"Lebih baik, kau mati saja!"
Ucapan Bram membuat Cassandra membeku. Dia tidak menyangka sang suami dapat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hatinya. Memang kesalahannya memaksakan kehendak dalam perjodohan mereka hingga keduanya terjebak dalam pernikahan ini. Akan tetapi, dia pikir dapat meraih cinta Bramastya.
Namun, semua hanya khayalan dari Cassandra Bram tidak pernah menginginkannya, dia hanya menyukai Raina.
Hingga, keinginan Bram menjadi kenyataan. Cassandra mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia.
"Tidak! Kalian bohong! Dia tidak mungkin mati!"
Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Bram mendapatkan kesempatan kedua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Benarkah Kau Mencintainya?
Kursi ruang tunggu rumah sakit itu tak lagi nyaman diduduki Bram. Sudah lebih dari sehari ia menunggu, menatap pintu ruang rawat Cassie yang tak kunjung terbuka untuknya. Orang-orang hanya berlalu lalang, seolah kehadirannya tak lebih dari gangguan. Wajah-wajah yang pernah dikenalnya pun kini tak mau menoleh. Ia menjadi asing—bahkan untuk keluarga yang pernah menyambutnya sebagai menantu.
“Maaf, Tuan Bram. Sebaiknya, Anda pulang saja,” ucap seorang wanita yang diketahui oleh Bram adalah pelayan di rumah Cassie. “Nona Cassie membutuhkan waktu untuk pulih."
Bram menahan napas, rahangnya mengeras. Ia tahu, ia pantas menerima semua kemarahan itu. Tapi bukan berarti ia akan menyerah.
Tak ada yang tahu, bahwa setiap malam ia berdoa dengan hati yang retak. Tak ada yang melihat saat ia menangis diam-diam, berharap waktu bisa diputar ulang. Ia datang bukan untuk dimaafkan. Ia datang karena ia tak sanggup hidup tanpa Cassie.
Penyesalan tidak terelakkan. Bram begitu sulit menemui Cassie, pria yang dulu tidak pernah membayangkan memohon untuk bertemu dengan wanita yang pernah dia tolak.
Tanpa disadari oleh Bram kejadian saat Cassie pulang ke apartemen kembali terjadi. Ruang rawat Cassie sudah kosong. Sprei diganti. Dan semua jejak keberadaan Cassie menghilang begitu saja.
“Dia dipindahkan?” suaranya gemetar saat bertanya pada perawat.
Wanita itu hanya diam. Bibirnya seperti terkunci. Hanya pandangan matanya yang penuh iba. Namun, semua orang memilih untuk diam. Keluarga Cassie meminta untuk kepindahan wanita itu dirahasiakan.
“Ke mana?” desaknya.
Tak ada jawaban.
Bram melangkah mundur, tubuhnya terasa berat. Ia mencoba masuk ke ruang administrasi, menelepon beberapa kenalan, menanyakan status Cassie sebagai pasien. Tapi semua data sudah dikunci. Semuanya seperti diatur agar ia tak bisa mengakses informasi satu pun tentang istrinya.
Beberapa hari kemudian…
Sebuah pesan masuk ke email pribadinya. Tanpa nama pengirim. Hanya satu kalimat: “Dia aman. Jangan cari dia lagi. Kami akan mengurus surat perceraian kalian.'
Bram memandangi layar itu lama, lalu meremas ponselnya erat. Bukan karena pesan itu mengejutkan—tapi karena ia tahu, Cassie dipindahkan saat ia lengah. Saat ia mencoba bersikap tenang. Saat ia mencoba percaya bahwa keluarganya akan memberinya kesempatan.
"Memangnya siapa yang akan melepaskannya? Sekali menjadi milikku, tidak akan pernah aku lepaskan. Cassie adalah istriku, sampai kapan pun akan menjadi istriku," gumam Bram.
***
Di sebuah rumah sakit yang berada di luar negeri Cassie menatap langit-langit putih yang asing. Kepalanya masih terasa nyeri, namun pikirannya jauh lebih tenang. Jessie duduk di sampingnya, menyuapi bubur dengan lembut.
Cassie menggeleng pelan, lalu bertanya, “Jess… aku mimpi aneh.”
“Aneh gimana?”
“Kayak aku pakai gaun pengantin. Aku senang banget… tapi entah kenapa, wajah pria di sebelahku buram. Aku melihat lagi pria itu. Dia Bram, kan... Jess..."
Jessie tercekat sesaat, lalu memaksakan senyum. “Itu cuma mimpi, Cass. Istirahat lagi, ya. Tidak ada yang bernama Bram dalam hidupmu. Itu hanya bunga tidur.
Cassie mengangguk pelan, tapi hatinya tidak merasa mimpi itu sekadar bunga tidur. Ada yang tertinggal di pikirannya. Ada perasaan yang tidak bisa ia jelaskan. Seolah… ia sedang menanti seseorang.
Sementara itu, Bram menatap layar laptopnya. Di hadapannya, sebuah data terpampang jelas. Data pasien rahasia, daftar dokter, jadwal jaga—semuanya perlahan mulai terkumpul. Ia meminta bantuan koneksi lamanya di bidang IT, menyusup sistem demi mengetahui keberadaan Cassie.
Bram memutuskan untuk segera pergi ke luar negeri, tepatnya di Singapura karena Cassie berada di sana. Keluarga Cassie memutuskan kepindahannya, pasti dikarenakan dia yang sering mengganggu Cassie.
Melinda, ibunya, membuyarkan lamunan ketika Bram sedang melamun memikirkan Cassie. “Kamu serius akan ke sana?”
“Aku tidak akan tinggal diam, Bu.”
“Kamu tahu kalau mereka tidak ingin kamu bertemu Cassie,” balas Melinda
“Aku tidak peduli. Kalau ini satu-satunya cara agar aku bisa bertemu Cassie… aku akan lakukan.”
Melinda hanya bisa menghela napas. Putranya begitu plin plan dalam memilih tambatan hati. Dia dulu menolak Cassie mati-matian, kini dia harus berjuang. Bahkan, untuk bertemu Cassie enggan.
“Benarkah kamu mencintainya Bram? Atau kamu hanya merasa bersalah karena telah membuat Cassie celaka. Jujur saja, Mama tidak ingin kamu menyakiti Cassie lagi," tukas Melinda.
Melinda telah mengetahui dengan jelas setiap perbuatan Bram. Pria itu terang-terangan menolak kehadiran Cassie dan menghadirkan wanita lain dalam hidupnya. Istri mana yang tahan bila suami yang dicintainya tidak menganggapnya.
Bram tak menjawab. Ia hanya memandangi layar, lalu mengepalkan tangannya. “Dia istriku. Dan aku akan merebutnya kembali—bahkan jika harus menculiknya dengan tangan kosong.”
"Setidaknya, lepaskan saja bila Cassie bukan jodohmu," tukas Adrian.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca.....
Dan juga keluarga Adrian kenapa tdk menggunakan kekuasaannya untuk menghadapi Rania yg licik?? dan membiarkan Bram menyelesaikannya sendiri?? 🤔😇😇
Untuk mendapatkan hati & kepercayaannya lagi sangat sulitkan?? banyak hal yg harus kau perjuangan kan?
Apalagi kamu harus menghadapi Rania perempuan licik yg berhati ular, yang selama ini selalu kau banggakan dalam menyakiti hati cassie isteri sahmu,??
Semoga saja kau bisa mendapatkan bukti kelicikan Rania ??
dan juga kamu bisa menggapai hati Cassie 😢🤔😇😇
🙏👍❤🌹🤭
😭🙏🌹❤👍