NovelToon NovelToon
Di Balik Cadar (Aisha)

Di Balik Cadar (Aisha)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat
Popularitas:18.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Almaira

“Addunya kulluhaa mata', wa khoyru mata’uddunya al mar’atushshalehah”

“Dunia seluruhnya adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan adalah istri yang shalihah."

Kelanjutan cerita di Balik Cadar Aisha.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lomba

Lela menunduk melihat dua jarinya yang di perban sambil mengingat kejadian tadi pagi dimana trauma yang dialaminya kembali kambuh dan lagi-lagi sudah pasti membuat suaminya kebingungan.

Dia semakin menunduk sedih, kelamnya masa lalu membuatnya harus terus merasakan rasa takut itu seolah-olah kembali menjadi nyata padahal dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan rasa traumanya demi menjalani hidup normal bersama sang suami di pernikahannya yang kedua.

Tiba-tiba dia dikagetkan oleh Anita yang duduk di sebelahnya.

"Aku sudah daftar, sebentar lagi kita akan dipanggil." Anita tersenyum sambil mengusap punggungnya.

Lela mengangguk, dia lalu melihat sekeliling dimana hanya ada sedikit pasien hari ini.

Keduanya lalu berbincang sejenak.

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya nama Lela dipanggil oleh perawat, keduanya lalu berdiri untuk masuk ke dalam ruangan dokter.

"Kalian sedang apa disini?"

Lela dan Anita kaget mendengar suara Aisha di belakang mereka, keduanya langsung membalikkan badan, melihat Aisha dan suaminya tengah berdiri dihadapan mereka.

Lela tak menjawab, begitu juga dengan Anita yang terlihat kebingungan.

Aisha yang heran lalu melihat ruangan yang akan kakaknya masuki tadi.

"Poli psikiatri?" tanya Aisha sambil melihat suaminya.

Alvian yang juga merasa heran mengangguk, dia tahu persis jika ini adalah ruangan untuk berkonsultasi dengan psikiater.

"Kenapa kalian tidak menjawab, sedang apa kalian disini."

Belum lagi mereka akan menjawab, perawat kembali memanggil nama Lela.

Aisha menatap wajah sang kakak dengan heran.

***

Aisha terus menahan air mata yang sedari sudah tergenang di kedua matanya.

Apalagi ketika dia yang memaksa untuk ikut ke dalam ruangan mendengar sendiri bagaimana kakaknya menceritakan pada dokter jika trauma yang dialaminya kambuh pada saat malam pernikahannya, kejadian tadi pagi pun tak lupa Lela ceritakan.

Aisha menahan sesak di dadanya, tak menyangka jika ternyata kakaknya telah menyimpan semuanya ini sendiri.

"Hidup orang yang pernah mengalami kekerasan tak akan lagi sama. Kekerasan sekecil apapun itu akan membekas dan menjadi bagian dari kehidupannya. Mungkin ada kekerasan yang disepelekan orang lain tapi tetap saja bukan hal remeh bagi orang yang mengalaminya. Meskipun perempuan yang mengalami kekerasan sudah berhasil terbebas dari kekerasan itu, jangan dikira masalah berhenti sampai di situ. Akan ada rentetan dampak kekerasan terhadap perempuan seperti yang saudari anda alami ini." Dokter melihat Aisha.

Aisha segera memegang tangan kakaknya.

"Sisi psikologis penyintas kekerasan sudah pasti akan terganggu. Bahkan, meskipun kekerasan yang dialaminya telah cukup lama berlalu. Jenis-jenis dampaknya bisa berupa mimpi buruk yang berhubungan dengan kekerasan, flashback, sulit berkonsentrasi hingga depresi. Seiring berjalannya waktu, akan ada pemantik-pemantik yang membuat memori buruknya muncul kembali. Seperti kejadian tadi pagi, hanya karena pecahan gelas. Ketakutannya muncul karena pasti ada cerita buruk di balik itu "

"Karena itu, setelah ini saya sarankan agar kakak anda rutin menjalani terapi psikologi dan jauh lebih baik jika suaminya yang mengantar."

***

Aisha terus terdiam membisu, tak bicara sepatah katapun ketika dirinya dan sang kakak keluar dari dalam ruangan. Anita yang menunggu di luar lalu mengajak keduanya untuk beristirahat sejenak di kantin Rumah Sakit sambil menunggu Alvian yang masih ada pasien.

Di kantin.

Lela dan Anita saling berpandangan melihat Aisha yang terus terdiam, dari pandangan matanya mereka tahu jika Aisha masih merasa syok mengetahui apa yang terjadi pada kakaknya.

"Dik." Lela memegang tangan adiknya.

Aisha langsung melihat sang kakak.

"Kakak tahu jika kamu pasti kecewa karena kakak tidak memberitahumu," ucap Lela menatap wajah adiknya.

Aisha menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak kecewa pada kakak, tapi pada diriku sendiri." Aisha menatap wajah kakaknya lekat.

"Maafkan aku kak, karena aku tak bisa melihat kerapuhanmu walaupun kakak selama ini terlihat tangguh, ternyata ada sakit yang tengah kakak coba tahan di tengah tawa lepas tanpa beban. Betapa kakak telah menderita menahan sesak, menyembunyikan isak, terus menutup diri tanpa ada tempat berbagi." Aisha terlihat sedih.

"Kakak tidak sendiri. Selama ini ada Dokter Anita yang menemani kakak."

Aisha melihat Anita.

"Terima kasih. Selama ini telah menemani kakakku. Semoga Allah SWT membalas kebaikanmu."

"Kakak. Setelah ini ada aku juga yang akan menemani kakak. Kakak tidak usah khawatir, kita akan berjuang bersama."

***

Andre terlihat sumringah, sambil mengendarai mobil dia terus melirik sang istri yang duduk di sampingnya sambil tersenyum-senyum sendiri.

Siti ikut tersenyum melihat suaminya begitu bahagia. Setelah mereka menikah, suaminya beberapa kali mengajaknya untuk berlibur namun dirinya selalu menolak dengan berbagai macam alasan. Hingga akhirnya keinginan suaminya kini terkabul, mereka bisa pergi jalan-jalan walaupun sebenarnya mereka hanya mengantar rombongan para santri yang lolos seleksi untuk ikut lomba MTQ tingkat Kabupaten ke salah satu daerah.

"Sayang, daerah tempat diadakannya lomba itu kebetulan adalah daerah wisata dengan pemandangan yang indah juga cuacanya yang dingin. Anggap saja jika tiga hari kita disana kita sedang berbulan madu." Andre melihat istrinya senang.

Siti tersenyum.

"Tapi tetap saja kita jangan lupa jika tujuan utama kita kesini untuk lomba, kita tetap harus fokus pada para santri."

"Tentu saja sayang."

Akhirnya setelah beberapa lama, rombongan yang terdiri dari tiga mobil itu sampai. Siti langsung mengurus pendaftaran ulang para santriwati yang ikut lomba, begitu juga dengan Andre bersama seorang pembimbing melakukan daftar ulang untuk santriwan.

Setelah itu mereka diarahkan ke hotel yang ditunjuk yang letaknya tak jauh dari sana untuk para peserta beristirahat, sementara Siti dan Andre sudah memesan sendiri kamar untuk mereka.

Siti kaget ketika memasuki kamar dirinya disambut oleh bunga mawar merah yang berhamburan dimana-mana. Apalagi ketika melihat tempat tidur yang dihiasi oleh bunga mawar berbentuk hati. Belum habis rasa kagetnya, tiba-tiba dia dipeluk oleh sang suami dari belakang.

"Bagaimana? Apa kamu suka?"

Siti tersenyum, dia lalu membalikkan badannya.

"Apa ini?"

"Kejutan dari aku. Ingat kataku, anggap saja kita sedang berbulan madu. Apa kamu senang?"

Siti mengangguk sambil tersenyum.

"Terima kasih. Tentu saja aku senang."

***

Yusuf menahan gejolak api cemburu di dadanya tatkala dia melihat Siti dan suami barunya tengah berjalan sambil bergandengan tangan, kedua tangannya mengepal menahan kesal melihat keduanya yang terlihat sangat bahagia.

Ada sedikit perasaan sesal kenapa dulu dirinya menyia-nyiakan Siti. Padahal sekarang dia baru merasakan jika Siti adalah wanita terbaik yang pernah ia nikahi. Karena sesal itulah kini dia belum mampu untuk mencari penggantinya. Hingga sekarang dirinya masih menduda dan belum terpikirkan untuk menikah lagi.

Yusuf melihat jika Siti dan suaminya terus berjalan bergandengan tangan menuju ke arahnya, tatapannya kini fokus pada Andre yang menurutnya telah merebut Siti darinya. Yusuf merasa kesal melihatnya.

"Assalamualaikum." Yusuf akhirnya berinisiatif untuk menyapa keduanya di tengah keramaian para peserta lomba.

Siti dan Andre kaget bertemu dengan Yusuf. Mereka lalu menjawab salam Yusuf bersamaan.

"Apa kabar dek? Sepertinya adek sudah bahagia sekarang?"

"Alhamdulillah baik. Alhamdulillah juga saya juga sangat bahagia." Siti mengeratkan genggaman tangannya pada sang suami, sambil menatap wajah Andre dengan penuh cinta.

Andre membalas tatapan istrinya dengan mengecup kening Siti. Keduanya lalu saling menatap mesra.

Tentu saja Yusuf yang melihat merasa semakin kesal.

"Syukurlah kalau adek sudah bahagia. Mas senang mendengarnya."

"Terima kasih. Oh iya, dengan siapa anda kesini? Mana istri anda?" tanya Andre sambil celingukan.

Ditanya istri, Yusuf tampak kaget. Dia merasa malu memberi tahu Siti jika sekarang dirinya masih menduda.

"Saya kesini sendiri. Saya juga belum menikah lagi karena selain sibuk mengurus pesantren saya juga sedang sibuk berbisnis, mengurus beberapa usaha, jadi sekarang saya belum memikirkan untuk menikah dulu." Yusuf mencoba memberikan alasan.

Andre mengerutkan kening sambil melihat penampilan Yusuf dari atas hingga ke bawah.

"Berbisnis?Hmm...Dari penampilan anda saja terlihat anda tidak seperti seorang pengusaha atau anak pengusaha," jawab Andre sambil menarik tangan istrinya untuk mengajaknya pergi.

Yusuf langsung melihat penampilannya sendiri.

"Oh iya, dari cara bicara anda tadi saya yakin jika anda menyesal telah menyia-nyiakan mantan istri anda ini, dan kesal melihatnya sangat bahagia sekarang." Andre menghentikan langkahnya, berbalik melihat Yusuf sambil tersenyum mengejek.

1
Ekasusanti
Amiin ya Allah
Imam Mutakin
Luar biasa
Marlina Prasasty
di tunggu kelanjutannya
Desi Hernawati
ko aki yg salting yak..wkwkw
Desi Hernawati
weh..d dunia nyata ada gk yg kaya gtu....😭
Ummi Warni Ani
ditunggu kelanjutannya ya Thor.smoga sehat selalu dan dapat lanjut menulis ceritanya.penasaean dgn operasi siti.dan apa yg akan terjadi dgn Anita & indira.pasti lagi² Indira malu
julia sorong
ternyata...
julia sorong
Luar biasa
Siti Ss
Lepas yg baik hati
Siti Ss
hatinya berbunga bahagia
Siti Ss
leha berhati berlian
Siti Ss
hmmmm/Smirk/
Siti Ss
/Facepalm/
Siti Ss: bibik..bibik.. /Facepalm/
total 1 replies
Siti Ss
manusia berhati batu
Siti Ss
Allahuakbar Alhamdulillah
Siti Ss
Allah bayar cash
Siti Ss
Allah Maha Adil
Siti Ss
aku geram dgn si misiya
Siti Ss
mesti ula si m
Nyonya Rai
see Lela msih boleh simpan aib mu Ammar...jika dri awal kau jujur akan kelemahanmu xkan terjdi bgini..Namun yaa ujian mu juga ujian lela sdh tertulia juga kmu memang tdk berjdoh dgn lela...maka insyaf laa beralik pd Allah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!