Seraphina di culik dari keluarganya karena suatu alasan. Lucunya ... Penculik Seraphina malah kehilangan Seraphina.
Seraphina di temukan oleh seorang perempuan yang sedang histeris sedih karena suaminya selingkuh, sampai mempunyai anak dari hasil selingkuhan. Perempuan yang menemukan Seraphina tidak mempunyai anak. Karena itulah dia memungut Seraphina. Jika suaminya punya anak tanpa sepengetahuannya jadi ... Mengapa tidak untuknya?
Kehidupan Seraphina nyaman meski dia tahu dia bukan anak kandung dari keluarganya saat ini. Kenyamanan kehidupannya berubah saat orang tuanya mati karena ledakkan.
Saat dirinya sedang terkapar tak berdaya dalam kobaran api. adiknya Ken, berbisik kepada dirinya untuk lari sejauh mungkin. Dengan sekuat tenaga ia melarikan diri dari seorang yang memburunya, karena ia penyintas yang sangat tak diharapkan.
Inilah perjalanannya. Perjalan yang penuh suka dan duka. Perjalanan kehidupannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miao moi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8.
Begitu sampai paling terdepan dari kerumunan, tepat berada di depan gedung itu, tenggorokannya tersekat. "apakah ini karma yang lain lagi? apakah ini tidak terlalu keterlaluan? ini serius?"
Hati lelaki remaja itu nyeri saat melihat keadaan bangunan itu. Ia menatap nanar kepada gedung itu. Saat berjalan maju ingin masuk, tiba-tiba bahunya tertarik kebelakang, tangan lain merampas kain yang ada di dadanya.
"dimana bayi yang kau bawa?" bentak orang itu.
remaja itu kaget, ia tersadar dari kedukaannya, ia dengan cepat melangkah mundur, lalu menerobos kerumunan itu dengan cepat kalang kabut. orang bangsawan tadi itu kembali mengejar dirinya.
hatinya kalut karena takut akan ditangkap. ia semakin mengencangkan larinya, ia tidak mengarah menuju kereta yang ada Seraphina. ia menuju kearah lain, ia akan mencoba mengecoh bangsawan itu kearah lain.
kenangan tentang kebersamaan kelompoknya didalam gedung itu membuat ia menggertak rahangnya, tanpa sadar air keluar dari matanya lalu mengalir di pipinya. Ia berlari sambil sesenggukan. Keluarga yang baru ia dapatkan apakah kini sudah hilang?
ia berbelok arah, terus berlari, terus berbelok lalu ia kemudian berhenti lalu turun ke saluran air. meski bau, meski becek, kini terasa ia tak merasakan apa-apa. mungkin di lain waktu ia akan rewel dengan nasibnya yang berada disini. Kedukaannya telah menghapus masalah kecil ini.
ia tak merasakan apapun, ada masalah yang lebih berat dari segala macam hal jijik dibawah ini. saluran itu akan akan menembus ke banyak arah, termasuk arah ke tempat kereta kuda yang berisi Seraphina.
Remaja itu kembali mengusap airmata yang mengalir di pipinya, "bukan saatnya untuk menangis," ia menepuk keras-keras pipinya, "ingat, kau saat ini mempunyai misi penting."
Ia masih sesenggukan, "mengapa... Tidak ... berhenti?" Dengan brutal kembali mengusap air matanya di pipi. "Huaaa... Ini tidak berhenti." Remaja itu kembali berjalan maju sambil sesenggukan, juga sambil mengusap air mata di pipinya.
ia kemudian berlari meski tidak secepat dijalan tanpa genangan air dan lumpur. begitu tiba ditempat yang diyakininya, ia kemudian mulai naik keatas, keluar dari saluran air bawah.
sesaat ia bengong saat sudah diatas, ia yakin kereta itu tadi ada disana. disamping bawah lampu jalanan yang memancar. ia menoleh kebangunan yang hancur itu, dengan mudah ia melihat dari kejauhan, sama seperti tadi.
jadi, sekarang dimana kereta itu? apakah salah satu orang kelompoknya sudah membawanya? Benarkah? Ia menelengkan kepala tak yakin, remaja itu menjadi cemas, jadi orang yang membawa kereta itu tahu bahwa ada bayi bangsawan disana?
"ya ampun," remaja itu syok. "bayi itu hilang dari keluarganya. orang yang menculiknya juga kehilangan bayi itu. lelucon apa ini?" remaja itu menjambak rambutnya sendiri. ia merasa bahwa dirinya sudah nyaris gila, mungkin dirinya sudah gila saja.
Diam-diam bangsawan yang mengejarnya dari tadi mengawasinya, bangsawan itu makin khawatir hatinya mendengar perkataan remaja itu, lalu kemudian bangsawan itu menghilang dari tempat itu.
°°°°°°°°°
"Jun!" Seru Arkan begitu melihat temannya. Kemudian terpaku melihat raut wajah lelah temannya, "kau darimana saja?"
"Sebarkan para penjaga, orang suruhan, kenalan atau apapun itu. Sebarkan ke semua Tempat, terutama di jalan keluar wilayah ini."
Jun memegang pundak Arkan, dengan tajam ia berkata, "cepat lakukan, orang yang menculik anakmu saat ini juga kehilangannya. Kau harus cepat-cepat."
Wajah Arkan memutih, dengan murka ia menuding kelompoknya mengarahkan mereka ke tempat pinggiran kota, pinggiran desa, pinggiran wilayahnya. Arkan meremas rambutnya. Amukan ke sarang kelompok apakah sia-sia?
°°°°°°°°°°
Kereta kuda itu melaju amat kencang, orang yang mengacu nya sesekali menoleh khawatir ada yang mengejarnya. Saat dirasa aman ia kembali menoleh kedepan, mulutnya tersenyum menyeringai, ia mendapatkan jackpot.
"Nana...Nana... Nanana." Sandungnya senang.
Saat ia sedang di kejar oleh beberapa orang yang ingin mengeroyok nya, ia berlari tak tentu arah, kemudian tanpa sengaja masuk kedalam kereta mewah ini. Ia mendengus tak percaya, mengapa kereta semewah ini dibiarkan begitu saja tanpa ada penjaga? Membuat dirinya beruntung saja.
Dengan hati gembira ia mengendarai kereta kuda itu dengan cepat. Tujuannya adalah ke pinggir wilayah, jalan menuju keluar wilayah. Kepalanya menyenandungkan uang yang akan ia tukar nanti dengan kereta ini dan segala macam isi kereta.
Bahu orang itu bergoyang dengan senang, perutnya tak mau ngalah ikut bergoyang lalu kemudian ikut bersuara, orang itu terkekeh mendengarnya, "tenanglah perutku nanti kau akan berpesta," ucapnya sambil mengelus perutnya. Ia tak menyadari bahwa ada manusia lain di kereta itu.
Setelah perjalanan panjang, sepanjang malam. Matahari terbit dengan indahnya. Orang itu nyengir melihat matahari terbit, seolah matahari juga sedang nyengir kepadanya juga. Ia menghentikan kereta, sejenak menggerakkan tubuhnya yang pegal itu, lalu berjalan masuk ke kereta itu.
Alis kanannya naik begitu ia melihat kotak kayu yang jelek berada di kereta mewah itu, bahkan saking jeleknya membuat kotak itu mencolok di antara semua barang mewah di sekitarnya. Orang itu memilih tak menggubrisnya. Ia sangat tahu mana barang mewah atau tidak. Tapi tidak ada salah juga ia buka. Orang itu mengambil kotak itu.
"Aduh, berat!" Keluhnya. Sebelum ia membuka dan melihat apa isinya, tiba-tiba kereta itu bergoyang dengan keras, membuatnya tanpa sengaja melempar kotak itu kesamping jendela kereta itu. Sedangkan orang itu terjungkal jatuh.
"Siapa itu?" Teriaknya, "bangsat mana yang beraninya menabrak kereta kudaku?" Katanya sambil berjalan keluar dari kereta. Ia berjalan sambil mengusap bokongnya yang sakit.
Kotak yang terlempar itu, yang ternyata berisi Seraphina. untungnya mendarat di dedaunan semak, mendarat dengan lembut, lalu kemudian tenggelam menghilang ke rimbunan semak itu.
Orang itu menatap tajam kepada dua orang yang menabrak kereta itu.
"Kami sedang berbicara dengan siapa?" Tanya orang yang menabrak.
"Ghon, panggil ghon saja." Ucapnya dengan malas. "Kau harus mengganti rugi kerusakannya." Katanya kesal, sambil menatap kereta itu.
"Itu... Keretamu?" Tanya orang yang menabrak itu dengan tidak yakin.
"Kau pikir? Memang punya siapa lagi? Kau sedang menuduhku atau bagaimana?" Sentak pencuri itu.
Kedua orang itu itu saling menatap satu sama lain, mengangkat bahu lalu mendesah, "begini ghon, kami sedang mencari buronan bolehkah kami meriksa kedalam keretamu?"
Ghon gelisah, apakah buronan yang dimaksud adalah dirinya? Ghon mengangkat bahunya dengan santai, ia pura-pura santai. Aslinya ia ketakutan takut ketahuan. "Buronan? Masuklah lalu periksalah."
Kedua orang itu kemudian masuk, menatap sekitar dengan teliti. Membuka lalu menutup apa yang menjadi penasaran mereka. Setelah mereka puas tapi kesal dengan apa yang dicarinya tidak ada. Ia kembali kepada ghon.
"Baiklah ghon, terimakasih apa yang kami cari tidak ada." Kata orang itu.
Ghon mengangkat bahunya tak peduli lalu berkata. "Sekarang ganti kerusakannya."
Kedua orang itu kembali mendesah kesal. Lain dengan ghon yang menyeringai puas saat uang ganti mendarat ditangannya. Begitu kedua orang itu pergi, ghon kembali mengendarai kereta kuda itu cepat-cepat. Melupakan kotak jelek yang tanpa sengaja terlempar olehnya.