Seorang gadis yang diam-diam suka dengan seorang tentara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hijab Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 12 Cita-cita
"Assalamualaikum!" Ucap Rahma sambil mengetuk pintu kelas.
"Walaikumsalam...dari mana saja kalian?" Ucap pak Awal yang tengah mengajar di kelas.
"Mmm...."
"Maaf pak, kami tadi ada urusan organisasi sebentar." Ucap Reyhan menyela Rahma sebelum Rahma berbicara.
"Owh! Organisasi Pramuka yah?" Tanya pak Awal.
"Iya pak!, Karena seminggu lagi akan ada perkemahan." Jawab Reyhan dengan tersenyum tipis.
Rahma hanya menatap Reyhan, seolah dia terjebak dalam kebohongan. Reyhan memang ikut organisasi Pramuka, namun tidak dengan dia.
"Owh, berarti sudah pernah latihan?," Tanya pak Awal sedikit curiga.
"Iya pak! Sudah" jawab Reyhan.
Pak Awal kemudian melirik kepada Rahma,
"Mmm..sudah juga pak" jawab Rahma sedikit ragu. Walaupun dia bukan anggota Pramuka, tapi dia tidak bohong, dia pernah ikutan latihan lkbb dan termasuk bagian dari Pramuka juga kan!.
"Kalau begitu, bapak mau liat latihan kalian!" Perintah pak Awal kemudian.
"Latihan bagaimana pak?" Tanya Rahma sedikit takut.
"Kalian berdiri di bawah bendera sambil melihat bendera dan hormat. Dalam Pramuka, kalian pasti sering dijemur kan?, Ayo cepat!" Ucapnya kemudian.
"Pak!, janganlah pak!" Ucap Reyhan memohon.
"Pak, bapak ganteng deh! " Goda Reyhan pada Pak Awal supaya tidak menghukum mereka.
"Tidak ada pak! Pak!, saya tidak bisa termakan ucapanmu, sana pergi cepat! " Tegas pak Awal.
"Yah!" Ucap Reyhan sambil berjalan menuju lapangan dengan segera,
Takut pak Awal semakin marah pada mereka, apalagi Rahma jadi ikut dihukum gara-gara dia.
"Maaf yah Rahma! " Ucap Reyhan saat berjalan.
"Hm... Tidak papa." Jawab Rahma berjalan mengikuti Reyhan.
***
"Rahma! Kamu nggak papa?, Masih bisa?, Kalau nggak duduk ajah!" Ucap Reyhan sedikit khawatir kepada Rahma. Sudah kurang lebih 10 menit mereka berada di bawah tiang bendera itu. Apalagi, dengan cuaca yang panas.
Leher mereka sedikit pegal dan kaku akibat terus-menerus menghadap ke atas melihat bendera.
"Nggak!, ngk papa kok, lagian nanti kalau duduk dilihat pak Awal, nanti makin tambah hukumannya" ucap Rahma tegas tapi ia tetap merasa sedikit lemas.
Buat Rahma, kepanasan itu hal yang biasa, karena sudah biasa ke sawah membantu ibunya. Tapi untuk berdiri berlama-lama, itu sedikit pegal.
Melihat ketangguhan wanita di sebelahnya walau dengan keadaan yang sedikit melemah, Reyhan merasa takjub.
"Hey! Kalian sudah! Sana masuk! Lain kali di jam saya jangan ada yang seperti ini lagi." Teriak pak Awal dari depan kelas dan pergi menuju ruang guru. Pak Awal memang terkenal guru killer di sekolah. Jadi, tidak heran mereka kena hukuman.
Rahma dan Reyhan pun langsung masuk ke dalam kelas.
"Huft...akhirnya" ucap mereka bersamaan.
Apes banget Rahma, udah tadi ada yang berniat jahat sama dia, ditambah ketemu pak guru killer lagi.
***
"Vi! Boleh pinjam buku catatan yang tadi nggak?" Ucap Rahma kepada Novi teman sebangkunya sekarang setelah kepergian Lisda.
"Mm...boleh" jawab Novi sambil memberikan bukunya kepada Rahma.
"Besok aku kembaliin yah! " Ucap Rahma sambil memasukkan buku Novi ke dalam tasnya.
Suara bel jam pulang berbunyi, Rahma bersiap untuk ke musholla dulu baru pulang.
Baru saja keluar dari ruang kelas, ia melihat Iyan berjalan lebih dulu di depannya ke arah yang akan ia tuju juga. Rahma hanya mengikuti Iyan dari belakang, tepatnya sih bukan ngikutin karena arah mereka saja yang sama.
Sesampainya Iyan di mushollah, langsung saja ia sholat setelah terlebih dahulu berwudhu. Berbeda dengan Rahma, yang masih wudhu.
Tak berapa lama, Iyan keluar setelah sholat. Sedangkan Rahma, masih sholat.
***
"Kira-kira, syapa yang benci sama aku yah?, padahal aku kan jarang berinteraksi sama orang-orang. Tega banget dia kunci aku digudang. Dan...kenapa tadi Reyhan tiba-tiba datang dan nolongin aku?, apa ibu kantin yang minta? " Ucap Rahma memikirkan berbagai hal yang terjadi tadi.
Sekarang, Rahma sudah sampai di rumahnya, dia kini berada di kamarnya sambil rebahan di atas kasur, memikirkan kejadian tadi pagi.
Semenjak Lisda tidak sekolah lagi, rasanya semangatnya untuk belajar menurun, tadi saja, dia lambat masuk pelajaran dan membuatnya dihukum, itu akan berpengaruh pada nilainya nanti.
Lama-kelamaan, matanya semakin berat, dan tak berapa lama, Rahma pun tertidur.
....
"Ibu ingin kalian Menyebutkan cita-cita kalian!, Reyhan..! " Panggil ibu guru.
"Coba Reyhan! Apa cita cita kamu? " Pinta ibu guru.
"Aku ingin jadi tentara bu, aku ingin menjaga negara kita supaya aman" Jawabnya dengan polos dan percaya diri banget untuk anak kelas 2 SD.
"Hahahhah... " Serentak semua siswa tertawa mendengar ucapan Reyhan dan lagaknya yang percaya diri sekali.
"Sudah.. Sudah!, kita doakan semoga Reyhan bisa mewujudkan cita-citanya, amiin! " Ucap ibu menghentikan tawa siswa lain.
"Nur!....Sulaiman?....Danil?...Cita-citanya apa? " Pinta ibu guru kepada siswa lain.
Dan sampailah pada giliran Rahma.
"Rahma? Cita-citanya apa nak? "
"Cita-cita saya jadi guru bu. " Jawab Rahma dengan polosnya.
....
Tiba-tiba, Rahma terbangun dari mimpinya,
"Huft, aku teringat sama pernyataan cita-cita ku dulu, sampai masuk ke dalam mimpi lagi. " Ucapnya sambil terduduk.
"Mana bisa jadi guru kalau aku begini, " Ucapnya lagi pada dirinya dicermin.
"Rahma! Ayo ingat cita-cita kamu mau jadi guru, biarlah sahabat tidak ada, tapi semangatmu untuk mengejar cita-cita mu harus tetap berkobar! Ayo! Ayo! Semangat! " Ucapnya lagi.
***
Rahma memikirkan kejadian tadi, gara-gara dia terkunci di dalam gudang membuatnya dapat berbicara lagi sama Reyhan. Teman kecilnya itu, akhir-akhir ini memang agak beda kalau bertemu dengannya, tapi setelah kejadian tadi membuatnya tau, bahwa Reyhan tetaplah Reyhan.
"Rahma! Pi makan nak! Panggil adekmu! " Panggil ibu dari arah dapur. Sekarang sudah waktunya makan malam.
"Ayu! Makan! " Panggil Rahma sambil menghampirinya dan mencubit pipinya. Adek Rahma adalah seorang ABK, yaitu anak berkebutuhan khusus. Walaupun sekarang dia sudah besar, tapi bagi Rahma, Ayu tetaplah bayi kecil yang menggemaskan. Terkadang, Rahma menjaili adiknya itu dan membuatnya menangis. Dan Rahma dimarahi ibunya karena hal itu.
***
Pagi-pagi Rahma ke sekolah, karena berhubung hari ini ada ulangan akhir semester. Walaupun sudah berusaha belajar, tetap serahkan semuanya kepada Allah Swt.
"Bissmillah" Ucap Rahma sebelum memulai menjawab soal-soal ulangan.
Yakin dengan segala yang diusahakan, dan serahkan hasilnya kepada Allah sang penentu segalanya. Dia yang akan melihat segala yang kita usahakan, dan tentu hasil tidak akan mengkhianati proses. Dengan keyakinan itu, membuat Rahma bersemangat dan memudahkannya untuk menjawab semua soal.
90 menit berlalu,
"Tring!!!! " Bell berbunyi, menandakan jam istirahat. Hari ini hanya ada dua mapel, yaitu bahasa Indonesia dan Agama. Di jam pertama adalah Bahasa Indonesia dan jam kedua ada Agama.
"Zakat merupakan sebuah kewajiban, zakat bermanfaat untuk saling tolong menolong antara orang muslim, agar di hari raya orang miskin, fakir, hamba sahaya, dan orang yang berjihad dapat merasakan kesenangan dan menikmati hari raya bersama-sama. Ada 8 golongan yang dapat menerima zakat, yaitu.... " Rahma yang sedang membaca buku sambil berjalan-jalan keluar kelas, tiba-tiba menghentikan bacaannya tatkala melihat Reyhan yang lagi asyik mengobrol dengan Vivi, pacarnya.
"Hm... Bukannya belajar, malah pacaran" Ucap Rahma dalam hati kemudian memutuskan hendak masuk kembali ke ruang kelas.
Namun...
" Bruk! " Buku yang dipegang Rahma tiba-tiba jatuh akibat menabrak seseorang yang tiba-tiba hendak keluar dari dalam kelas.
***next
Semoga secepatnya bisa update lagi.
Semangat 🌻
Gimana nih Thor?