NovelToon NovelToon
Perjuangan Dalam Pernikahan Dini

Perjuangan Dalam Pernikahan Dini

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author:

Mentari Senja, gadis desa yang berusia 18 tahun. Anak terakhit dari pasangan Jaka dan Santi. Dia merupakan salah satu gadis yang menjadi primadona di desanya. Dia mempunyai keluarga yang sederhana dan ayah yang sangat disayanginya. Mentari adalah sosok gadis yang lembut, cantik dan pendiam serta sangat menuruti permintaan sang ayah. Namun siapa sangka Mentari tiba-tiba saja dijodohkan oleh sang ayah dengan sosok lelaki yang dia tidak kenal sama sekali. Dia terpaksa harus menerima perjodohan itu demi kesembuhan sang ayah. Mengubur semua cita-citanya selama ini dan harapannya untuk melanjutkan pendidikan. Hidup dengan seorang laki-laki yang berstatus sebagai suaminya, tapi tidak pernah dianggap dan dicintai.

Chapter 11

Willie kembali ke kamar setelah berbicara dengan papanya. Ia melihat Mentari yang sudah tertidur di sofa tanpa bantal dan selimut.

Dia memperhatikan Mentari dari jauh, melihat gadis itu yang seperti sedikit kedinginan. Willie mengambil selimut dan bantal, ia mendekati Mentari perlahan-lahan.

Memberikan bantal pada Mentari dengan pelan-pelan takut kalau gadis itu sampai terbangun, kemudian menyelimutin tubuh Mentari.

“Maafin gua yang sudah nyakiti lu, tapi gua akan buat lu menyerah dengan pernikahan ini” gumam Willie menatap Mentari.

Willie langsung saja pergi masuk ke dalam kamar mandi, sebelum ikut tidur.

Mentari membuka matanya, sebenarnya saat Willie mengangkat kepalanya untuk memberikan bantal Mentari sudah terbangun. Tapi ia pura-pura tidur agar Willie tidak merasa malu dan marah pada dirinya.

“Makasih kak! Tapi aku akan berusaha untuk mempertahankan pernikahan ini dan tidak menyerah” gumam Mentari, ia kembali tidur kembali.

.

Keesokan pagi nya Mentari membangunkan Willie untuk siap-siap berangkat ke kampus.

“Kak bangun.”

“Udah jam 6 kak,, kak Willie nggak ngampus pagi ini?” Mentari menepuk lengan Willie lembut.

Willie mengeliat, ia membuka mata dan menatap Mentari dalam.

“Jam berapa?” tanya Willie dengan suara serak bangun tidurnya.

“Jam 6 kak,, kak Willie mandi habis itu shalat ya” ucap Mentari lembut.

“Nanti aku akan siapkan baju kakak untuk ke kampus.”

Willie yang masih mengumpulkan nyawa sedikit terkejut dengan sikap manis dan perhatian Mentari. Namun ia merasa bodo amat dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

Benar saja,, setelah ia selesai shalat sebuah kemeja, baju kaos putih dan celana levis sudah terletak di atas kasur dengan rapi dan wangi. Willie hanya sedikit tersenyum, tapi ia tidak menemukan keberadaan gadis itu di dalam kamar.

.

Sedangkan Mentari yang saat ini tengah berada di dapur membuat sarapan untuk suami dan kedua mertuanya.

Sebenarnya tadi Bik Asih sudah melarang gadis itu, tapi Mentari tetap bersikeras membuatkan sarapan untuk keluarga suaminya. Serta mulai hari ini untuk sarapan Mentari akan membuatkan nya setiap hari.

Mentari dengan telaten memasak nasi goreng dan menyiapkan roti panggang.

“Udah semua, tinggal minta tolong aja sama bibi untuk menyiapkan nya di meja makan” gumam Mentari sambil tersenyum manis.

Kemudian Mentari kembali ke kamar untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah.

Ketika masuk ke dalam kamar, Mentari melihat Willie yang sudah rapi dengan baju yang ia siapkan. Mentari melewati cowok itu begitu saja dan masuk ke dalam ruangan ganti baju.

Tidak memperdulikan sikap Mentari yang seperti mengacuhkan dirinya Willie langsung saja keluar dari kamar.

“Pagi ma,, pa” sapa Willie pada mama dan papanya.

“Wuihh tumben bik Asih buat nasi goreng,, tau banget kalau aku lagi pengen makan ini” ucap Willie dengan mata yang berbinar.

“Maaf den, tapi ini semua non Tari yang buatnya” ucap Bik Asih.

Willie langsung saja terdiam, pantesan tadi ia tidak melihat gadis itu di kamar. Ternyata pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

“Tari memang gadis yang rajin dan baik,, mau berangkat sekolah aja masih sempat-sempatnya buatin sarapan untuk kita” puji Inggrit.

Tak lama kemudian Mentari turun dengan pakaian yang sudah rapi dan memengang sebuah buku pelajaran di tangannya.

“Pagi ma,, pa” sapa Tari pada mertua dia.

“Pagi sayang, yuk kita sarapan. Kamu repot-repot segala nyiapin ini semua” ucap Inggrit sambil tersenyum.

“Nggak papa ma, udah jadi tugas tari sekarang sebagai seorang istri dan menantu di rumah ini.”

Willie yang lagi minum air putih langsung saja menyeburkannya dan menatap tajam ke arah Mentari.

“Kakak nggak papa?” tanya Mentari lembut.

“Kesambet apa lo? Mau cari perhatian mama dan papa” ucap Willie.

“Kenapa kak? Kan memang benar sekarang kakak sudah menjadi suami aku, mama dan papa juga sudah menjadi orang tua aku” jelas Mentari tersenyum manis.

“Banyak alasan lu” ucap Willie emosi.

“Will,, kamu nggak boleh bicara seperti itu sama Mentari! Apa yang dibilang sama Mentari tidak ada yang salah” ujar Inggrit.

Kini mereka langsung sarapan dan setelah selesai Willie dan Mentari berangkat ke sekolah,, Inggrit dan Tomi pergi ke kantor.

Mentari yang berjalan keluar gerbang rumah Willie,, tiba-tiba saja di kejutkan dengan suara klason mobil seseorang.

“Masuk lu!” ucap Willie dingin.

Mentari tidak menjawab,, ia berdiri menatap kearah Willie. Apa ia tidak salah kalau cowok itu menyuruh dirinya masuk ke dalam mobil dan akan mengantar dirinya ke sekolah.

“Budeg lu ya,, cepetan masuk!” bentak Willie.

Tidak ingin membuat cowok itu marah-marah dan berkata kasar pada dirinya, Mentari langsung saja masuk ke dalam mobil Willie.

Tidak ingin Mentari pergi ke sekolah di antar oleh Gibran lagi, mau tidak mau Willie terpaksa memberikan tumpangan kepada Mentari. Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah Mentari tidak ada percakapan di antara mereka berdua, mereka saling diam saja.

“Turun lo!” perintah Willie saat mereka berada tidak terlalu jauh dari gerbang sekolah.

“Disini kak?”

“Ya!”

“Baik kak” Mentari menyodorkan tangannya untuk salaman dengan Willie.

“Ngapain lu!”

“Salam” ucap Mentari polos.

“Udah keluar aja lah lu, pake acara salaman segala” ucap Willie ketus.

Tanpa menunggu jawaban Willie,, Mentari langsung saja meraih tangan Willie dan menciumnya lalu keluar dari mobil.

Willie menatap tangannya yang habis di cium oleh Mentari,, lalu ia langsung melajukan mobilnya.

Melihat mobil Willie yang sudah melaju dan menjauh, Mentari langsung saja tersenyum mengingat wajah Willie yang terdiam saat dia mencium tangan cowok itu.

“Aku akan membuat kakak ingat dengan aku” gumam Mentari,, ia langsung berjalan menuju ke sekolah.

Saat hampir sampai di gerbang,, Mentari mendengar suara mobil yang berhenti tepat di samping dirinya. Mentari langsung berhenti dan melirik kearah mobil itu..

“Bukannya ini mobil kak Gibran, tapi ngapain kak Gibran pagi-pagi udah disini aja” gumam Mentari.

“Tari ngapain jalan kaki?” tanya Gibran dari dalam mobil.

“Eh kak Gibran, Nggak papa kak.”

“Udah masuk, biar gue anterin lu sampai ke depan gedung” tawar Gibran.

“Eh nggak usah, kak. Lagian udah dekat kok!”

“Nggak apa-apa, naik aja! Lagian masih lumayan jauh” ujar Gibran.

“Benaran nggak usah kak,, Tari jalan aja” tolak Mentari karena merasa tidak enak.

“Okay…! tapi kalau lu telat sampai di sekolah, jangan salahin gua akan mendapat hukumannya. Karena sebentar lagi bel bunyi,, dan anak-anak osis akan mendisiplikan kalian semua” ucap Gibran.

“Jadi gimana masih nggak mau naik juga lu?” tanya Gibran.

“Ih kok gitu,, iya aku naik” Mentari langsung masuk ke dalam mobil dan Gibran langsung menancap gas mobil sportnya.

Untuk kedua kalinya Mentari seperti berangkat ke sekolah diantar oleh Gibran. Turun Mentari dari mobil Gibran menjadi sorotan para siswa SMA Cangkrawala. Merasa dirinya menjadi pusat perhatian Mentari tidak berani untuk mendongakkan kepalanya. Gadis itu menunduk saja merasa tidak nyaman dengan semua itu.

Bagaimana tidak, gadis itu turun dari mobil Gibran. Alumni sekolah ini dan merupakan mantan ketua osis yang terkenal. Bahkan sampai saat ini Gibran masih menjadi idola di sekolah itu.

Radit yang melihat Mentari keluar dari mobil Gibran terkejut. Ia tersenyum tipis, Radit merasa kalau Willie benar-benar mendapat saingan berat. Gibran terang-terangan mengejar Mentari.

Gibran juga ikut turun dari mobilnya, mengajak Mentari untuk menghampiri Radit dan juga Queen. Karena memang mereka juga baru sampai di sekolah.

“Kayaknya bakalan ada pertaruhan sengit nih antara sesama sahabat” sindir Radit pada Gibran.

“Lu kirain balapan,, kalah start!” ucap Gibran ketus.

“Hai semua” ucap Natasya dengan senyuman sok imutnya menyapa mereka.

“Eh ada lu disini Gib, ada keperluan apa lu pagi-pagi udah muncul aja disini?” tanya Natasya.

“Bukan urusan lu!” jawab Gibran ketus.

“Okay, okay! Tapi pasti kalian semua lagi nungguin gua kan?” ucap Natasya dengan percaya dirinya.

“Terharu gua tu.”

“Mau muntah gua dengar nya” celetuk Queen.

“Kerjaan gua masih banyak,, nggak ada waktu buat nungguin cewek kayak lu” ucap Queen ketus.

“Yuk tar kita ke kelas” Queen langsung saja menarik tangan Mentari.

“Makasih ya kak udah nganterin Mentari, suka deh gua sama cara lu” Queen mengoda Gibran.

“Ih lu kenapa sih Queen? Gue bilangin lu sama Willie ya” ucap Natasya merasa kesal.

Membuat Gibran menatap malas pada gadis itu,, ia langsung saja melangkah kan kaki menuju ke mobil tanpa berbicara pada Radit.

 “Tu lu lihat sendirikan Dit gimana sikap Gibran sama gua. Padahal gua ini pacar dari sahabat kalian loh” ucap Natasya memasang wajah cemberutnya.

“Nggak usah lebay deh lu…”

 “Gua masuk ke kelas, lo kalau mau tetap disini terserah” ucap Radit dengan tatapan malas ke arah Natasya.

“Ih Dit tungguin gua” ucap Natasya mengejar Radit.

Tapi sebelum masuk ke dalam kelas, gadis itu mengedibkan sebelah matanya pada salah satu cowok yang tengah duduk diatas motor bersama teman-temannya.

.

.

Willie mengepalkan tangannya dengan kuat, merasa kesal setelah melihat pesan yang dikirim oleh Radit.

“Kurang ajar! Padahal gua udah turunin ego untuk nganterin dia ke sekolah, kenapa bisa dia bareng sama si Gibran” umpat Willie.

“Awas lu ya Mentari, sepertinya gua harus ngasih peringatan lebih keras sama lu.” Sorotan mata Willie begitu tajam menatap ke depan.

.

Di kelas kini Mentari fokus mendengarkan guru fisika dalam menerangkan pelajaran. Dia mencatat semua materi yang penting agar tidak lupa. Sampai akhirnya jam istirahat pun berbunyi.

“Baik lah anak-anak semua, kita lanjutkan minggu depan pelajarannya.”

“Kalian jangan lupa menyiapkan bahan-bahan untuk kita praktik minggu depan.”

Kemudian guru tersebut langsung saja meninggalkan ruangan kelas.

Mentari langsung di gandeng oleh Queen menuju ke kantin. Karena kejadian tadi pagi ia yang turun dari mobil Gibran,, membuat gadis itu masih menjadi pusat perhatian dan sorotan utama para siswa.

Mentari merasa tidak nyaman dan canggung,, ia menundukkan kepala saja.

“Udah lu nggak usah kayak gitu. Biarin aja mereka semua ngeliatin lu kayak gimana” ucap Queen.

“Kita ke kantin,, gua mau isi energi dulu” lanjut Queen.

“Oke!”

“Lu duduk disini,, tunggu biar gua yang pesenin makanan” Queen langsung saja meninggalkan Mentari dan memesan makanan.

Setelah itu dia kembali dengan dua mangkuk bakso dan duduk disamping Mentari.

“Lu makin dekat ya sama kak Gibran gua lihat” ucap Queen dengan menggoda Mentari.

“Nggak kok Queen,, tadi aku nggak sengaja aja ketemu kak Gibran di dekat gerbang dan disuruh naik dalam mobilnya” jelas Mentari.

“Iya pun nggak papa kok,, gua malah seneng” ucap Queen santai sambil tersenyum pada Mentari.

“Gua kasih tau ya sama lu.”

“Kak Gibran, Kak Geral dan Kak Willie sama si Radit itu adalah empat cowok paling famous di SMA Cangkrawala ini dulu.”

“Ada sih satu lagi Kak Regal namanya,, tapi dia terkenal karena sering buat masalah”

“Kak Willie itu adalah cowok incaran satu sekolah,, walaupun dia udah punya pacar si natadecoco itu ya. Dan lu jangan sampai suka sama dia,, bakalan ribet urusannya nanti” jelas Queen.

“Kalau Kak Geral dia orang playboy banget,, semua adek kelas yang cantik-cantik pasti di dekatin tu sama dia.”

“Nah kalau si Radit, tu cowok kayaknya anti sama perempuan deh. Gua belum pernah lihat dia dekat sama siapapun.”

“Yang terakhir Kak Gibran, cowok nomor dua menjadi icaran di sekolah ini. Selain karena dia ganteng dan ketua osis dulu, kak Gibran itu orangnya pinter banget. Kalau lu suka sama dia gua setuju.”

“Sefamous itu ya mereka berempat” gumam Mentari.

“Bukan lagi mah Tar.”

“Yang jelas lu jangan sampai suka sama Kak Geral dan Kak Willie. Kalau si Radit nggak bakalan ngejar lu dia mah” ucap Quee pada Mentari.

Mentari hanya diam saja,, bagaimana bisa ia tidak akan suka dengan Willie yang statusnya adalah suami dari Mentari saat ini.

Ketika Queen menjelaskan mereka bertiga,, muncul lah Raditu di dalam kantin. Namun kali ini berbeda, karena tidak ada Natasya sebelah Radit.

Radit langsung duduk di meja yang sama dengan Queen dan juga Mentari.

Jam istirahat pun berlalu, begitu juga dengan jam pembelajaran untuk hari ini. Queen dan Mentari berjalan ke arah parkiran sekolah.

Disana mereka berdua terkejut saat melihat tiga cowok famous alumni sekolah ini berdiri di depan mobil mereka masing-masing.

“Ngapain tu mereka bertiga tiba-tiba muncul di sekolah? Kalau kak Willie mah udah pasti jemput si natadecoco itu. Kalau kak Gibran sama kak Geral…” Queen menatap ke arah Mentari.

“Apa? Nggak usah mikir yang aneh-aneh ya Queen” ujar Mentari.

Queen tersenyum, ia mengandeng tangan Mentari untuk menghampiri mereka bertiga.

Gibran dan Geral langsung menghampiri mereka berdua. Begitu juga dengan Willie yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Mentari.

Gibran yang melihat Willie berdiri di samping Mentari, merasa curiga dengan hubungan cowok itu dengan Mentari.

Pasalnya Mentari tinggal serumah dengan Willie. Mentari bilang kalau dia adalah ponakan dari salah satu asisten rumah Willie, tapi kenapa gadis itu juga sekolah di tempat yang sama dengan Willie.

SMA Cakrawalan ini adalah sekolah swasta yang paling malah di Jakarta. Serta yang sekolah disini semuanya adalah anak pengusaha dan pejabat. Walaupun bisa jadi Mentari sekolah disini karena papa Willie adalah donatur utama di SMA Cakrawala. Tapi sedikit aneh bagi Gibran.

“Kak Gibran kenapa lihatin Tari dan Kak Willie kayak gitu” ucap Queen.

“Cemburu ya” godan Queen sambil tertawa.

“Nggak, biasa aja” jawab Gibran.

Dengan santai nya Willie menarik sebuah coklat yang ada di tangan Mentari. Membuat mereka semua terkejut, termasuk dengan Mentari sendiri.

“Kak itu kan punya Mentari!” ucap Queen ketus.

“Udah lu diem aja lah dek.”

“Punya Mentari ya punya gua juga” lanjut Willie.

Membuat Queen terdiam,, ia seperti sedang mencerna kata-kata yang diucapkan oleh kakak sepupunya itu.

“Ha? kak Willie bilang apa tadi?” tanya Queen memastikan.

“Nggak ada,, salah denger lu” ucap Willie santai.

Mentari menatap ke arah Willie dengan tatapan bingung. Begitu juga dengan Gibran yang semakin menatap Willie dengan serius.

“Ingat ya sama ucapan gua,, jangan sampai ada yang tahu tentang hubungan kita. Dan juga lu jangan dekat-dekat sama Gibran atau pun Geral!” jelas Willie dengan menekankan nada bicaranya.

“Iya kak,, aku juga nggak mau kok kalau semuanya kebongkar” ucap Mentari.

“Apa yang kebongkar?”

Bersambung…

1
Kyo Miyamizu
Wuih, plot twistnya dapet banget sampe gak tau mau bilang apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!