NovelToon NovelToon
Braga After Rain

Braga After Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:607
Nilai: 5
Nama Author: Isma ismawati

Kita tidak tahu, kapan hujan itu akan datang? Entah, tiba-tiba atau dengan pertanda langit yang gelap disertai suara petir yang menggelegar. Begitu juga dengan rasa cinta, yang hadir tanpa bisa di tebak.

"Dulu, aku membenci hujan karena sudah merenggut seseorang yang aku sayangi. Namun, ketika hujan mempertemukan aku denganmu. Seketika aku selalu merindukan kehadirannya, seperti aku merindukanmu. "
~ *Aishakar Rafka Bagaskara* ~

"Aku sangat menyukai hujan. Terlebih, saat hujan mempertemukan aku dengan dirimu. Aku tak ingin hujan itu berhenti."
~ *Gabriella Anastasya*~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma ismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyelidikan

Di stasiun kereta api pukul 05.30 terdapat tiga orang laki-laki yang sedang berdiri sambil menunggu kereta keberangkatan nya datang.

"Tadi tiket aing mana nya?" Tanya Agha yang sibuk mencari-cari tiket kereta didalam tasnya.

"Nih! Tadi maneh tinggal di kursi tunggu" Jawab Shankara menyodorkan satu buah tiket kepada Agha.

Dia tertawa. "Eh iya maap lupa" Jawabnya sambil mengambil tiket kereta itu.

"Maneh mah kebiasaan teledor pisan euy" Canda Arjuna dengan gelagat tawa.

Mereka serentak tertawa.

"Maap keun" Canda Agha.

Suasana stasiun yang hening, seketika dipenuhi dengan gelak tawa dari tiga laki-laki tersebut. Mereka sengaja pilih jam berangkat saat waktu subuh, karena mereka pun akan menjalani rencana itu keesokan harinya.

...****************...

Berbeda dengan dua laki-laki yang sedang memantau pergerakan orang itu yang tak lain adalah Sagara dan Dikta.

"Nyantai eh!" Ledek Sagara sambil menepuk pipi temannya itu.

Dikta berdecak. "Ck, diem!" Ketusnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Mahesa.

Sagara hanya bisa tertawa melihat tingkah temannya yang sangat serius saat memperhatikan laki-laki itu.

Dengan kesal Dikta menoleh. "Maneh jangan ketawa terus, inget pesan si Juna" Ucapnya lalu melempar kaleng kopi yang sudah kosong ke arah temannya itu.

Sagara merintih ketika sebuah kaleng kosong mengenai wajahnya. "Bercanda any**g" Jawabnya dengan gelak tawa yang sekilas masih terdengar.

"Serius! Ini mah bukan waktunya bercanda!" Tegas Dikta sambil mengerutkan dahinya.

Sagara terdiam, lalu mengangguk. Mereka berdua pun mulai memperhatikan laki-laki itu lagi yang sedari tadi sibuk bercanda oleh beberapa siswa sekolah itu sampai tidak sadar kalau dirinya sedang di awasi.

...----------------...

(Arjuna POV)

Khusus kabar Bagas

Gabie

guys, Bagas barusan sadar...

Dikta

serius maneh?

Gabie

masa aku bohong soal ini??

Shankara

Alhamdulillah....

Sagara

maleman aing sama dikta kesana @Gabie.

^^^kabarin terus perkembangannya ya @Gabie^^^

^^^kemungkinan kita bakal semingguan disini.^^^

Gabie

iya siap!

...----------------...

"Pegel pisan badan aing" Ucap Agha sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk sehingga membuat tubuhnya terasa lebih nyaman.

Arjuna ikut merebahkan dirinya disamping temannya itu. "Sama euy remuk" Jawabnya sambil menatap langit langit kamar.

Shankara membuka pintu kamar tersebut sambil kesusahan membawa barang bawaannya yang penuh.

Shankara melirik. "Mandi, jorok!" Celetuknya sambil melempar handuk kepada dua temannya itu.

"Ck, t*i!" Decak Agha lalu melempar balik handuk itu hingga mengenai kepala Agha.

Arjuna beranjak bangun dari tempat tidur lalu mengambil handuk yang terkena kepala temannya.

"Udah, aing duluan yang mandi!" Ucapnya sambil berjalan menuju kamar mandi.

Shankara dan Agha sibuk mengobrol tentang keadaan temannya yaitu Bagaskara.

"Gak sabar aing liat si jelek sembuh" Ucap Agha.

Shankara tertawa. "Sama asli! Gimana ya kabar kasep" Jawabnya.

"Insyaallah mah baik-baik aja" Jawab Agha.

"........."

Mereka bertiga menginap di rumah milik neneknya Arjuna yang lokasinya tidak terlalu jauh dari beberapa tempat yang ingin mereka selidiki.

...****************...

Dua motor yang dilajukan dengan kecepatan sedang itu sedang mengikuti arah perginya seorang laki-laki yaitu Mahesa.

Laju motor itu berhenti tepat di depan markas yang sepertinya sudah lama tak dihuni.

Dua orang itu pun ikut berhenti tak jauh dari markas tua tersebut.

Dikta membuka helmnya. "Ikutin!" Ucapnya.

Sagara turun dari motornya sambil memakai masker untuk menutupi wajahnya.

"Pake masker maneh, buruan!" Ucapnya sambil berlari kecil ke arah markas tua itu dan diikuti oleh Dikta.

Mereka dengan mudah memasuki area markas tua itu, karena keadaan markas sedang sepi jadi tidak ada penjaganya.

Mereka mulai menelusuri beberapa area di markas, mereka hanya bisa celingak-celinguk ketika markas tua ini terlihat cukup mewah didalamnya.

Jalannya terhenti. Sagara menepuk-nepuk tangan temannya itu kasih kode untuk ikut berhenti.

 "Sut, diem! Ada si Mahes" Ucapnya dengan tangan yang berada di bibir, isyaratnya untuk tidak berisik.

"Kerja yang bagus! Pertahankan!" Ucap seseorang misterius.

"Siap bos! Habis ini tugas saya apalagi?" Tanya Mahesa.

"Kamu cukup menghancurkan geng sampah itu secara perlahan, kalau bisa dari dalam" Perintah orang itu.

Mahesa mengangguk. "Baik bos, saya laksanakan" Jawabnya lalu berbalik badan dan meninggalkan ruangan itu.

Mereka berdua sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Dipikiran mereka saat itu hanya satu "Mengapa temannya tega melakukan ini?" .

"Eh si bang**t kesini, lari!" Ucap Dikta lalu berlari keluar markas tua itu bersama dengan Sagara.

Untung saja mereka tidak ketahuan oleh Mahesa kalau sedari tadi mereka mendengar percakapan itu.

...----------------...

(Arjuna POV)

Khusus kabar Bagas

Sagara

aing udah tau ini ulah siapa

Agha

saha?

Dikta

ini semua ulah si Mahes, dia khianati kita

Shankara

aih kecolongan kita!

^^^tetep pantau dia, kita masih harus selidiki^^^

^^^dalang dibalik semua ini.^^^

...----------------...

...****************...

(Gabie POV)

"Aih kamu udah pacaran ya sama Bagas? Celetuk salah satu temannya yaitu Bella.

Gabie mengerutkan dahinya. "Hah? Dapet info dari mana kamu?" Bukannya menjawab justru ia malah bertanya balik.

"Satu sekolah juga tau nya kamu sama Bagas pacaran" Sahut Sheila.

"Hoax itu mah, aku gak ada hubungan apa-apa sama dia." Jelas Gabie berharap dua temannya itu tidak salah faham.

"Udah atuh jujur aja!" Ucap temannya bersamaan.

"Serius! Aku emang akhir-akhir ini sering jenguk dia, tapi bukan berarti aku ada hubungan sama dia" Jelas Gabie sambil menghela nafas.

Dua temannya itu mengangguk diiringi dengan tawa meledek.

"Gak usah ngeledek atuh!" Omelnya.

Memang akhir-akhir ini dia sedang dekat dengan kakak kelasnya yaitu Bagaskara. Sempat merasa risih saat laki-laki itu mulai mendekatinya, tetapi lama kelamaan karena sifatnya yang berbeda membuat dirinya mulai luluh dengan Bagaskara.

...****************...

"Sut! Diem nanti ketahuan!" Omel Arjuna sambil memukul lengan Shankara.

Shankara memperagakan gerakan hormat. "Siappp, grak!" Jawabnya.

Agha tertawa. "Udah atuh jangan bercanda!" Ucapnya.

Arjuna hanya bisa bersabar menghadapi kelakuan dua temannya yang membuat dia darah tinggi. Sebab, mereka susah sekali untuk diajak serius.

Mereka memandangi ruangan markas besar, yang sudah pasti itu adalah markas Clayden.

Clayden adalah salah satu geng motor terkenal yang berada di Surabaya. Geng itu banyak ditakuti oleh beberapa geng motor lain yang berada disana.

Saat duduk dibangku SMP Bagas memang sedang tinggal di Surabaya karena tugas ayahnya yang mengharuskan dia dan sekeluarga menetap disana.

Kebetulan Arjuna adalah salah satu teman sekolahnya Bagaskara saat itu. Dia memang asli Surabaya, sampai akhirnya dia memilih menetap dibandung bersama ibunya setelah kepergian ayahnya.

Arjuna juga yang memperkenalkan geng motor itu kepada Bagaskara, karena ada beberapa temannya anggota Clayden. Dari situlah mereka mulai sering nongkrong di markas itu bersama beberapa anggota Clayden sebelum akhirnya ada suatu kejadian yang membuat Bagaskara balik ke bandung dan menetap disana sampai sekarang.

"Gue gak bisa biarin si Bagas lari dari masalah" Celetuk salah satu anggota Clayden.

"Sama! Gue gak terima!" Sahut anggota Clayden juga.

"......."

Shankara dan Agha sedikit kebingungan ketika mendengar percakapan nya, berbeda dengan Arjuna yang hanya terdiam karena dia tau soal masalah Bagaskara dengan geng motor itu.

"Kita balik" Ucap Arjuna dengan wajah datar dan berjalan meninggalkan dua temannya itu.

"Eh Jun, tunggu!" Ucap Shankara dan Agha bersamaan lalu mereka berlari menghampiri Arjuna.

"Jun, sebenarnya aya naon sih?" Tanya Agha.

Tak ada sahutan dari laki-laki itu, ia hanya terdiam dengan raut wajah yang tidak bisa ia tutupi kalau dirinya sedang marah.

"Jun!" Panggil Shankara.

Arjuna menoleh sambil menunjuk wajah Shankara. "Maneh diem!" Bentaknya lalu pergi meninggalkan dua temannya itu.

...****************...

Mau tau kelanjutan dari masalah ini?

Nantikan bab selanjutnya 🥰.

Note :

Aing : aku.

Maneh : kamu.

Pisan : banget.

Saha : siapa.

Atuh : dong.

Keun : kan.

Barudak : teman/kawan/anak-anak.

1
asrikaa
lanjuttt...bagus banget 😍
Isma Ismawati: SIAP KAA
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!