Bermimpi menjadi pencuri terhebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Momentum
Waru mau menembak.
Tidak sama seperti hari kemarin. Waru yang biasanya berangkat ke ladang pagi-pagi baru keluar dari rumahnya ketika siang hari.
Ini tentang momentum. Hanya satu kali kesempatan dan akan sulit untuk diulang.
Waru sudah mengenali siapa mereka. Mobil pengiriman uang.
Kendaraan yang kaca sampingnya dilapisi baja itu hanya membawa tiga orang. Di dalamnya ada sopir, petugas keuangan dan satu orang pengawal bersenjata.
Waru pernah melihat orang-orang itu ketika mereka tiba di bank. Mereka melakukan pengisian uang ke dalam kotak ATM yang kosong.
Waru juga melihat mereka di tempat yang lain. Dari perjalanan berangkat sampai perjalanan pulang.
Itulah alasan mengapa Waru memiliki tanah yang sekarang ditanami pohon-pohon di dekat jalan raya yang sepi ini. Karena di tempat inilah mobil berwarna gelap itu selalu melintas.
Laju mereka cepat. Waru akan menembaknya dari jarak dekat.
Waru sudah sering berlatih. Hari ini adalah waktunya untuk sebuah pembuktian.
Apakah benar Waru sudah menjadi seorang pencuri yang terhebat?
Siang hari Waru berangkat. Sambil membawa sebuah jerigen yg berisi solar bercampur oli.
Waru menunggu di titik buta yang sebentar lagi akan dilalui oleh kendaraan pengiriman uang.
Titik buta untuk mereka dan orang-orang di sekitar sana yang siang hari sedang pulang ke rumah.
Mobil itu melewati jalan raya yang sepi ini setiap satu bulan sekali untuk mengantar uang. Mengisi ulang uang-uang kertas di dalam mesin atau membawanya masuk ke dalam bank.
Itu artinya mobil pengiriman uang itu membawa jumlah yang banyak.
Waru bersembunyi di dalam hangatnya pelukan tanaman padi yang sudah mulai menguning. Sambil berbaring.
Mobil itu datang.
Suaranya sudah terdengar.
Mobil itu sudah terlihat.
Sebentar lagi akan sampai di depan tempat Waru mengarahkan bidikan. Tidak boleh meleset.
Waru menembak ban belakang yang mendapatkan tekanan yang lebih berat.
"Bingo"
Tepat sasaran. Waru berhasil membuat ban belakang mobil itu kempes.
Mobil itu sempat oleng. Tapi masih bisa terkendali.
Tapi tidak dengan beberapa meter lagi.
Tiba-tiba mobil pengiriman uang itu tergelincir. Kehilangan kendali kemudi.
Jalan itu sudah Waru siram dengan solar bercampur oli. Sehingga sangat licin.
Mobil itu akhirnya kalah. Terpelanting lalu berguling-guling.
Kendaraan berlapis baja itu mengalami benturan hebat. Setelah sebelumnya terpontang-panting.
Waru segera mendekati mobil yang mengalami kecelakaan itu sebagai warga sipil.
Misi selanjutnya adalah berbau pertaruhan. Semoga Waru beruntung.
Sekali lagi Waru adalah seorang pencuri. Bukan perampok atau pembunuh.
Jika tiga orang yang berada di dalam mobil itu kehilangan kesadaran. Waru bisa tinggal mengambil semua uangnya.
Jika masih ada yang sadar dan berpotensi menggagalkan misi ini. Maka Waru datang sebagai warga biasa yang hendak menolong mereka orang-orang yang tengah mengalami kecelakaan yang mengerikan.
Mobil pengiriman uang mengalami benturan keras. Bersyukur bagi Waru pintunya sampai terbuka.
Waru datang. Sopir, petugas keuangan dan satu orang pengawal bersenjata semuanya pingsan. Tidak ada yang mengalami luka serius. Mereka hanya berlumuran darah tapi masih bernafas.
Waru bergegas mengambil semua kotak-kotak uang yang ada di dalam mobil pengiriman. Tanpa berbelas kasihan.
Waru segera pergi. Sebelum ada orang lain yang datang. Sebelum tiga orang yang sedang bertugas itu mulai menemukan kesadaran.
Waru membawa kotak-kotak berisi uang itu ke tempatnya. Lahannya yang ditanami banyak pohon.
Waru membuka galian lubang di tanahnya sendiri yang sudah ditutupi dengan ranting-ranting. Waru mengerjakannya satu hari yang lalu.
Waru membuang kotak-kotak bersama barang bukti yang lain berupa jerigen yang masih bau solar bercampur oli. Dan juga senjata api laras panjang yang baru saja ia gunakan. Semuanya dibuang ke dalam tanah bumi.
Waru mengubur semua barang bukti.
Sementara itu uang-uang yang telah diambil dari dalam kotak-kotak itu Waru masukkan ke dalam karung kotor. Untuk dibawa pulang ke rumah.
Seperti inilah kerja keras Waru dalam mewujudkan impiannya.
Demi menjadi seorang pencuri yang terhebat.
"Bawa apa itu mas Waru?",
Sapa ibu-ibu tetangga rumah.
"Singkong",