau reaksi Irzal akan semenyebalkan ini. Tangannya mengepal erat, mencoba menekan emosi yang membuncah.

Emang dasar cowok sombong, nyebelin. Mending gue balik sekarang. Males banget di sini lama-lama.

Baru saja Arsy hendak berpamitan, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Pesan di grup IGD, suster yang bertugas mengabarkan kalau sejumlah pasien akan datang ke IGD Ibnu Sina. Sebuah bis yang mengangkut pelajar yang tengah berwisata mengalami kecelakaan, dan sekarang para korban dalam perjalanan menuju rumah sakit. Dari arah dalam, Arsy melihat Aqeel dan Daffa keluar.

“Sy.. kamu dapet pesan?” tanya Daffa.

“Iya.”

“Ayo kita ke rumah sakit sekarang. Butuh banyak tenaga medis di IGD.”

Arsy menganggukkan kepalanya. Sebelum pergi, dia menemui Elang dan Azkia dulu untuk berpamitan. Setelahnya gadis itu segera naik ke mobilnya. Dia harus segera menuju rumah sakit.

“Om Daffa mau kemana, ma?” tanya Kaisar, anak tertua Aslan pada Shaina.

“Om Daffa mau ke rumah sakit.”

“Yah.. aku mau ke rumah sakit,” ujar Irzal dengan tergesa.

“Ada apa?”

“Yusuf dan Dino masuk IGD. Katanya mereka habis dipukuli preman yang menjaga lahan.”

“Aidan?”

“Aidan ngga sama mereka. Makanya aku mau ke sana.”

“Hati-hati, jangan bertindak gegabah.”

“Iya, yah.”

Irzal mencium punggung tangan Elang dan Azkia bergantian, lalu segera menuju mobilnya. Sambil melajukan kendaraannya, dia terus menghubungi Aidan, sahabat sekaligus asistennya. Namun sayang panggilannya terhubung pada kotak suara. Dengan kecepatan tinggi pria itu segera menuju rumah sakit.

🌸🌸🌸

Korban kecelakaan terus berdatangan ke ruang IGD Ibnu Sina. Semua petugas medis yang bersiaga langsung menyambut pasien. Mereka memisahkan antara pasien dengan luka berat dengan luka ringan. Pasien yang mengalami luka berat langsung dibawa ke ruang tindakan. Sedangkan luka sedang dan ringan, ditangani di bilik IGD.

Arsy diminta membantu di bilik IGD, menangani pasien yang mengalami luka sedang dan ringan. Kebanyakan korban adalah anak SMP yang sedang ikut studi wisata. Roda bis yang mereka tumpangi meletus di jalan tol dan terjadi kecelakaan tunggal, saat bis menabrak pembatas jalan.

Penumpang bis sebanyak 40 orang ditambah supir dan kernet langsung dilarikan ke rumah sakit. Sang supir tidak mengalami cedera, berbeda dengan kernetnya. Tubuhnya terlempar keluar saat bis menabrak pembatas jalan. Kondisinya cukup kritis dan sedang dalam penanganan di ruang tindakan.

Selain sang kernet, ada tiga orang anak yang juga mengalami cedera parah. Dokter Aqeel ikut turun tangan membantu mereka di ruang tindakan. Sedang Daffa masih sibuk membantu menangani kernet. Selain korban kecelakaan, ada dua orang yang mengalami cedera parah akibat dipukuli oleh preman. Mereka adalah Yusuf dan Dino. Orang yang dikirimkan Irzal untuk melihat lokasi tanah sengketa.

Dari arah pintu masuk, Irzal menerobos dan langsung mencari kedua anak buahnya. Langkahnya terhenti di sebuah blankar. Salah seorang dokter yang bertugas tengah mengobati lukanya. Irzal segera menghampiri.

“Pak..” panggil Yusuf.

“Aidan mana?”

“Aidan masih di sana.”

“Dino?”

“Dino ada di sebelah.”

Irzal segera menuju blankar Dino yang juga tengah ditangani oles suster. Luka Dino tidak separah Yusuf. Pria itu kemudian bergegas menuju meja administrasi untuk mengurus pembayaran dan juga ruang inap. Setelah selesai, dia bermaksud menuju lokasi tanah sengketa.

“Bang..”

Irzal menghentikan langkahnya mendengar suara Daffa memanggilnya. Terlihat pakaian OK yang dikenakan sepupunya itu terkena sedikit noda darah yang berasal dari darah sang kernet. Daffa mendekati kakak sepupunya.

“Abang ngapain ke sini?”

“Yusuf sama Dino dipukuli preman pak Prakoso.”

“Serius? Di mana mereka?”

“Di situ,” Irzal menunjuk bilik yang ditempati kedua anak buahnya.

“Titip mereka,” lanjut Irzal.

“Abang mau kemana?”

“Mau jemput Aidan. Dia masih ditahan sama preman di sana.”

“Mau aku bantu, bang?”

“Ngga usah. Tenaga kamu lebih dibutuhin di sini.”

“Abang jangan sendiri, panggil Fathir.”

Fathir adalah adalah kepala keamanan yang khusus ditugaskan menjaga keselamatan para cucu keluarga Ramadhan. Irzal hanya menganggukkan kepalanya, kemudian segera meninggalkan IGD. Arsy melihat sekilas pada pria itu ketika melintasi bilik di mana dia merawat pasien.

Dengan kecepatan tinggi, Irzal memacu kendaraannya. Pikirannya tidak tenang, takut sesuatu terjadi pada sahabat sekaligus asistennya. Setelah terhenti dua kali di lampu merah, akhirnya pria itu tiba juga di lokasi. Irzal turun dari kendaraannya kemudian memasuki lahan luas yang hanya ditutupi oleh pagar seng.

Irzal terus berjalan menuju bangunan yang sudah tak terpakai. Dia yakin sekali kalau Aidan ditahan di sana oleh para preman tersebut. Kedatangannya langsung disambut oleh pimpinan preman yang berkepala botak dan kedua lengan dipenuhi tato. Pria itu menghadang langkah Irzal.

“Mana Aidan?” tanya Irzal tanpa basa-basi.

“Kalau kamu mau temanmu kembali. Tanda tangani ini dulu.”

Kepala preman bernama Bontot itu melemparkan sebuah map ke lantai berdebu. Irzal mengambil kemudian membukanya. Di sana tertera kalau perjanjian jual beli lahan dilakukan atas nama dirinya juga Prakoso.

“Keputusan dari pengadilan belum ada. Kenapa bosmu percaya diri sekali membuat ini.”

“Tanda tangani saja kalau kamu dan temanmu mau selamat.”

“Mana Aidan?”

Bontot memberikan tanda pada anak buahnya. Salah satu masuk ke salah satu ruangan yang ada di sana lalu keluar sambil menyeret Aidan. Tangan Irzal terkepal erat melihat wajah sahabatnya babak belur, memar dan darah memenuhi wajahnya.

“Tanda tangani itu,” perintah bontot.

Irzal memandangi kertas di tangannya, kemudian bergerak merobek kertas tersebut. Tentu saja Bontot kesal melihatnya. Dengan satu gerakan seluruh anak buahnya mengepung Irzal. Ada yang hanya tangan kosong, ada pula yang memegang tongkat baseball. Jumlah anak buah Bontot kurang lebih ada sepuluh orang. Mereka berdiri mengelilingi Irzal, hanya menunggu satu perintah, untuk menyerang Irzal.

“Serang!!!”

🌸🌸🌸

**Waduh... Atut🙈

Kalo pusing banyak pemeran, ya itu ciri khas novelku, maafkeun. Kalau di KPA kisah cinta dibahas satu baru lanjut yg lain. Di sini beda ya, pasangan dipertemukan dulu. Soal siapa yg duluan naik pelaminan, tinggal gambreng🤣

Kemarin ada yang minta visual Irzal sama Arsy. Nih mamake kasih lagi.

Arsy**

Irzal

1
Mimi Sanah
ya Allah hahahaha bales dendam terseruh 😃😃😃😃
Mimi Sanah
gaweannya pingsan Bae kamu diki hahahaha 😃😃😃
Mimi Sanah
kok jantung ku bertabuh yah 😀😀😀😀
Mimi Sanah
ini setan apa sule 😀😀😀😀
Mimi Sanah
tamar oh tamar aku yakin dia pawang mu stel 😀😀😀
Mimi Sanah
itulah titisan mu ke , masa muda mu mulut mu pedes level seribu kek 😁😁😁😁😁
Mimi Sanah
hahahaha modus kek'bi mah biar rencananya mulus😁😁😁😁😁
Mimi Sanah
yg penting cerita nya bagus dan nyambung di otak ku Thor 😁😁😁🙏🙏🙏🙏
Mimi Sanah
titisan kakek Abi 😀😀😀😀
Sulisbilavano
gantengnya cantiknyaaa
Sulisbilavano
kok rakan kyk zain ya...bpk agen rahasia sebelah🤭🤭🤭
Sulisbilavano
cantik dan ganteng
Sulisbilavano
thor aku baca ini dah ke3 kalinya ngak bosen aku baca ini...novelnua baguuus bgt
Wiwie Aprapti
boleh lahhhhh idenya kakek abi
Wiwie Aprapti
saat ini juga ada pelatihan bultang yg di sponsornya Taufik hidayat kak, semacam akademi gitu, ada beberapa muridnya yg udah bertanding profesional namun blom ada yg di rangking teratas sihhh
Wiwie Aprapti
wehhhhhh...... paksu mana...... paksu.... pengen ngajakin bikin telor gulung sosis nihhhh🤣🤣🤣🤣🤭😛
Wiwie Aprapti
kannnnnnnn iya kannnnnnn hutang 🤭
Wiwie Aprapti
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣kalo yg ini mungkin ngutang 🤭🙃😁😛
Wiwie Aprapti
alhamdulillah.... aku sama paksu udah 2 kali kesini kak, gara-gara rekomendasi kakak, aku dan keluargaku jadi tau tempat indah yg ga jauh-jauh dari Jakarta jadi sekalian aku ajak liburan keluarga paksu sama keluarga ku ke tempat yg udah kakak rekomendasi, fulll cakep banget. . 👍👍🙏
Wiwie Aprapti
kak.... waktu bulan puasa tahun ini, paksu kan di pindah tugas ke Jakarta, awal puasanya selama seminggu kita ke Geopark cileutuh, aku penasaran sama semua tempat yg Arya kunjungi, ternyata memang benar Indah bangett.... terimakasih ya kak, buat info tempat wisata yg ada di sekitar Bandung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!