( Maaf jika ada ketidak nyamanan dalam membaca untuk bab 2-5, karena sedang saya revisi, sesuai arahan Editor Kesayangan Terimakasih)
Suamiku
Please!
Ketahuilah jika ayahmu sering bermain mata dengan ku.
Aku sudah menolaknya, namun ternyata ...
maaf jika aku mencintainya juga karena uangnya dan perhatiannya.
Selamat membaca 😘
#Cinta tak Direstui #cinta terlarang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naisa strong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sama-Sama Menuju Apartemen Di Lantai Puncak
" Kamu disiksa mertua mu ya?" tanya Pop kepada Tamarin.
Tamarin yang sedang menaruh sedotan ke dalam mulutnya seketika membulat sempurna kedua bola matanya. " Kok tanyanya gitu." jawab Tamarin.
" Ya kan kita tahu kalau kamu sama Fox tidak di restui, lihat penampilan kamu! apa Fox tidak memberimu debit card? sampai-sampai kamu tidak ada bedanya lo Tamarin antara sudah menikah atau belum. Fox juga sibuk kerja kan, itulah mengapa kamu tidak bulan madu dan buat anak sama Fox. Lalu buat apa kamu diperistri? Upz ... " ujar Pop dengan sindiran keras.
" Aku bukannya tersinggung ya Pop. Tapi sebaiknya aku pergi aja." Tamarin yang kemudian bangkit dan mengambil tas di bangku kosong sebelahnya.
" Tamarin ... Tamarin ... " panggilan Pop yang awalnya tidak digubris oleh Tamarin namun setelah itu Tamarin berhenti membelakangi Pop dan Loly.
Bersamaan dengan Tuan Kino yang semakin gelisah karena takut ketahuan dari posisi berdiri Tamarin begitu dekat dengannya.
" Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin kamu lebih cerdas. Karena aku yakin kamu pintar. Kamu tahu kan siapa Fox. Bahkan sebagian saham pusat perbelanjaan ini saja adalah miliknya. Kamu tahu? deretan gedung di belakang adalah proyek apartemen berjalan dari perusahaannya. Aku hanya ingin penampilan kamu itu kamu perbaiki. Supaya kamu juga tidak di pandang rendah oleh keluarga besar Fox ataupun koleganya. Terlebih dengan posisi Fox yang seperti itu, kamu pikir di luar sana, dia tidak banyak yang menggoda. Tapi terserah kamu!"
Setelah Tamarin berdiri tanpa bergeming sepatah kata pun, dia meresapi semua nasehat temannya itu ada benarnya juga. Tamarin lantas kembali berjalan cepat dan memeluk mereka. " Hikz ... hikz, terimakasih ya Loly, Pop. Kalian memang sahabat terbaikku. Iya nanti aku akan coba sampaikan kepada Fox. Oh, ya. Jangan berprasangka lagi ya kalau aku di siksa. Ayah mertua dan ibu mertua ku baik, baik malahan. Tidak seperti yang kalian bayangkan." Tamarin yang berusaha menjelaskan.
Namun apa yang dikatakannya tidak sepenuhnya dipercaya oleh kedua temannya.
" Kamu pikir kita percaya." jawab Loly.
" Maksudnya?" tanya Tamarin.
" Ya kamu tahu sendiri lah kamu. Meskipun kamu disiksa juga kamu pasti menutup-nutupinya." jawab Pop.
Membuat Tuan Kino ikut geram dengan kedua sahabat Tamarin. Bisa-bisanya mereka punya pikiran seperti itu.
Cukup lama Tuan Kino mengikuti menantunya. Hingga dimana Loly dan Pop mengajak Tamarin ke sebuah salon perawatan.
" Kamu tidak sekalian perawatan Tamarin." tanya Loly.
" Aku jalan-jalan saja ya, nanti kita ketemuan lagi dimana gitu." kilah Tamarin.
" Okay." sahut Pop.
Tamarin kemudian berjalan-jalan tidak jelas hingga masuk ke sebuah toko sebuah brand ternama yang menjual tas dan baju bermerk.
Satu persatu Tamarin pandangi, rasanya ingin membeli semuanya. Namun dia bahkan tidak berani untuk meminta ke suaminya. Karena takut kalau mengganggu suaminya yang sedang sibuk bekerja.
Alhasil Tamarin menaruh kembali tas-tas tersebut, hingga Tuan Kino berdiri di belakangnya.
" Ambil saja sesuka mu!" titah pria yang bertopi coklat muda.
Tamarin kemudian menoleh. Dan sangat terkejutnya dia melihat sosok ayah mertuanya yang sudah ada di dekatnya.
" Tuan Kino." lirih Tamarin terkejut setengah mati. Nafasnya tetiba sengal berhamburan keluar dari mulutnya tidak karuan.
Oh Tuhan ... mengapa dia ada di sini. Aku bahkan sudah menghindarinya. gumam gemas Tamarin bicara pada dirinya sendiri.
Tamarin lantas ingin pergi dan meninggalkan begitu saja ayah mertuanya. Namun baru mendapat satu langkah. Langkahnya terjegal oleh tubuh kekar milik ayah mertuanya yang menghadang.
Hingga jarak pun terkikis antar keduanya. Tamarin dibuat mati kutu seolah tidak bisa pergi. Hanya mengambil satu langkah mundur untuk terbebas dari sentuhan antar keduanya.
" Tamarin, saya mau minta maaf sama kamu. Anggap saja ini permintaan maaf saya."
" Tapi ini berlebihan Tuan, saya bisa minta pada Fox untuk membelikannya." Tamarin lantas mencari celah jalan untuk dia kabur dari hadapan ayah mertuanya. " Maaf Tuan, saya permisi."
Tuan Kino yang kecewa atas penolakan Tamarin. Ditinggal Tamarin pergi, dia lantas mengikuti Tamarin yang berjalan cepat entah mau kemana.
" Tamarin."
" Tamarin."
panggil Tuan Kino sembari berjalan cepat pula mengikuti Tamarin.
" Tamarin." Tuan Kino berhasil meraih pergelangan milik Tamarin dan membuat langkah wanita itu berhenti.
Namun Tamarin yang baru saja merasakan kedua pelipisnya berdenyut hebat, tiba-tiba memegangi kepalanya.
" Kamu kenapa?" Tuan Kino yang belum melepaskan pergelangan tangan Tamarin.
" Kepalaku." Tamarin yang menyentuhkan kelima jari kanannya pada puncak kepala miliknya.
" Kamu kenapa?" tanya Tuan Kino bertambah panik. " Kita cari tempat duduk." Tuan Kino menautkan tangan kanannya merangkul wanita itu dan menuntunnya berjalan pelan mencari tempat duduk umum namun sayangnya penuh. " Astaga, Tamarin. Wajahmu pucat." Tubuh Tamarin yang seratus persen bertumpu pada tubuh ayah mertuanya. Hingga membuat ayah mertuanya panik dan bingung harus berbuat apa. Selain memanggil-manggil nama menantunya itu.
Tersadar dia ingat, bahwa di Mall ini ada seorang dokter dan pelayanan umum. " Kita kesana Tamarin."
Hingga Tamarin akhirnya tidak kuat untuk berjalan karena lemas dan pada akhirnya Tuan Kino memapah tubuh Tamarin yang sudah pucat dan lemas itu menuju tempat pelayanan umum kesehatan yang ada di Mall itu.
" Permisi mbak."
" Iya pak, ini kenapa?"
" Saya sendiri juga tidak tahu mbak, apa ada dokternya mbak."
" Ada pak. Silahkan istrinya dibaringkan disini. " dengan cepat mbak yang ada di tempat pelayanan kesehatan Mall berkata demikian.
Istrinya. kata Tuan Kino dalam hati. Ah sudahlah. Apapun itu. batinnya lagi. Tuan Kino kemudian membaringkan Tamarin di tempat tidur yang di sediakan. dan terus menggenggam telapak tangan Tamarin yang masih dingin dan wajahnya yang memucat.
" Ini kenapa ya Dok?" tanya Tuan Kino cemas.
" Akan saya periksa dulu ya pak." Dokter yang ada di tempat itu kemudian memeriksa Tamarin.
" Oh, ini jantung lemah saja pak. Akan saya berikan suntikan nanti juga akan pulih sebentar lagi. Ini biasanya karena shock berat saja pak."
" Oh, syukurlah. Terimakasih Dok. Apa saya boleh pinjam kursi rodanya dok."
" Silahkan pak."
" Sekali lagi terimakasih Dok."
Setelah diperiksa, Tamarin dibawa Tuan Kino dengan menggunakan kursi roda ke sebuah apartemen miliknya yang tidak jauh dari Mall ini berada.
Fox yang juga berada dalam satu proyek lanjutan di apartemen yang akan di garap oleh Perusahaannya. Mereka bertiga sama-sama berada di tempat yang tidak jauh.
Apalagi Tuan Kino yang akan membawa Tamarin ke apartemen eksklusif di lantai paling puncak miliknya, karena sesungguhnya saham terbesar dari seluruh apartemen yang dia dirikan adalah milik perusahaannya. Bahkan perusahaan nya juga tengah menggarap proyek apartemen lanjutan yang tempat nya tidak jauh dari apartemen milik Tuan Kino.
Ketiganya sama-sama berjalan ke sebuah apartemen. Tamarin yang di dorong menggunakan kursi roda oleh Tuan Kino menuju lantai puncak. Sementara Fox juga sedang berjalan ke lantai puncak untuk mengambil sesuatu yaitu charge handphone dan mencharge nya karena baterainya habis di apartemen yang letaknya bersebelahan dengan milik Tuan Kino.
BERSAMBUNG
mungkin author nya penyuka permen