Semenjak sekolah malam diberlakukan, banyak murid yang hilang secara misterius. Semua orang mengira kalau menghilangnya para murid itu karena kuntilanak penghuni pohon beringin belakang sekolah.
Zara sendiri sebagai anak indigo, tahu kalau menghilangnya murid-murid itu bukan karena hantu.
Lalu siapa yang benar? Rumor itu atau Zara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11 - Saat Sakit
Zara kini melangkah keluar dari UKS. Ia melihat suasana sekolah sudah sunyi. Mengingat jam pulang sekolah malam adalah jam sepuluh. Sekarang waktu sudah menunjukkan jam 11 malam.
Akibat masalah yang terjadi, Zara mengabaikan semua penampakan hantu di sekolah. Entah kenapa dia yakin kalau menghilangnya Nina atau pun Max, tidak ada kaitannya dengan hantu.
Seketika Zara mengingat sosok kuntilanak yang dia lihat saat bangun tadi. Dia yakin sosok itu adalah sosok yang sama dengan kuntilanak di panti asuhan.
"Makasih, Bu..." ucap Zara saat sudah turun dari mobil Bu Mila. Dia tak lupa mencium tangan gurunya itu.
"Tidur yang nyenyak ya, Ra. Ibu nggak mau kamu jadi nggak bisa tidur karena merasa bersalah. Toh saat kejadian, kau katanya kerasukan," ungkap Bu Mila.
"Kerasukan?" Zara membulatkan mata. Dia baru mengetahui tentang fakta tersebut. "Terus Ferry dan Rifan bilang apa lagi, Bu?" tanyanya yang jadi penasaran.
"Zara... Sudah untuk sekarang ya. Kau harus istirahat. Tidak perlu dibawa pikiran. Besok kau harus sekolah lagi. Tapi kalau nggak sanggup, hubungi Ibu." Setelah berucap begitu Bu Mila pergi dengan mobilnya.
Zara segera pergi ke kamarnya. Di sana dia langsung memanggil kuntilanak yang sering menangis di atas lemarinya.
"Hei kamu! Aku tahu kau mengawasiku! Keluarlah! Aku ingin bicara," ujar Zara seraya mengedarkan pandangan ke segala penjuru.
Namun hanya hening yang menjawab. Ia malah melihat hantu anak lelaki yang mengintip dari jendela.
Zara mendengus kasar. Lalu dia pun duduk ke tepi ranjang. Ada banyak pertanyaan yang terlintas dalam benaknya.
Zara memeriksa ponselnya. Dia ingin mengetahui kabar mengenai kejadian di sekolah tadi lewat grup chat media sosialnya.
Dari sana Zara mengetahui kalau Nina ditemukan dalam keadaan pingsan. Nama hantu penghuni pohon beringin belakang sekolah kembali panas dibicarakan. Mereka bahkan yakin kalau Max juga hilang karena hantu itu.
"Aku rasa kali ini bukan ulah hantu itu," gumam Zara. Dia merebahkan tubuhnya ke ranjang. Ia merasa lelah sekali dan tak sengaja tertidur.
Baru saja terlelap dengan tenang, Zara harus terbangun saat mendengar suara isakan tangis perempuan. Namun anehnya suaranya kali ini terasa berbeda. Nyaring dan berdengung. Zara yakin itu adalah kuntilanak di atas lemari.
"Dia datang!" Zara menoleh ke arah lemari. Akan tetapi dia tidak melihat ada sosok yang dicarinya di sana.
Hawa kala itu terasa dingin sekali. Zara bahkan melihat ada kabut di kamarnya. Suasana terasa gelap dan sangat berbeda dari biasanya.
"Tunggu dulu. Aku ada di..." bulu kuduk Zara langsung merinding. Sebab dia sadar dimana dirinya sekarang.
Ya, Zara ada di dunia lain, dunia tempat makhluk tak kasat berada. Hanya satu alasan Zara seringkali terlempar begitu saja ke dunia itu, yaitu saat dirinya sakit.
Ketika badan Zara lemah, maka biasanya sukmanya bisa berpindah tempat ke dunia lain. Ia bahkan terkadang tidak bisa mengontrol semua itu.
"Aku harus tetap di sini. Jangan sampai berjalan terlalu jauh," ucap Zara. Ia tahu durasi waktu dan jarak di dunia lain berbeda dengan dunia nyata. Sekali Zara melangkah keluar rumah, maka kemungkinan dirinya akan ditemukan di luar kota selama tiga hari kemudian.
Berjalan terlalu jauh di dunia lain bisa berakibat fatal di dunia nyata. Makanya seringkali orang yang tersesat di dunia lain biasanya akan lama ditemukan dan jauh dari tempat dirinya hilang.
Zara telentang di ranjang yang tampak seperti miliknya itu. Dia berusaha fokus agar bisa kembali ke dunia nyata. Zara berharap tidak ada makhluk jahat yang menemukannya di saat seperti ini.
Suara rintihan yang berdengung itu masih terdengar. Membuat Zara tambah takut. Keringatnya mulai mengucur deras. Berulangkali Zara melantunkan doa agar bisa segera kembali.
Karena tidak menyerah berharap, usaha Zara membuahkan hasil. Dia mampu kembali ke dunia nyata. Kini yang dirinya bisa rasakan betapa lemasnya tubuhnya.
"Zara... Akhirnya kau sadar. Kau selalu membuat kami cemas kalau lagi sakit," ucap Bu Nida.
"Apa yang terjadi padaku, Bu? Aku tidak kerasukan kan?" tanya Zara.
"Kau sejak tadi malam nggak berhenti menangis, Ra. Pas subuh, baru berhenti," ucap Bu Nida. "Kau sebaiknya istirahat. Kamu mau makan apa? Biar Ibu buatkan," tawarnya.
"Apa aja, Bu..." sahut Zara.
"Ya sudah. Ibu tinggal dulu." Bu Nida beranjak dari kamar Zara. Saat itulah anak-anak panti yang lain masuk dan menemani Zara.
Di panti itu Zara dan Dita adalah anak paling tua. Tapi Dita terbilang sibuk karena memiliki pekerjaan paruh waktu. Dia sangat jarang ada di rumah karena sering pulang malam.
Zara sendiri dulu punya teman dekat yang sudah seperti saudara. Namanya Septa, tapi temannya itu sudah pergi karena di adopsi oleh sepasang suami istri.
Zara sendiri paham kenapa Septa bisa di adopsi, karena gadis itu sangat cantik. Membuat siapapun berminat ingin memilikinya sebagai anak.
Karena adanya hiburan dari anak-anak panti, Zara merasa lebih baik. Meski agak meriang, dia lebih memilih pergi keluar kamar. Duduk di teras untuk menghirup udara segar.
Bersamaan dengan itu, Zara melihat ada cowok tak asing di depan pintu gerbang. Dia ternyata adalah Reza. Cowok itu tampak mengenakan tudung hodie dan melambaikan tangan.
"Reza?" Zara merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sebab setahunya Reza selalu menolak kehadirannya.
Zara lantas berjalan menghampiri Reza. "Ngapain lo di sini?" tanyanya.
"Gue cuman mau mastiin keadaan lo. Terutama setelah yang terjadi tadi malam," ungkap Reza.
"Lo nggak sekolah?" tanya Zara.
"Lah, lo kan juga nggak ke sekolah?" Reza malah berbalik tanya.
Zara memutar bola matanya. "Ya iyalah. Gue sakit. Ini aja baru siuman. Masuk yuk! Kita bicara di teras," ajaknya.
"Nggak! Kedatangan gue ke sini cuman mau lihat keadaan lo. Gini aja cukup. Ya udah, sampai ketemu di sekolah," kata Reza seraya beranjak dari hadapan Zara.
"Eh! Tadi malam gue nggak ada lihat lo. Lo ngambil kelas apa, Za?" imbuh Zara, setengah berteriak.
"Gue ngambil kelas Bahasa," sahut Reza, tanpa menoleh ke belakang.
"Apa-apaan. Dia ke sini cuman mau lihat keadaan gue? Nggak salah? Tuh anak pasti kepalanya kejatuhan kelapa," gumam Zara. Belum sempat beranjak dari pintu gerbang, sebuah mobil polisi datang.
Dua lelaki dewasa berseragam polisi keluar dari mobil. Mereka katanya ingin menemui Bu Nida karena ingin meminta keterangan.
Zara dan anak panti lain jadi cemas. Mereka takut Bu Nida terlibat masalah. Alhasil mereka diam-diam menguping pembicaraan Bu Nida dan kedua polisi itu.
Pihak kepolisian berhasil menguak data² kasus pembunuhan berencana yg menewaskan beberapa orang berkaitan dengan pembunuh hantu Ita.
Motif pelaku pembunuhan dari hasil pemeriksaan, pelaku melakukan tindakan itu dikarenakan dendam dan sakit hati terhadap salah seorang korban yaitu Juwita Kumala murid SMA Gemilang...🕵🏻♂️🕵🏻♂️🕵🏻♂️
Ada sesuatu maksud yang tampak, maka ada sesuatu maksud yang lain yang tersembunyi.
Peribahasa umumnya kan "Ada Udang Di Balik Rempeyek".....😅😂😜
Tak ada bedanya dengan manusia, makhluk gaib ternyata juga memiliki gairah dan bisa naksir alias jatuh cinta kepada kita yang masih hidup.
Yang lebih menyeramkan, karena tidak bisa memiliki manusia seutuhnya, makhluk gaib yang jahat akan melakukan berbagai cara supaya tidak ada yang bisa mendekati orang yang mereka sukai.
Bahkan sampai menjauhkan orang tersebut dari lawan jenisnya, termasuk jodohnya...🤭🤧