NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Memiliki Mu

Biarkan Aku Memiliki Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / Cinta setelah menikah / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: mommy jay

Dinda ayu pratista adalah seorang gadis cantik,yang harus menelan kekecewaan saat tahu jika dirinya sedang berbadan dua.
Hidupnya berubah setelah laki-laki yang menjadi temannya, tanpa sadar merenggut kesuciannya.
Saat mengetahui jika temannya itu akan menikah,dinda pun memutuskan untuk pergi menjauh dari kehidupannya sekarang.
Dia pun berharap dapat melupakan kejadian malam itu dan memulai hidup baru.
Kini dinda pun di karuniai seorang putra tampan yang memiliki wajah sama persis dengan teman laki-lakinya itu.
Sampai di suatu saat,takdir pun mempertemukan mereka kembali dengan keadaan yang sedikit berbeda.
Akankah dinda jujur pada temannya itu, jika sudah dia memiliki anak darinya?
Dan apakah dinda akan memberitahu putranya,jika temannya itu adalah ayah biologisnya?
Ikuti kisah selanjutnya sampai selesai!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAMM 11

Dinda pergi dari sana, dengan mengendarai motor maticnya. Meninggalkan gevano dan inces, yang akan bermain seperti biasanya.

"Om inces... memangnya mamah akan beltemu, dengan om tampan." Gevano sangat penasaran, dengan ucapan inces tadi saat menggoda dinda.

Inces berjongkok dan menatap gevano lekat. "Apa kamu senang, kalau om tampan menjadi papah mu, vano?"

"Memangnya, boleh om?" tanya gevano polos.

Inces mengangguk pelan. "Boleh, dong. " sahutnya terkekeh.

"Hole...! Akhilnya, aku punya papah!" seru gevano senang.

"Eits... Tapi ingat ! Hal ini, hanya kita saja yang tahu. Ok?" Inces menatap gevano serius.

Gevano yang pada dasarnya polos, hanya mengangguk saja. sebab gevano hanya ingin mempunyai sosok seorang ayah, yang sangat dia rindukan.

Mereka pun kembali, melanjutkan permainan mereka. Namun tidak ada yang mengetahui, jika saat ini gevano sedang mengharapkan kedatangan Raffael ke rumahnya.

Tak berselang lama, sosok yang di harapkan gevano datang kerumahnya.

"Om... tampan!" seru gevano, berlari ke arah Raffael yang baru saja turun dari mobilnya.

Raffael tersenyum tipis, kemudian menyambut gevano yang berhamburan memeluknya.

"Om tampan...vano lindu." Gevano mengeratkan pelukannya, pada Raffael.

Sementara Raffael merasa gemas, dengan sikap yang di tunjukkan oleh gevano kepadanya.

"Siapa yang rindu sama, om... hem?

Gevano hanya tersenyum, dirinya benar-benar merindukan Raffael saat ini.

" Bagaimana kalau hari ini,kita jalan-jalan?" tanya Raffael, membuat gevano begitu senang.

Sebelum gevano menjawab, inces terlebih dahulu membuka suaranya.

"No... No... No...! Tidak boleh!" sela inces, menghampiri mereka berdua.

Inces menegaskan, jika gevano tidak boleh pergi kemana-mana.

Raffael menautkan kedua alisnya, merasa bingung dengan sikap inces. "Kenapa?tanyanya heran.

" Vano tidak boleh pergi kemana-mana. Sebab dia belum izin, sama mamahnya!"jawab inces, tegas.

Gevano menatap inces. "Om inces, jahat...! Huaaa.... Huaaa.... !" Tiba-tiba saja, gevano menangis.

Inces menghembuskan nafas kasar. "Iya... iya ! Udah dong... jangan nangis! Masa, anak cowok cengeng." sahut inces , meledek.

Gevano pun seketika menghentikan tangisannya, menatap tidak suka pada inces. "Om inces, jahat. Om inces enggak sayang, vano!" balas gevano, terisak.

Inces hanya memutar bola matanya malas, dia tahu jika gevano sedang mencari perhatian dari Raffael.

Berbeda dengan Raffael yang hanya tersenyum tipis, melihat sikap inces dan gevano.

Dia pun segera membawa masuk gevano ke dalam mobil, untuk menghindari terjadinya drama lagi.

Mereka bertiga pun pergi ke tempat, yang Raffael maksud.

Terlihat gevano yang antusias, saat sampai ke tempat bermain itu.

"Om tampan. Vano mau main itu." Vano terlihat antusias saat melihat permainan kolam bola.

Raffael mengangguk dan membawa gevano, ke kolam bola dan memasukkannya ke dalam sana.

"Om inces... ayo masuk! Kita belenang sama-sama!" seru gevano, melihat ke arah inces yang sedang memperhatikannya.

"Om inces di sini saja. Ngawasin kamu." balas inces acuh.

Gevano pun kembali bermain dengan gembira, dengan di temani oleh Raffael dan inces.

"Apa, dia selalu bermain ke sini?" tanya Raffael tiba-tiba.

Inces menatap raffael, yang berada di sampingnya dan terdengar helaan nafas darinya. "Jangankan mengajak jalan-jalan. Tercukupi biaya untuk kosan dan makan saja, mamahnya Vano sudah bersyukur." jawab inces.

Raffael terdiam, merasa iba saat mendengar keadaan hidup gevano yang pas-pasan. bahkan tidak menutup kemungkinan, jika dinda harus mencari pekerjaan sampingan, untuk mendapatkan uang tambahan.

Raffael pun tidak berbicara lagi, kini dia tahu jika kehidupan gevano memang tidak sebaik yang dia kira.

Dia pun membiarkan gevano, untuk bermain sepuasnya. raffael dan inces pun ikut menemaninya.

Dia ikut bahagia, saat melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah imutnya gevano.

Setelah merasa sudah puas, mereka pun mengakhiri permainan hari ini. di samping karena sudah terlalu lama, raffael pun harus kembali ke tempat kerjanya.

Mereka pun memutuskan, untuk segera pulang. di sepanjang jalan, gevano tidak berhenti berceloteh, menceritakan hal yang dia lakukan di tempat bermain.

Sampai akhirnya, tak terasa dia pun tertidur.

"Habis baterai, tuh!" celetuk inces menengok ke kursi depan, melihat gevano yang memang tertidur.

Raffael melirik sekilas, pada inces. "Mungkin dia terlalu lelah." ucapnya, kembali menatap ke arah depan.

Inces pun mengangguk, dan kembali duduk di kursinya.

Tak lama kemudian, mobil raffael pun sampai di halaman kosan dinda. raffael pun segera turun, dan menggendong tubuh mungil gevano.

"Mamah, aku masih ngantuk." Gevano yang merasa terusik pun, sedikit mengigau.

Raffael tersenyum tipis, melihat gevano yang terdengar ngedumel sebab merasa tidurnya terusik.

"Biar vano sama, eike." Incese mengulurkan tangannya, untuk menggendong gevano.

Raffael pun mengangguk, dan memindahkan gevano ke pangkuan inces.

"Terima kasih untuk hari ini. Karena kamu, mau membawanya jalan-jalan." ucap inces, tulus.

"Sama-sama. Aku juga senang, bisa mengajak vano bermain. Kalau begitu, aku pamit dulu." Raffael pun pergi dari hadapan inces, dan masuk ke dalam mobilnya.

Inces pun membawa gevano ke dalam kosan dinda, dan menidurkannya.

Dia pun tidak sabar menunggu dinda pulang, untuk menceritakan apa yang sudah di lakukan oleh mereka bertiga.

*

*

*

Di rumah makan....

Dinda masih sibuk dengan pekerjaannya, dan sore ini dia harus mengantarkan catering lagi, ke tempat proyek raffael.

"Dinda, kamu antar sekarang, ya." Pemilik rumah makan, menghampiri dinda yang sedang bersiap-siap.

Dinda pun menoleh ke arah suara dan tersenyum. "Iya, bu. Saya juga, baru saja mau berangkat." ujar dinda memberitahu.

Pemilik rumah makan pun tersenyum, menatap dinda yang akan berangkat.

Setelah pamit, dinda pun pergi menuju tempat proyek kemarin. orang yang biasanya mengantarkan pesanan masih sakit, sehingga tugasnya di alihkan kepada dinda.

Sesampainya di proyek, dinda membawa catering yang lumayan banyak seperti kemarin.

Dinda pun berjalan memasuki tempat proyek, dengan sedikit kesusahan, karena tidak ada yang membantunya.

Dan untung saja, saat kesusahan ada seorang pegawai yang menghampirinya, dan membantunya.

"Biar saya bantu, neng." Laki-laki paruh baya menghampiri, dan mengangguk sopan.

Dinda tersenyum tipis. "Terima kasih,pak." Memberikan sebagian catering pada laki-laki itu, untuk di bawa menuju tenda.

Mereka berjalan bersama-sama, membawa catering. dinda senang, karena ada orang yang membantunya.

"Ini di simpan di mana, pak?" tanya dinda, menatap ke sekitar tenda.

Laki-laki itu pun, menunjuk ke salah satu tenda yang biasa di jadikan tempat berkumpul para pegawai.

"Oh iya neng. Kata pak bos, tolong antarkan dua box ke arah tenda yang ada di sebelah sana. Tidak apa-apa kan, neng?" Laki-laki itu menunjuk ke arah tenda,tempat dimana Raffael dan roy berada.

Dinda yang tak keberatan pun, mengangguk dan tersenyum. dia pun segera berjalan menuju tenda, yang di maksud pegawai tadi.

"Assalamu'alaikum! Permisi... saya mau mengantarkan catering!" seru dinda, melihat ke sekitar tenda yang terlihat sepi.

Tidak lama kemudian, terdengar seruan dari dalam yang memerintahkannya untuk masuk.

Dinda pun segera masuk ke dalam tenda. Namun tiba-tiba saja tubuh dinda mematung, saat melihat sosok laki-laki yang dia kenali.

"Dinda." seru roy, yang sama-sama terkejut saat melihat dinda, yang selama ini tidak ia ketahui kabarnya.

1
Larasati
lanjut coba kalau sehari up 2 bab pasti seneng banget 🥰
Arum Sekar
lanjut kakk
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
ceritanya bagus semoga Dinda mau ya Nerima untuk menikah sama Rafael 🥰🥰🥰

lanjut Thor 🥰
Larasati
ko blm update Thor
mommy jay: Sudah kakak cantik 🤗. tadi siang, author nya sudah update kok ... coba di lihat dulu kakak cantik... 🙏
total 1 replies
Larasati
lanjut Thor
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
di tunggu" blm update ya
mommy jay: Maaf kak, kemarin libur dulu🙏.
Hari ini update lagi, kok...! Di tunggu ya 🤗
total 1 replies
Larasati
semoga Vano selamat,si Aditya jngn sampai lolos Rafael
Larasati
makin seru lanjut lagi thor 🥰🥰🥰
Arum Sekar
lanjut kakk
Larasati
lanjut dong
mommy jay: Terima kasih atas supportnya pada cerita ku kakak 🙏 . Ikuti terus cerita mereka ya.🤗
total 1 replies
Arum Sekar
lanjut kakk
mommy jay: Terima kasih atas supportnya pada cerita ku kak 🙏. Ikuti terus cerita mereka, ya. 🤗
total 1 replies
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
lanjut dong
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
kapan ya Rafael tau kalau Vano anaknya JD penasaran, cepetan Dinda kasih tau pada Rafa atuh mkn penasaran
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
lanjut, pasti itu Rafa yg nolongin dinda
Larasati
😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!