Setelah kakak ku tiada, aku dipaksa menikah dengan kakak iparku, karena aku tidak cinta dan membencinya, aku menyia-nyiakan dia, hingga suatu hari tanpa aku tau dia masuk kerumah sakit, dan dokter memberi vonis kalau dia sudah meninggal, aku menangis, karena menyesal, aku ingin diberikan kesempatan untuk memperbaikinya, akankah keajaiban datang ?
ingin tau baca novel SUAMI YANG DISIA-SIAKAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Akan Bertemu Raihan
Adrian membersihkan darah disudut bibir Nadira, dan mengompres memar dipipi yang bergambar jari.
Dengan sabar, lembut, penuh hati-hati dan begitu telaten Adrian memberikan obat disudut bibir Nadira.
Tanpa sengaja Adrian menekan luka disudut bibir Nadira hingga membuat Nadira terkejut kesakitan dan menepis kasar tangan Adrian.
"Maaf, maaf, tidak sengaja." Adrian meminta maaf karena dia benar-benar tidak sengaja.
Tapi Nadira sudah terlanjur memarahinya, dia sama sekali tidak berterimakasih atas perlakuan Adrian yang peduli dan perhatian padanya.
"Kamu ikhlas gak sih, kalau tidak, biarkan aja, sini biar aku sendiri aja." Nadira merebut kain kasa ditangan Adrian dan menatap tajam pada Adrian.
"Aku minta maaf sekali lagi, aku benar-benar gak sengaja." Adrian masih dengan sabar dan suara lembut meminta maaf.
Nadira tidak menjawab, dia mengompres wajahnya sendiri, namun dia sendiri juga merasa perih.
"Auw," Nadira kesakitan saat tangan sendiri menekan sedikit keras.
"Kenapa, pelan-pelan, sini biar aku aja." Adrian mengambil alih kain kasa dari Nadira.
Kali ini Adrian melakukannya lebih pelan dan sangat hati-hati agar Nadira tidak kesakitan.
Setelah itu Adrian memoles obat memar di pipi Nadira, Nadira sedikit meringis, namun kali ini dia tidak mengomel.
Disaat Adrian memoles obat, terdengar perut Nadira berbunyi, sepertinya cacing didalam perut meminta jatahnya.
"Kamu lapar, kamu belum makan ?" tanya Adrian setelah mendengar bunyi perut Nadira yang meronta meminta makanan.
Nadira tidak bergeming, sepertinya gadis itu malu karena dan mengutuk perutnya yang berbunyi tidak tau tempat.
"Jangan sering mengabaikan makan, nanti kena lambung." Ujar Adrian, lelaki itu selalu ingin melakukan yang terbaik dan memberi perhatian penuh walaupun ia tau perhatiannya tidak berarti bagi gadis didepannya ini.
"Tunggu sebentar, aku buatkan roti dan susu, untuk mu." Adrian langsung beranjak, Samapi didapur dia langsung membuat roti bakar dan juga susu untuk Nadira.
Adrian tidak pernah keberatan melakukannya, ini dia lakukan dengan ikhlas, seperti janjinya pada almarhumah Nadia, tidak dipungkiri, Adrian juga mulai merasakan sesuatu dihatinya untuk Nadira, Nadia gadis cantik, dan wajahnya tidak jauh berbeda dari Nadia kakaknya, biarpun begitu, Adrian tetap mencintai Nadia, karena Nadia cinta pertamanya.
"Maaf sayang, sepertinya ada yang tumbuh dihati ku untuk Nadira, tapi kamu jangan takut, jika aku jatuh cinta pada Nadira, itu tidak akan mengurangi cinta ku ke kamu, kamu tetap cinta pertama ku dan terakhir."
Sedangkan Nadira, dia melamun sendiri, dia teringat dengan perkataan Helen dan Anggi, yang mengatakan Adrian lelaki baik dan perhatian, pasti lebih baik cewek yang ingin dekat dan ingin menjadi istri Adrian.
semua itu terbukti, Adrian selalu memberi perhatian padanya, bahkan lelaki itu begitu sabar, tidak ada kata kasar yang keluar dari mulut lelaki itu.
Kondisinya sudah seperti ini, bahkan Adrian tidak mengomelinya, Adrian membantunya dan mengompres lukanya dengan lembut.
Nadira memegang dadanya, jantungnya berdegup, mungkinkah dia mulai menyukai Adrian.
"Tidak, aku tidak boleh terpesona, aku tidak boleh jatuh cinta padanya, sial, kenapa dengan diriku, kenapa memikirkannya." Nadira sekuatnya menepis apa yang dia rasakan pada Adrian.
"Roti dan susu sudah siap, ayo makan, jangan menahan lapar, itu tidak baik untuk lambung." Ujar Adrian meletakkan sepiring roti dan segelas susu untuk Nadira.
Nadira tidak berkata apapun, dia langsung menikmati roti buatan Adrian.
"Dikhianati, tidak harus merusak diri sendiri dengan minum alkohol, tempat seperti itu tidak baik untuk gadis seperti mu, banyak orang yang dikhianati, tapi mereka lebih mendekatkan diri kepada Allah, bukan dengan cara yang bisa merusak diri sendiri." Bukan maksud menceramahi, tapi Adrian hanya ingin mengingatkan.
Nadira berhenti mengunyah, dia meletakkan kembali sisa roti di piring, dia menatap Adrian tajam.
"Kamu tau aku dan Raihan, kamu menyelidiki ku ? lancang, aku mau apa itu bukan urusan kamu. Aku ingin kita akhiri, aku ingin kita cerai." Nadira bangkit, ia langsung meninggalkan ruangan itu dan masuk kekamar.
Adrian, menghembuskan nafas kasar, dia tidak salah bicara, mengingatkan demi kebaikan Nadira itu wajib dia lakukan.
Nadira berbaring ditempat tidur masih dengan pakaian yang tadi, sepatu juga tidak dia lepas.
Adrian juga masuk kedalam kamar, dia berbicara lagi, karena tidak mau Nadira marah dan kesal, dia tau emosi Nadira sekarang tidak stabil.
Adrian meluruskan baringan Nadira dan juga melepas sepatu yang Nadira pakai, lelaki itu begitu menjaga gadis yang sekarang menjadi tanggung jawabnya.
Setelah itu ia juga berbaring disebelah Nadira, seperti biasa guling masih menjadi benteng untuk kedua suami istri itu.
***
Hari-hari berlalu, Hubungan Nadira dan Adrian masih sama, Adrian setiap pagi dan siang selalu menyiapkan makanan untuk Nadira.
Adrian tidak memasak untuk makan malam karena Nadira setiap malam masih tetap pergi ketempat hiburan.
Dua bulan sudah usia pernikahan keduanya, tidak ada yang berubah Adrian dan Nadira masih seperti kemarin-kemarin, hanya yang berbeda keduanya sudah saling punya rasa, namun rasa itu masih terpendam dihati keduanya.
Adrian masih menunggu Nadira berubah dan menerimanya, sedangkan Nadira, ia masih tetap mempertahankan egonya.
Nadira sudah terbiasa setiap bangun pagi, Adrian sudah menyiapkan sarapan untuknya, Nadira hanya tinggal menikmati, ia juga tidak perlu khawatir soal uang, karena Adrian sudah memberinya kartu tanpa batas.
Setiap Nadira ketempat hiburan, Adrian selalu menghabiskan waktu diruang kerjanya, seperti saat ini, Adrian selalu menulis semua yang terjadi dalam kehidupan rumah tangganya di buku diari.
Bukan hanya tentang dia dan Nadira saja yang dia tuangkan dibuku itu, dia juga menulis rasa sakit tentang penyakit yang dideritanya.
Adrian tidak pernah bosan dan lelah menghadapi sikap Nadira yang cuek dan menyia-nyiakan kebaikannya.
Pak Firman sudah siap mengubah semua yang diminta oleh Adrian, sekarang apa yang dimiliki Adrian sudah menjadi hak Nadira, semua surat sudah atas nama Nadira termasuk perusahaan.
Adrian sudah menulis sebuah surat dan menyimpannya kedalam map yang berisi surat perusahaan dan harta lainnya yang sudah dibalik nama menjadi milik Nadira.
Ditempat hiburan malam, Nadira malam ini pergi sendiri, karena dia ingin bertemu dengan Raihan lelaki yang dulu sangat dicintainya.
Raihan meminta bertemu dengan Nadira untuk terakhir kali, dia ingin meminta maaf dan juga ingin mengajak Nadira mengakhiri hubungan dengan baik-baik.
Nadira sengaja datang sendiri tidak mengajak Helen dan Anggi karena tidak mau mereka tau dia akan bertemu dengan Raihan, karena kalau mereka tau sudah pasti keduanya tidak akan membiarkan mereka bertemu dengan lelaki brengsek itu.
Apa lagi mereka tau kalau Nadira bukan gadis lajang lagi, tapi istri dari seorang Adrian.
Bersambung.
pd akhirnya kau akan menyesal nadira