Kisah yang indah bagai di negeri dongeng. pernikahan yang megah dan mewah, suami yang tampan dan kaya raya, serta mau menerima ia apa adanya, benar-benar di rasakan Kim Hyuri di kehidupan nyata.
Suaminya, Dominic Kiehl benar-benar mencintainya. sehingga apapun yang Yuri mau, dengan mudah ia dapat kan.
Namun, di setiap pernikahan pasti akan ada badai yang mendera. tuduhan palsu, fitnah keji, hingga goyahnya kepercayaan.
Akankah semua keindahan dan kebahagiaan ini bertahan??..., atau cukup sampai disini dan saling merelakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Tsania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai lagi
Mereka berhenti di sebuah rumah makan sebelum melanjutkan perjalanan dan sampai di apartemen Momo.
Ya, sebenarnya untuk sampai ke apartemen hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam lagi. namun, perut mereka sudah memanggil meminta untuk di isi.
Pesanan sudah datang dan memenuhi meja. Momo, Hyuri, Biexiu dan pak Jang segera menyantap dan menikmati makanan bersama. mereka perlu mengisi energi untuk melanjutkan perjalanan.
"Hai, kita belum kenalan dari tadi.", ucap Biexiu, membuka obrolan di sela aktivitas makan mereka. Hyuri tersenyum tipis.
"Hai.", jawabnya.
"Ah, kenalkan!. namaku Kiet Klaw Biexiu.", ucapnya, memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangannya. Hyuri sedikit merasa aneh mendengar nama panjang Biexiu. tapi, tangannya tetap ia ulurkan untuk menyambut tangan Biexiu, sebagai salam perkenalan.
"Kim Hyuri.", ucapnya, memperkenalkan diri.
"Ah, nama yang indah dan manis.",
"Semanis dan secantik orangnya.", puji Biexiu, sembari tersenyum dan memandang Hyuri dengan mata berbinarnya. membuat Momo tiba-tiba memunculkan wajahnya di depan wajah Biexiu. sontak pria itu terkejut.
"Aish, kenapa kau selalu mengganggu?!.", ujarnya, kesal.
"Mengganggu kau bilang?!. kau yang mengganggu.",
"Cepat selesaikan makan mu!. kita harus melanjutkan perjalanan.",
"Dan coba lihat!.",
"Hyuri makan dengan tangan kirinya, karena kau terus menatapnya dan menggenggam tangannya.", ujar Momo. Biexiu, langsung melihat tangan Hyuri. gadis itu hanya tersenyum sembari memegang sendok di tangan kirinya.
"Ah, maaf.", ujarnya, melepaskan tangan Hyuri.
"Aku terlalu terpesona.", timpalnya. membuat Momo yang sudah duduk di kursinya lagi, memutar bola matanya, malas.
sementara pak Jang, memilih mengisi perut dan membiarkan mereka berdebat.
Selesai makan, Biexiu segera ke kasir dan membayar bill dengan black card nya. setelahnya, ia segera keluar dan berjalan menuju mobil. dimana, semua orang sudah menunggunya.
Mobil berjalan lagi. membelah jalanan, menuju apartemennya. ya, ia mengajak Hyuri untuk tinggal bersama. jujur, ia masih takut meninggalkan Hyuri sendirian. itu alasannya, tidak mengizinkan Hyuri tinggal di kosan, ataupun kontrakan. menurutnya, Hyuri akan aman jika terus bersama dengannya.
Lagi pula, bukankah sebelum ini ia sering sedih dan menyendiri. Momo, tidak ingin itu terulang lagi. Hyuri harus ceria dan bahagia lagi seperti dulu. seperti saat awal mereka bertemu hingga manjadi sahabat karib.
Tak terasa akhirnya, mobil Alphard itu berhenti di depan lobi apartemen. pak Jang, yang baru saja memarkirkan mobil, segera turun dan membukakan pintu untuk Biexiu. lalu, beralih membuka pintu untuk Momo dan Hyuri.
"Pak Jang, tolong bawa koper dan tasnya ke atas, ya?!.", pintanya. pak Jang mengangguk.
"Baik, non.", jawabnya, bersemangat.
Momo berjalan beriringan bersama Hyuri, di ikuti oleh Biexiu dan pak Jang. mereka memasuki lobi dan berdiri di depan lift. setelah lift terbuka, mereka segera masuk.
Beberapa saat di dalam lift. ketika terbuka, sudah berada di lantai atas, tempat apartemen Momo berada. mereka melangkah keluar dan berjalan menuju pintu apartemen Momo.
"Ceklek....", pintu terbuka. ruangan yang sangat luas jika di huni sendiri.
"Ayo.", ajak Momo, ia melangkah masuk dan di ikuti oleh Hyuri, pak Jang dan Biexiu.
"Pak Jang, letakkan di sana saja kopernya. nanti, biar saya tata dan rapikan sendiri.", ujar Momo. pak Jang mengangguk dan menurut.
Pria itu meletakkan koper di sudut ruangan, sesuai instruksi Momo.
"Ada lagi yang bisa di bantu, nona?.", tanya pak Jang. Momo menggeleng.
"Tidak, terimakasih.", ucapnya.
......................
"Kenapa masih di sini?!. pak Jang, bahkan sudah turun.", tanya Momo, pada Biexiu yang masih berdiri di tempatnya menatap Hyuri yang sedang membereskan bajunya.
"Jadi, aku harus pulang?!.",
"Kau tidak membutuhkan bantuanku?.",
"Aku bisa....
"Aku tidak butuh.", sahutnya.
"Aku, kami, kita, butuh istirahat, sekarang.",
"Jadi, ayo cepat pergi!.", ujarnya, sembari menarik Biexiu dari tempatnya dan mendorongnya keluar apartemen.
"Besok, aku akan ke sini lagi menjenguk mu, nona Kim.", teriaknya, sebelum ia benar-benar keluar dari pintu apartemen.
"Brak...", Momo menutup pintu, setelah Biexiu benar-benar keluar. ia melihat Hyuri yang sudah selesai memasukkan pakaiannya pada lemari.
"Hah, jangan dengarkan gombalan buaya satu itu.",
"Dia selalu bersikap seperti itu, pada setiap gadis yang di temuinya.", pesan Momo, sembari berjalan menghampiri Hyuri. gadis itu hanya tersenyum tipis mendengar penuturan sahabatnya. ia sama sekali tidak tertarik untuk menjalin hubungan dengan pria manapun saat ini. hatinya, sudah lama mati, bahkan kejadian dua tahun lewat telah membuatnya, ragu pada sebuah ikatan pernikahan.
"Ini sudah malam, ayo tidur!.", ajak Hyuri. Momo mengangguk setuju. mereka segera bergantian ke kamar mandi, untuk mencuci wajah, tangan dan kaki serta menggosok gigi. oh, jangan lupakan piyama. ya, tidur paling nyaman adalah menggunakan piyama.
"Aku sudah putuskan. aku akan segera bekerja besok.", ujar Hyuri, saat mereka sudah berbaring bersama di ranjang. kedua sahabat karib itu, menatap langit-langit kamar.
"Tidak perlu terburu-buru. kau, bisa istirahat dulu besok.", ucap Momo.
"Tidak. bekerja akan membuatku tidak memiliki banyak waktu untuk melamun.",
"Bukankah, kau juga ingin aku, berhenti menangis?. aku rasa, ini adalah caranya.", ucapnya.
"Baiklah. apapun, yang membuatmu nyaman dan bahagia.", ucap Momo, sembari menoleh ke arah Hyuri. gadis itu tersenyum tulus. ia bersyukur memiliki sahabat yang begitu peduli padanya.
"Terimakasih.", ujarnya. Momo mengangguk.
Pada akhirnya, mereka pun tertidur dengan memeluk bantal guling masing-masing.
Pagi menampakkan dirinya di sertai sorot hangat sinar sang Surya. Hyuri sudah sibuk di dapur, ia menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua.
Ya, Momo memberinya tempat tinggal gratis. jadi, ia juga melakukan apapun yang ia bisa untuk sahabatnya. tidak enak rasanya, bila hanya berpangku tangan menerima semua kebaikannya, tanpa melakukan apapun.
Momo terbangun dari tidurnya, karena mencium aroma masakan yang membuat perutnya memanggil untuk di isi. ia keluar kamar dan melihat Hyuri baru saja menyelesaikan masakannya, dan meletakkan di meja.
"Selamat pagi?!. kau sudah bangun?.", sapanya, melihat gadis itu berjalan mendekat dan duduk di kursi.
"Pagi.", balasnya.
"Kau yang memasak ini semua?.", tanyanya, tidak percaya. Hyuri mengangguk.
"Kau bisa memasak?.", tanya Momo, tidak percaya. Hyuri menghela nafas. dan mengambil tempat duduk.
"Tentu saja. kau pikir, bagaimana aku selama ini hidup, kalau tidak bisa memasak?!.", ujarnya. ia mengambilkan piring dan sendok untuk Momo, setelahnya. gadis itu mengambil nasi dan beberapa lauk. Hyuri, menuangkan jus dan air putih.
"Dulu, aku harus mengatur keuangan agar cukup untuk membayar kontrakan, uang makan selama sebulan dan menyisihkan uang untuk di kirim ke ayah. ya, meskipun ayah tidak meminta.", ceritanya.
"Apa gaji dari cafe ku, sangat kecil?.", tanya Momo, nada bicaranya terdengar merasa bersalah.
"Ah, tentu tidak. gaji segitu, sangat besar untuk penyanyi cafe.", sahutnya.
"Hanya saja, kau tau kan?!. ayahku butuh obat setiap hari, untuk menghilangkan rasa sakit di kakinya. jadi, sebagai anak, aku tidak mungkin membiarkan ayahku menanggung biaya pengobatan sendiri. apalagi, paman. mereka sudah terlalu banyak membantu kami.", ucapnya. Momo mengangguk, Sembari memasukkan suapan pertama ke mulutnya.
"Aku mengerti.",
"Apapun, itu. itu adalah masa lalu. jadikan itu sebagai kenangan manis, dan sebuah pelajaran, oke?!.",
"Sekarang, kau hanya perlu melangkah ke depan.", ucap Momo, Hyuri mengangguk setuju.
...----------------...