kisah ini bercerita tentang seorang gadis cantik nan ceria, yang hidup bergelimang kasih sayang dari orang tuanya, sampai di titik di mana ayahnya membawa seorang wanita ke dalam rumahnya dan menghancurkan segalanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ynt ika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
flasback
terdengar suara gemercik air dari kamar mandi di salah satu kamar yang berada di markas red moon. Aroma bunga sakura berkuar memenuhi ruangan itu, di ikuti dengan keluarnya gadis cantik dalam balutan bathrobe.
Nindi baru saja menyelesaikan ritual mandinya, ia tampak lebih segar dengan rambut yang basah sehabis keramas.
Ia berjalan menuju meja rias mengambil hairdryer dan mengeringkan rambutnya, berganti pakaian di dalam walk in close dengan setelan baju lengan pendek berwarna hitam, celana berbahan Levis berwarna hitam, dan jaket kulit berwarna hitam.
" Perfect " Ucap Nindi dan berlalu meninggalkan kamarnya menuju lantai bawah untuk membahas rencana balas dendamnya.
Nindi dengan wajah khasnya yang datar langsung mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu markasnya sembari menunggu yang lain untuk berkumpul.
Setelah menunggu selama hampir 10 menit Keneisha dan yang lain akhirnya datang dan ikut bergabung dengan ladynya.
" Kalian sedang apa? Mengapa lama sekali? " tanya Nindi dengan suara datar dan dingin.
Mereka bertiga yang mendengar penuturan dari ladynya di buat gugup dan takut karena telah membuat sang lady menunggu lama.
" E eh itu lady kami habis membersihkan diri " jawab Keneisha takut, sembari melirik Anjani dan Steve bergantian.
" Benar lady " jawab yang lain serempak.
" Baiklah kita mulai, Anjani putuskan kerja sama kita dengan Robert, jika dia tidak ingin membatalkan kerjasama biarkan saja dia, karena kemungkinan besar dia tidak tau jika aku adalah ladynya, maka dari itu dia berani mengirim anak dan istrinya untuk kepentingannya sendiri "
" Dan kau Steve cari informasi tentang masa lalu Anita, sepertinya dia memiliki dendam pada momyku "
" Baik lady " jawab mereka serempak.
" jangan lupa tetaplah berlatih sepertinya dalam waktu dekat ini kita akan bersenang senang "
" Maksud Anda lady? apa kita akan kedatangan tamu? " tanya Anjani.
" Entahlah perasaanku tidak enak, tetaplah berlatih dan jangan sampai lengah " Ucap Nindi serius sembari menatap mereka bertiga.
" Baik lady " jawab mereka serempak.
Nindi hanya mendengar tanpa ada niat untuk menjawab dia masih fokus dengan firasatnya yang mengatakan akan terjadi sesuatu.
" Apapun itu aku harus hati hati "
Mereka yang melihat Nindi termenung hendak memanggil untuk menyadarkannya. Tapi di hentikan oleh seorang pria tampan yang datang dengan terburu-buru menghampiri mereka.
Nafas pria itu terengah engah karena ia berlari dari lantai 2 melalui tangga saking paniknya ia sampai lupa jika ada lift.
Mereka yang melihat kedatangan pria itu di buat bingung.
" Kau kenapa? apa kau berlari dari lantai 2? " Tanya Anjani karena melihat pria itu yang ngos ngosan.
" iya hos "
Mereka bertiga yang mendengar jawaban dari Leon tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perut mereka. Leon yang melihat itu di buat bingung.
" Ada apa? Apa ada yang lucu " dengan wajah polosnya.
" Astaga di mana otakmu? Apa kau tidak melihat lift hingga kau melewati tangga " Jawab Steve tertawa terbahak-bahak.
" Sepertinya dia habis mimpi buruk di kejar janda beranak tiga makanya setelah bangun dia langsung berlari " Mereka yang mendengar penuturan dari Keneisha di buat kembali tertawa, sedangkan Nindi hanya melihat dengan tatapan datarnya.
Leon yang di tertwakan menekuk wajahnya merutuki kebodohannya yang lupa akan adanya lift di markas itu saking paniknya. Hais dasar kau ini Leon. Pikir Leon menepuk jidatnya.
" Aku lupa kalau ada lift saking paniknya, sudah jangan menertawakan aku lagi "
mendengar jawaban dari Leon membuat mereka menghentikan tawanya berganti dengan wajah yang serius.
" Apa terjadi sesuatu Leon? " tanya Nindi
" Iya lady, terjadi penyerangan di mansion keluarga Adhitama lady. Saya melihat dari CCTV yang lady pasang di mansion " Leon serius sembari menatap sang lady yang marah dengan tangan terkepal kuat.
Nindi memasang CCTV di setiap penjuru mansion yang langsung terhubung dengan ponsel dan markasnya. Tetapi tidak ada yang menyadari hal tersebut karena ukuran CCTVnya yang kecil hingga tidak terlihat jika tidak di perhatikan.
" Kurang ajar sekarang siapa? Berani sekali mereka menyentuh keluargaku. kita ke sana sekarang " dengan suara rendah mencoba meredam amarahnya.
Walaupun Gabriel selalu menampar dan tak mempercayai perkataanya dia tetaplah ayahnya satu satunya keluarga yang ia punya.
Mereka mengendarai mobil masing-masing dengan beberapa anggota red Moon yang mengikuti mereka.
Di dalam mobil, Nindi menggenggam erat setirnya takut terjadi apa-apa pada Dadynya.
" Aku akan menemukanmu!!!! semoga Dady tidak kenapa napa "
menginjak pedal gasnya agar cepat sampai ke mansion utama keluarga Adhitama. Setelah berkendara hampir 1 jam lamanya sampai lah mereka di depan gerbang mansion megah itu. Mereka memarkirkan mobil di halaman.
Saat turun dari mobil pemandangan pertama yang mereka lihat adalah halaman mansion yang sudah tak berbentuk air mancur yang berada di tengah hancur, tanaman bunga milik momynya habis terbakar, tanaman-tanaman yang berjejer rapi habis terbakar dan pos satpam yang sudah porak poranda karena bom.
Melihat itu membuat darah Nindi mendidih siapa yang berani melakukan ini? Siapa yang sudah berani membakar tanaman yang di rawat sendiri oleh momynya.
" Akhhh beraninya mereka aku akan menemukan kalian yang sudah berani berbuat semua ini " teriak Nindi
Mereka tak menyangka jika ada yang berani berbuat semua ini kepada keluarga sang lady.
Mereka pasti akan hancur. Pikir mereka bertiga.
Mereka berjalan memasuki mansion lagi lagi mereka terkejut melihat keadaan mansion yang sudah sangat-sangat berantakan. Mereka berjalan lurus ke depan mata Nindi terbelalak lebar melihat apa yang ada di hadapannya kini. Dadynya yang terbaring tak sadarkan diri dengan bersimbah darah dan para asisten rumah tangga yang mati mengenaskan.
Sedangkan yang lain melihat itu terbelalak kaget merasa tak menyangka peristiwa ini harus di alami oleh lady mereka. Mereka menatap iba mereka yang terkulai lemas di atas lantai itu.
Nindi berlari menghampiri Dadynya, dan memangku kepalanya di atas pahanya.
" Dad Dady bangun buka matamu. bantu aku angkat kita ke rumah sakit sekarang " Dengan suara yang semakin terdengar datar.
Mereka langsung mengangkat tubuh Gabriel dan memasukkannya ke dalam mobil Nindi, sedangkan anggota red Moon yang ikut serta di perintahkan untuk memakamkan para maid dengan layak.
Kini Nindi sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit, sesekali melirik Dadynya yang duduk di samping kursi kemudi.
" Kurangajar tunggu saja aku yang akan menjadi malaikat pencabut nyawa kalian dasar baji**** "
" Kalian mengibarkan bendera perang denganku maka jangan harap kalian lolos, kalian yang memulai maka kalian juga yang akan mengakhirinya " Memukul setir untuk melampiaskan amarahnya.
Aakhirnya mereka sampai di rumah sakit dan membawa Gabriel masuk menuju ruang ICU, dengan mereka yang menunggu di luar tentunya.
Nindi bersandar di dinding rumah sakit yang dingin dengan kepala menunduk cukup lelah dengan semua yang terjadi.
" momy Nindi tau di sana momy tak punya teman tapi Nindi mohon jangan ajak Dady untuk menemani momy karena Nindi masih membutuhkan kasih sayang dari Dady walaupun Dady sempat berperilaku buruk tapi Nindi tau Dady sayang sama Nindi. Apa momy tega melihat Nindi seorang diri di dunia yang kejam ini "
Sekuat tenaga Nindi mencoba menahan air matanya ia tak ingin terlihat lemah di depan orang lain. Setelah lama menunggu pintu ruangan ICU terbuka nampak seorang dokter yang sudah tak Muda lagi keluar dari ruangan itu.
" Bagaimana kondisi Dady saya "
Mohon dukungannya teman teman
Jangan lupa untuk like dan komen karena itu sangat berarti buat author
Komen dan like kalian salah satu semangat author untuk terus menulis
Semoga suka sama ceritanya
Byy 👑👑