NovelToon NovelToon
GURU CANTIK UNTUK TUAN MUDA

GURU CANTIK UNTUK TUAN MUDA

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati / Tamat
Popularitas:4M
Nilai: 4.8
Nama Author: poppy susan

Akila Citra Kirana seorang Guru cantik Sekolah Dasar terpaksa harus menikah dengan seorang Pengusaha muda yang tampan namun sangat angkuh dan kejam.

Raffael Abraham seorang Pengusaha muda yang mempunyai prinsip tidak ingin menikah setelah calon istrinya meninggal akibat kecelakaan.

Akankah kehidupan Akila bahagia ataukah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal Penderitaan

📚

📚

📚

📚

📚

Tanpa mengajak Aqila, Raffa pun langsung meninggalkan Aqila dan Eyang menuju kamarnya.

"Maafkan cucu Eyang ya Nak, mungkin saat ini Raffa belum mencintai kamu tapi Eyang yakin lama-kelamaan Raffa pasti akan mencintai kamu juga," seru Eyang Puteri.

"Iya Eyang."

"Kamu pasti belum sarapan, yuk kita sarapan dulu," ajak Eyang.

"Tapi Eyang, Mas Raffa---"

"Biarkan saja nanti juga kalau dia merasa lapar akan turun lagi kesini."

Aqila pun dan Eyang menuju meja makan untuk sarapan, disana sudah sudah tertata rapi berbagai menu sarapan untuk keluarga sultan. Ada nasi goreng, roti panggang, sereal, salad buah, dan masih banyak lagi tinggal pilih saja sesuai selera.

Aqila dan Eyang sarapan sembari bercerita bahkan sesekali Eyang tampak tertawa mendengar cerita Aqila. Tidak lama kemudian mereka pun selesai sarapan tapi Raffa tidak juga kunjung turun.

"Eyang, Mas Raffa biasanya sarapan apa? biar Aqila bawakan ke kamarnya saja takutnya Mas Raffa merasa kelelahan," seru Aqila.

"Kamu bawakan sereal saja, Raffa biasa sarapan sereal."

"Ya sudah, Aqila keatas dulu ya Eyang."

Eyang Puteri menganggukan kepalanya sementara Aqila mulai melangkahkan kakinya menuju kamar Raffa.

"Mas, sarapan dulu aku bawakan sereal buat Mas," ucap Aqila lembut.

Ternyata Raffa sedang berada dimeja kerjanya yang ada didalam kamarnya, Raffa tampak serius memandangi laptopnya.

"Simpan saja di meja, nanti aku makan," sahut Raffa dengan dinginnya.

Aqila pun menyimpan sarapan Raffa diatas meja, karena merasa canggung Aqila pun mencoba melihat-lihat isi kamar Raffa yang tampak mewah dan menly itu.

Sudut mata Aqila melihat keatas nakas yang berada disamping tempat tidur disana ada sebuah foto seorang wanita, perlahan Aqila mengambilnya berniat ingin melihatnya lebih dekat karena Aqila tahu itu pasti fotonya Claudia.

Raffa yang baru saja selesai dengan pekerjaannya melihat kearah Aqila yang sedang memegang foto Claudia, tiba-tiba darahnya mendidih dengan cepat Raffa menghampiri Aqila dan merebut foto itu sehingga membuat Aqila terkejut.

"Jangan pernah menyentuh barang-barang milikku," bentak Raffa.

"Ma--maaf Mas, barusan aku cuma ingin melihat foto itu," sahut Aqila dengan menundukan kepalanya.

"Sekali lagi kamu berani menyentuh barang-barangku, aku tidak akan segan-segan mematahkan tanganmu itu," bentak Raffa dengan mata yang terlihat merah menahan amarah.

"Maaf Mas."

Aqila tidak bisa menahan airmatanya, airmata itu sekarang sudah membasahi pipi Aqila.

"Jangan menangis, aku tidak akan mempan dengan tangisanmu," sentak Raffa.

Aqila semakin sakit dan airmatanya pun semakin deras. Raffa menyimpan foto Claudia itu ketempatnya, dengan sangat emosi Raffa keuar dari kamarnya meninggalkan Aqila yang sedang menangis tersedu-sedu.

Entah mau kemana Raffa, yang jelas Raffa tidak jadi menyentuh sarapan yang Aqila bawakan. Kaki Aqila lemas dan akhirnya Aqila terduduk dilantai dengan memegang dadanya yang terasa sangat sakit.

Dengan cepat Raffa pergi mengendarai mobilnya, tujuannya dia ingin pergi ke Kantornya untuk menenangkan dirinya sejenak.

"Selamat pagi Tuan," sapa Rei.

"Jangan ganggu saya, anggap saja saya masih cuti dan satu lagi tolong pesankan saya sarapan," seru Raffa.

"Baik Tuan."

Rei segera melaksanakan perintah Bosnya itu, sementara Raffa memilih untuk merebahkan tubuhnya diatas sofa yang ada di ruangannya.

Raffa mencoba memejamkan matanya, namun sosok Aqila tiba-tiba muncul di pikiran Raffa. Aqila yang sedang menangis sangat mengganggu pikiran Raffa.

"Aaaarrrrgggghhhh....." teriak Raffa.

Tok..tok..tok..

"Masuk.."

"Tuan, ini sarapan yang Tuan minta."

"Ok, kamu simpan dimeja."

"Kalau begitu saya permisi dulu Tuan, kalau ada apa-apa panggil saja saya," seru Rei.

"Hmmm..."

***

Sementara itu di kamar Raffa, Aqila masih saja menangis tersedu-sedu sampai Aqila tertidur dilantai saking capenya dari tadi nangis terus.

Waktupun berjalan dengan cepat, waktu sudah menunjukan pukul 11.00 siang ternyata Aqila ketiduran dilantai lumayan lama, Aqila langsung menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

"Ya ampun mata aku bengkak, bagaimana nanti kalau Eyang tanya," gumam Aqila yang saat ini sedang melihat dirinya dipantulan cermin.

Sedangkan Raffa memutuskan untuk pulang kerumahnya, tapi saat dijalan Raffa baru ingt sesuatu kalau dia sudah lama tidak nyekar kemakam Claudia.

Raffa mampir dulu ke toko bunga dan membeli bunga mawar putih kesukaan Claudia. Setelah membeli seikat bunga mawar putih, Raffa langsung meluncur ke kawasan pemakaman tempat Claudia dimakamkan.

Sesampainya disana, Raffa mengerutkan keningnya karena dari kejauhan terlihat seorang wanita sedang berada di makam Claudia.

"Siapa wanita itu?" gumam Raffa.

Perlahan Raffa mendekatinya....

"Siapa kamu?" tanya Raffa.

Wanita itu berdiri dan membalikkan tubuhnya, dibukanya kaca mata hitam yang menempel indah di matanya itu. Dan betapa terkejutnya Raffa saat melihat wanita itu, bunga yang dia pegangpun sampai terjatuh, tangannya begitu bergetar hebat.

"Cla--Claudia...." ucap Raffa terbata.

Wanita itu tampak mengerutkan keningnya, dan tanpa ragu-ragu lagi Raffa langsung memeluk wanita itu.

"Claudia, aku sangat merindukanmu Sayang."

Wanita itu berontak dan melepaskan diri dari pelukkan Raffa.

"Maaf Mas, aku bukan Claudia," sahut wanita itu.

"Ga mungkin, wajah kamu mirip banget dengan Claudia kamu jangan membohongiku Sayang." seru Raffa dengan memegang pipi wanita itu.

"Begini saja Mas, bagaimana kalau kita cari tempat untuk mengobrol aku akan menjelaskan semuanya kepada Mas," sahut wanita itu.

"Baiklah, didekat sini ada sebuah caffe kita kesana saja."

Wanita itupun mengikuti Raffa dan masuk kedalam mobil Raffa karena dia datang ke pemakaman menggunakan taxi. Tidak ada perbincangan diantara keduanya mereka tampak melamun dengan pemikiran masing-masing.

Tidak lama kemudian, mobil Raffa pun sampai di sebuah caffe. Mereka berdua masuk dan memesan sebuah minuman.

"Maaf, pasti Mas ini Raffael kan calon suami Claudia dulu?" tanya wanita itu.

Raffa tampak bingung dan hanya menatap wanita itu dengan penuh kerinduan.

"Pasti Mas bingung kan, kenapa wajah aku mirip banget dengan Claudia? kenalkan nama aku Clarissa saudara kembarnya Claudia," wanita itu mengulurkan tangannya kearah Raffa.

Dengan ragu-ragu Raffa menjabat uluran tangan Clarissa.

"Tapi dulu Claudia tidak pernah cerita kalau dia mempunyai saudara kembar?" tanya Raffa.

"Orang tua kita sudah bercerai, Claudia ikut dengan Mama sementara aku ikut dengan Papa, selama ini aku tinggal di Jogja. Satu bulan yang lalu Papa aku meninggal dan aku memutuskan untuk tinggal bersama Mama disini, mungkin dulu Claudia belum siap menceritakan tentang keberadaanku," sahut Clarissa.

"Oh begitu, maaf ya tadi aku memelukmu karena aku sangat merindukan Claudia jadi aku pikir kamu Claudia," ucap Raffa.

"Tidak apa-apa Mas, aku ngerti kok."

Mereka berduapun akhirnya mengobrol dan bercerita satu sama lain, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pergi dari caffe itu.

"Oh iya kamu mau pulang?" tanya Raffa.

"Iya Mas."

"Ya sudah, biar aku antarkan kamu pulang."

"Tidak usah Mas, biar aku naik taxi saja."

"Tidak apa-apa, sekalian aku juga ingin bertemu dengan Mama Mirna soalnya sudah lama aku tidak berkunjung ke rumah."

"Baiklah kalau begitu, maaf ya Mas sudah merepotkan."

Raffa tersenyum manis kearah Clarissa, baru kali ini Raffa menunjukkan senyumannya. Tidak lama kemudian mobil Raffa sampai di sebuah rumah sederhana.

Raffa jadi ingat, dulu rumah ini adalah rumah persinggahannya seusai melepas rasa penat dengan banyaknya pekerjaan. Raffa sangat merindukan sosok Claudia yang begitu penyayang dan lembut.

"Mari masuk Mas."

"Ah iya."

"Ma...Mama...sini Ma, coba lihat siapa yang datang," teriak Clarissa.

"Ada apa sih Rissa teriak-teriak," ucap Mama Mirna.

"Lihat nih, Rissa bawa siapa?"

"Astaga..Nak Raffa," ucap Mama Mirna dengan menutup mulutnya.

"Apakabar Mama Mirna?"

Mama Mirna langsung memeluk mantan calon menantunya itu dengan deraian airmata.

"Maafkan Raffa Ma, baru bisa mampir lagi kesini, Raffa sibuk banget Ma sampai-sampai tidak ada waktu untuk sekedar mampir kesini," sahut Raffa.

"Tidak apa-apa Nak, Mama mengerti, ayo mari silakan duduk, sebentar ya Mama ambilkan dulu minuman buat kamu."

Raffa pun duduk dan melihat-lihat suasana didalam rumah yang ternyata masih seperti dulu tidak ada yang berubah.

"Ayo Nak diminum dulu."

"Terima kasih Ma."

Raffa menyesap minuman yang Mama Mirna bawakan, tiba-tiba Clarissa keluar dari kamar Claudia dengan memakai baju Claudia membuat Raffa tersedak dengan minumannya.

"Ya ampun, Mas tidak apa-apa?" tanya Clarissa.

"Ah tidak apa-apa kok."

"Oh iya Nak, selamat ya atas pernikahannya semoga Nak Raffa bahagia dan bisa melepaskan dan mengikhlaskan kepergian Claudia," seru Mama Mirna.

"Sampai kapanpun, Claudia masih ada dihati Raffa Ma dan tak kan tergantikan oleh siapapun juga," sahut Raffa pelan.

"Apa? Nak Raffa ngomong apa barusan?" tanya Mama Mirna.

"Tidak apa-apa Ma, oh iya dulu Claudia tidak pernah cerita kalau punya saudara kembar?" seru Raffa.

"Maafkan Mama Nak, Mama yang melarang Claudia untuk tidak menceritakan semuanya sama kamu, Mama punya alasan tersendiri kenapa Mama tidak menceritakannya sama kamu, maafkan Mama ya Nak," sesal Mama Mirna.

"Iya, tidak apa-apa Ma, Raffa cuma kaget saja saat bertemu dengan Clarissa yang sangat mirip dengan Claudia," ucap Raffa yang meliht kearah Clarissa.

Clarissa yang ditatap oleh Raffa merasa salah tingkah dan malu.

"Nak Raffa, apa Mama boleh minta tolong sama Nak Raffa?" tanya Mama Mirna.

"Mama mau minta tolong apa?"

"Begini Nak, Clarissa ini kan sedang mencari pekerjaan, apa di Perusahaan Nak Raffa sedang membutuhkan Karyawan baru? jadi cleaning servispun boleh asal Clarissa bisa mendapatkan pekerjaan," seru Mama Mirna.

"Oh itu, boleh aku minta nomor ponsel kamu Rissa nanti aku hubungi kamu kalau ada lowongan untuk kamu," ucap Raffa.

"Boleh Mas."

Clarissa menuliskan nomor ponselnya kedalam ponsel Raffa.

"Kalau begitu Raffa permisi dulu Ma, Raffa masih ada keperluan."

"Oh iya, terima kasih ya Nak Raffa sudah mengantarkan Clarissa pulang."

"Iya sama-sama Ma, kalau begitu Raffa pamit dulu."

Raffa mencium punggung tangan Mama Mirna sebelum dia pergi dan melihat sekilas kearah Clarissa yang tampak mengembangkan senyumannya kearah Raffa. Raffapun meninggalkan rumah Mama Mirna.

***

Aqila menuruni anak tangga dan mencari keberadaan penghuni rumah.

"Bi Ria...." panggil Aqila.

"Iya Nyonya, ada yang bisa Bibi bantu?"

"Mas Raffa belum pulang ya? terus Eyang kemana?" tanya Aqila.

"Iya Nyonya, Mas Raffa belum pulang kalau Eyang Puteri sedang pergi ke perkebunannya," jawab Bibi Ria.

"Perkebunan? Eyang punya perkebunan apa?" tanya Aqila.

"Perkebunan teh ada didaerah Bandung, terus yang kalau disini itu perkebunana tembakau Nyonya."

"Benarkah?"

Bi Ria menganggukkan kepalanya...

"Oh iya, apa Nyonya mau makan siang sekarang?"

"Nanti saja Bi, mau nunggu Mas Raffa pulang."

Tidak lama kemudian, suara mobil Raffa memasuki halaman rumah. Aqila dengan cepat membuka pintu berniat menyambut suaminya.

"Mas, darimana saja? tadi pergi tidak sarapan dulu, sekarang Mas mandi dulu ya kita makan siang bersama-sama," seru Aqila dengan lembutnya.

"Berisik banget sih kamu, lain kali jangan tunggu aku kalau mau makan, makan saja," bentak Raffa.

Raffa segera melangkahkan kakinya menuju kamarnya, Aqila lagi-lagi meneteskan air matanya sedangkan Bi Ria merasa sangat terkejut tega-teganya Raffa membentak Aqila.

"Nyonya tidak apa-apa?" seru Bi Ria.

"Ah tidak apa-apa Bi, kalau begitu Bibi siapkan saja makan siangnya aku mau nyusul Mas Raffa dulu dan menyiapkan pakaian untuknya," sahut Aqila.

"Baik Nyonya."

***

Disisi lain.....

Mama Mirna sedang berbincang dengan Clarissa di rumahnya.

"Hebat banget kamu Rissa bisa cepat bertemu dengan Raffa," seru Mama Mirna.

"Iya Ma, Rissa juga ga tahu ini namanya pucuk dicinta ulampun tiba," sahut Clarissa dengan antusiasnya.

"Kamu harus bisa mendapatkan hati Raffa,Rissa."

"Tapi kan Ma, katanya Mas Raffa sudah menikah."

"Rissa Sayang, kamu tahu ga kalau Raffa itu sangat mencintai Claudia saudara kembarmu bahkan dia sampai saat ini masih belum bisa move on dari Claudia dan Mama yakin, kalau Raffa tidak mencintai istrinya."

"Kok Mama bisa tahu?" tanya Clarissa.

"Karena yang Mama dengar, Raffa menikah dengan wanita itu atas kemauan Eyangnya jadi kamu punya kesempatan besar untuk bisa mendapatkan Raffa, secara wajah kamu sangat mirip dengan Claudia bahkan dari tadi juga Raffa sampai tidak berkedip melihat kamu."

"Iya Ma, Rissa jatuh cinta pada pandangan pertama, Mas Raffa ternyata sangat tampan mana tajir pula."

"Raffa itu sangat royal sama Claudia, tapi emang dasar Kakakmu saja yang bodoh selalu menolak pemberian Raffa, dulu saat Raffa pacaran sama Claudia, Mama itu tidak pernah kesusahan uang karena Raffa selalu memgirim uang bulanan untuk Mama, tapi setelah Claudia meninggal, Raffa tidak pernah mengirim uang lagi hidup Mama sangat susah, bahkan biaya kuliah kamu pun itu semua uang pemberian dari Raffa," jelas Mama Mirna.

"Wah ternyata Mas Raffa kaya banget ya."

"Bukan kaya lagi Rissa, Raffa itu seorang cucu konglomerat dan pewaris tunggal kekayaan keluarga Abraham, kamu harus bisa mendapatkan Raffa supaya hidup kita enak dan terjamin," seru Mama Mirna dengan senyuman liciknya.

"Baiklah Ma."

Kedua wanita itu tampak tertawa bersama, Claudia dan Clarissa memang saudara kembar tapi watak dan kepribadiannya sangat berbeda. Claudia mempunyai sifat lemah lembut dan ceria seperti Aqila sedangkan Clarissa bisa dibilang wanita yang liar dan pergaulannya sangat bebas.

📚

📚

📚

📚

📚

Jangan lupa

like

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU😘😘😘

1
kalea rizuky
anak jalang di sayang jangan ampe sifatnya kayak emaknya
kalea rizuky
males bgt nanti anak jalang berlagak
kalea rizuky
maless klo. balikan ma cwok bodoh
kalea rizuky
jangan balikan mending cerai males bgt dapet bekas si jalang clarisa
rere
Luar biasa
Rosikh Nurhayati
kunaon cenah jang raffa teh ??cageur
Rosikh Nurhayati
santai aja aqilla cuekin laki2 ky gitu
Ratmi Asly
nyessssss..banget sih. Blm jg ada bahagia2 nya...sdh hancur.
sabar Aqila...ada saatnya nannti ketika semua terbongkar maka Rafa yg akan berbalim mengejarmu ....😭😭😭
Ratmi Asly
ternyata eh...ternyata mereka bermuka dua....😔😔😔
Ratmi Asly
perjuangan Aqila baru di mulai....sabar Aqila...klau sdh tdk sbar lg .. lepas, pergi dan tinggalkan....😭😭😭
Tisya Varisha
cerita nya lumayan bagus
Sairah Romi
rasain tu. klw kya sya ma ogah mau lagi sm cwo kya gitu. cinta ny kya ap jg. tpi sakit ny bukain main
Lilik Purwantini
jangan menyesal kamu raffa kalau ditingggal aqila
Lilik Purwantini
sabar dulu ya qila menghadapi orang yang tidak punya hati
Lilik Purwantini
dasar raffa bucin baru tahu rasa kamu
Ria dardiri
menarikk
Ria dardiri
klao sdh tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga🎶🎶🎼
meilanyokey
bagus
Hanum Mustika Biantari
aku lebih suka visual..Muhammad Fathir Thor...adem ayemmm..😁
Yani Agustina
visual raffa kurang greget...katanya sifatnya dingin dan kejam,tp wajahnya imut begitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!