NovelToon NovelToon
Mendadak Menikah Dengan Konglomerat

Mendadak Menikah Dengan Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Wardani

Alya terpaksa menggantikan Putri yang menghilang di hari pernikahan nya dengan putra dari konglomerat keluarga besar Danayaksa. Pebisnis yang di segani di dunia bisnis. Pernikahan yang mengantarkan Alya ke dalam Lika - liku kehidupan sebenarnya. Mulai dari kesepakatan untuk bertahan dalam pernikahan mereka, wanita yang ada di masa lalu suami nya, hingga keluarga Devan yang tidak bisa menerima Alya sebagai istri Devan. Mampukah Alya melewatinya? Dengan besarnya rasa cinta dari Devan yang menguatkan Alya untuk bertahan mengarungi semua rintangan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menolak Bercerai

*****

" Kenapa aku harus menceraikanmu padahal aku sudah menikahimu?"

Devan malah membalikkan pertanyaannya sehingga membuat Alya kehilangan kata-katanya. Alya tidak pernah menduga dengan jawaban dari Devan.

Melihat Alya tidak lagi membalas ucapannya, Devan memilih menikmati Sandwich yang dibuat oleh Alya. Masakan pertama yang dibuat oleh istrinya. Sambil menatap Alya, Devan hanya bisa terkekeh dalam hati dengan pikirannya.

" Enak. Sandwich nya enak. Tehnya juga manisnya pas. Kamu memang sepertinya akrab dengan dapur. Tidak seperti Putri yang tidak pernah menyentuh dapur sama sekali." Gumam Devan.

" Kenapa malah membandingkan aku dengan Putri?" Tanya Alya.

" Sial... Kenapa juga aku harus membandingkan Putri dengan Alya?" Bathin Devan yang merasa sudah salah bicara. 

" Sudah lah. Lupakan saja. Aku mau siap-siap dulu untuk berangkat ke kantor." Ucap Devan yang bangkit dari duduk nya.

Seperginya Devan, Alya juga bangkit dari duduknya sambil membawa teh menuju ruang tamu.

*

*

*

( Pagi Pak Jaka.)

( Iya, iya sudah terima email dari saya? Maaf saya memperpanjang cuti.)

( Oke, all good ya pak. Thank you) 

( Dinas ke Bali pak? Oh itu, hotel dan pesawat sudah clear ya pak. Detailnya sudah saya email sebelum saya cuti.)

( Oke Pak. Have a good day.)

Alya baru saja selesai mandi dan menerima telepon dari bosnya. Dia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi.

Tadi setelah sarapan dan obrolan yang tidak di mengerti itu, Alya memilih kembali ke kamar untuk mandi dan karena Devan itu juga beranjak ke kamarnya.

Alys harus pulang ke apartemennya untuk mengambil beberapa baju, tab dan laptop kantor juga masih ada di sana.

Saat dia keluar dari kamar, dia juga melihat suaminya keluar kamar. Devan juga sepertinya habis mandi.

" Mas... Aku mau ke apartemen mengambil barang - barang ya." Ucap Alya.

" Oke, ayo. Sekalian belanja. Aku jarang menyetok makanan. Biasanya delivery." Ucap Devan yang mengambil kunci mobil di atas meja ruang tamu.

Padahal tadi kan Alya hanya izin mau pergi, kenapa suaminya itu juga ikut? Alya baru ingat jika semalam suaminya mengatakan akan mengantarnya ke apartemen.

*

*

*

Kini keduanya sudah berada di dalam mobil.

" Aku lebih sering masak. Karena aku merasa lebih puas memakan masakanku sendiri." Ucap Alya jujur.

" Good then. Hidupku bisa jadi lebih sehat jika kamu bersedia membagi masakanmu denganku."

Alya tersenyum terkekeh dan mengangguk.

" Tentu aku akan sukarela membaginya dengan mas Devan selama Mas Devan masih berstatus suamiku." Jawab Alya.

" Mumpung masih pagi, masih sempat untuk belanja. Aku nanti harus ke kantor siang karena ada meeting." Ucap Devan.

" Apakah jika dia menikah dengan Putri, dia juga akan tetap ke kantor untuk pergi meeting? Bukankah seharusnya mereka telah menjadwalkan untuk pergi honeymoon?" Batin Alya. 

" Ah, persetan dengan itu. Alya, jangan lupa, itu bukan urusanmu." Bathin Alya dalam hati. 

" Kamu bekerja di bagian apa, mas?" Tanya Alya berbasa - basi.

Padahal tanpa ditanya pun Alya sudah jelas tahu sebagai keturunan keluarga kaya raya, suaminya pasti memiliki posisi tinggi.

" Aku di project manager. Bulan ini ada beberapa project baru dan masih mencari beberapa investor lagi. Jadi sedikit sibuk." Jawab Devan dengan santai.

Alya mengangguk pelan. Bentuk Alya sudah banyak tahu tentang hal tersebut karena dia juga bekerja mengurus hal-hal tersebut.

" Sudah lama bekerja di tempatmu yang sekarang?" Tanya Devan gantian.

Alya mengangguk.

" Sejak lulus kuliah. Dulu awalnya jadi sekretaris site manager. Lalu 2 tahun kemudian menjadi sekretaris direktur." Jawab Alya.

Deva mengangguk - angguk paham.

" Mas Devan sudah lama kenal dengan Putri?" Tanya Alya yang mulai penasaran, karena memang diri nya tidak dekat dengan Putri.

Selama ini Putri selalu menganggap dia adalah rival nya, orang yang merebut kasih sayang ayah nya. Orang miskin yang seharusnya tidak menikmati semua kekayaan orang tuanya.

" 3 tahun." Jawab Devan singkat.

Alya hanya mengangguk. Sebenarnya dia sangat ingin bertanya lebih lanjut tentang apakah Devan memiliki kemungkinan tentang alasan Putri kabur. Namun dia tahu diri. Alya tidak ingin mengorek luka lama suaminya itu.

" Kamu sudah lama tinggal di Jakarta?" Tanya Devan gantian.

Ini mobil yang ditumpangi oleh Devan dan Alya memasuki parkiran apartemen.

" Dari lulus SMA Aku kuliah di Jakarta, mas."

" Oh, iya? Sejak SMA kamu sudah merantau ke Jakarta?" Tanya Devan yang mulai tertarik dengan cerita Alya.

Alya hanya tersenyum.

" Iya, mas."

" Aku kenal dengan Putri juga di Jakarta. Padahal kalian sama - sama tinggal di Jakarta, tapi Putri tidak pernah membicarakan tentang kamu atau mengenalkanmu kepadaku." Alya terlihat menautkan kedua alisnya.

" Iya, karena aku cukup sibuk, mas. Masih meniti karir jadi tidak mau ambil cuti. Jadwal kita tidak pernah bertemu." Jawab Alya dengan standar.

Devan mengganggu sebagai tanda paham. Walau di dalam hati dia bertanya - tanya, kenapa Putri tidak pernah membahas sedikit pun tentang Alya, bahkan mengenalkannya sebagai sepupu nya walau sekedar di mulut tanpa harus bertemu.

Mobil Devan pun berhenti di parkiran apartemen. Alya mencoba melepas seat beltnya. Namun seatbelt bagian Alya malah macet.

" Ada apa?" Tanya Devan yang melihat Alya kesusahan.

" Tidak apa - apa. Sebentar Mas." Jawab Alya yang masih mencoba melepaskan seat beltnya.

" Biar aku bantu." Ucap Devan.

Alya dengan cepat menggeleng dan menahan tangan suaminya itu.

" Aku coba lagi." Ucap Alya tersenyum.

Kalian tidak ingin jika suaminya itu berpikir jika dia mengambil kesempatan seperti drama-drama picisan yang menggelikan. Di mana untuk menarik perhatian si pria, sang wanita dengan pura - pura kesulitan membuka seatbelt nya.

Devan diam dan membiarkan Alya mencoba membuka seat belt nya sendiri. Walaupun Devan tahu, seatbelt itu kadang-kadang macet.

" Tidak apa-apa, biar aku bantu." Ucap Devan.

Lagi-lagi Alya menahan lengan Devan untuk yang kedua kalinya.

" Mas, sumpah. Ini seat belt nya memang macet. Aku tidak bermaksud apa-apa." Ucap Alya.

Devan yang langsung mengerti maksud Alya hanya mengulum senyum.

" Wanita ini memang dipenuhi dengan pikiran-pikiran negatif di kepalanya. Padahal aku tidak memikirkan apapun soal ini." Bathin Devan.

Wangi parfum Devan langsung menusuk hidung Alya. Wangi yang memabukkan dan begitu manis. Membuat Alya menyukai suaminya itu.

" Sial. Kenapa adegan seperti ini benar-benar seperti di drama yang aku tonton. Mas Devan pasti sudah berpikir jika aku memang tipe sekretaris yang genit yang mencoba mencari kesempatan untuk bisa menggodanya." Bathin Alya. 

" Duh... Kenapa harus macet sih? Seatbelt nggak tahu diri." Alya kembali menggerutu dalam hati. 

" Aku tahu, seatbelt ini memang sering macet. Sudah dari bulan lalu mau aku servis tapi masih belum sempat." Ucap Devan yang membuat Alya bernapas lega dan mengganggu.

Ternyata di hati Devan tidak seperti yang Alya pikirkan.

" Ya harus ditekan lebih kuat baru bisa terlepas." Kata Devan yang sudah berhasil melepas seatbelt itu.

Devan sempat memandang Alya sebentar dan tersenyum. Wajahnya begitu dekat sehingga Alya harus menahan nafasnya.

" Ayo, keluar." Ajak Devan.

Alya tersentak kaget dan hanya mengangguk kaku dengan jantungnya yang berdegup kencang.

Suaminya itu selalu tiba - tiba, seperti malam pengantin mereka yang tanpa aba - aba membantu Alya melepas wedding veil tanpa ada rasa sungkan. Seolah mereka telah mengenal lama.

***

Kira - kira siapa nih yang jatuh hati duluan????

Alya ?? 

Devan ??

Atau yang baca ??

Jangan lupa kasi bintang lima dan komentar kamu ya.

Terima kasih

1
Yulli Santoso
menarik...tp jgn lama x nyambung nya kk😊
Yulli Santoso
kk...lanjutlah....🙏
Neng Nosita
menarik,aku suka ceritanya
Neng Nosita
seru juga ya,pertama x bertemu dpernikahan tapi langsung nyambung obrolannya ga jaim² an apalagi judes/jutek secara mereka baru kenal
Neng Nosita
yg bacanya mh bagian mesem mesemnya Thor😁
Neng Nosita
karakter Alya kayaknya orangnya humble,apa adanya...
belum nemu kemistrinya Thor🙏
Neng Nosita
cukup menarik utk terus lanjut baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!