Melati, hanya seorang guru honorer di sebuah sekolah elite. Namun, dia harus terjebak dengan seorang Tuan Muda yang ternyata Ayah dari anak didiknya.
Menjadi istri bayaran, bukan salah satu dari cerita yang ingin dia lalui dalam hidupnya. Ketika dia harus menikah dengan pria yang hatinya terkunci untuk sebuah cinta yang baru dan sosok baru setelah kepergian istrinya.
Namun sial, Melati malah jatuh cinta padanya. Bagaimana dia harus berjuang akan cinta yang dia miliki. Dalam pernikahan yang semu, dia harus berjuang membuka kembali hati suaminya yang sudah terkunci rapat. Namun, di saat dia benar-benar ingin berjuang dalam cinta dan pernikahannya ini. Melati, harus menyadari satu hal tentang suaminya.
"Kau tidak akan pernah ada dalam tujuan hidupku. Jadi berhenti berharap lebih!"
Melati hanya bisa diam dengan menatap punggung Zaidan yang pergi menjauh darinya setelah mengucapkan kalimat yang benar-benar menghancurkan harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan saat ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran Kontrak Pernikahan
Sial, aku sudah memberikan saran yang salah.
Disinilah Ares berada, kebingungan sendiri dengan apa yang dia perbuat. Dia yang menyarankan pada Zaidan agar dia mempunyai istri bayaran, tapi kini malah dia sendiri yang bingung, harus mencari kemana wanita yang mau ditumbalkan olehnya, atas kebodohan yang dia lakukan.
"Hallo Kak Ares" Seorang gadis keluar dari salon tempat dia bekerja. Menghampiri Ares yang mengirim pesan padanya dan mengatakan dia sudah berada di depan tempat kerjanya. "Tumben sekali bisa jemput aku? Apa tidak banyak pekerjaan?"
Ares tersenyum, dia menggeleng pelan. Ares mengelus kepala teman sekolah yang sudah seperti adiknya sendiri. Dia bertemu dengan gadis ini di masa kuliah.
"Iya, aku bisa pulang lebih cepat. Lagian sudah lama tidak makan bareng sama kamu" ucap Ares.
Gadis berusia 4 tahun lebih muda darinya itu tersenyum. "Ayo kita makan di tempat biasa. Aku juga merindukan makan bersama dengan Kak Ares"
"Em, Melati" Panggilan Ares berhasil menghentikan langkah Melati yang sudah lebih dulu berjalan melewatinya. Melati menoleh padanya. "Aku butuh bicara sama kamu, ini cukup serius"
Melati tersenyum dan mengangguk saja, meski mendadak dia jadi gugup sendiri. Apa mungkin Kak Ares akan menyatakan cinta padaku ya? Ah, kami kenal sudah hampir 8 tahun. Masa Kak Ares tidak juga menyadari perasaanku. Gumamnya dalam hati, dia menundukan wajahnya yang terasa memanas. Pastinya sudah merah sekarang.
Mereka sampai di sebuah Restoran untuk makan malam kali ini. Sejak dalam perjalanan, Ares benar-benar bingung harus memulai percakapan darimana. Apalagi dia yang akan merasa sangat bersalah karena sudah membawa Melati dalam kebodohan yang dia ciptakan sendiri.
Duduk saling berhadapan di meja dekat jendela. Ares menatap Melati dengan perasaan ragu dan bingung.
"Kak, mau bicara apa?"
Hah... Hembusan nafas kasar yang terdengar, Ares benar-benar bingung bagaimana untuk bicara pada Melati saat ini. Memang bodoh kau Ares, kenapa hanya Melati yang ada dalam pikiran kamu. Padahal wanita di dunia ini sangatlah banyak. Ares hanya mampu merutuki dirinya sendiri.
"Mel, apa kamu sudah menemukan cara untuk melunasi hutang Ayah kamu?"
Baiklah, Ares tahu ini terlalu egois dan tidak berperikemanusiaan. Tapi ini adalah caranya membantu Melati dan Tuannya secara bersamaan. Meski dia juga masih merutuki kebodohannya sendiri. Ares langsung merasa bersalah ketika melihat wajah sendu Melati.
"Belum Kak, aku juga sudah bingung"
Bukan Ares tidak pernah meminjamkannya uang, tapi Melati juga malu jika harus terus meminjam uang pada Ares. Sementara hutang dia pada Ares saja belum dia bayar sampai sekarang.
"Mel, seandainya aku punya solusi untuk semua masalah kamu. Intinya untuk masalah hutang kamu itu, apa kamu akan terima?" ucap Ares dengan hati-hati.
"Tentu saja Kak, selama itu baik, aku akan terima"
Ares mengangguk pelan, di bawah meja tangannya sudah begitu dingin dan berkeringat. Sungguh sebenarnya dia tidak ingin membuat Melati jatuh terjerumus dalam jerat Zaidan yang seperti itu. Tapi, Ares juga tidak bisa mempercayai wanita lain yang pastinya hanya akan memanfaatkan Zaidan dan mungkin tidak akan bisa menjaga Zenia dengan baik. Meski sering kesal pada atasannya itu, Ares tetap mempunyai rasa peduli padanya.
"Jadi, maksud Kakak ingin berbicara padaku, adalah ini?" tanya Melati, ada rasa kecewa dalam dirinya. Karena dia sudah berharap terlalu jauh.
"Iya, aku ikut memikirkan tentang kamu. Apalagi kamu selalu pulang malam seperti ini, aku takut orang-orang itu akan mencelakai kamu dijalan, Mel. Jadi, aku ingin membantu memberikan solusi"
Melati tersenyum dan mengangguk saja, sepertinya memang dia terlalu salah karena berharap begitu besar. Lihatlah, Kak Ares memang terlalu baik bahkan selalu memikirkan keadaan dan situasinya. Hanya saja, dia tidak mempunyai perasaan yang sama dengan yang dia rasakan padanya. Harusnya Melati sadar akan itu.
Saat itu, makanan pesanan mereka datang. Dan pembicaraan ini tertunda sejenak, sampai mereka selesai makan. Melati sedikit bingung saat Ares menyimpan sebuah map yang dia keluarkan dari tasnya di depan Melati sekarang.
"Ini apa Kak?" tanya Melati bingung.
"Kamu buka dulu dan baca, kalau kamu bisa melakukannya, maka kamu bisa ambil. Tapi, jika tidak, aku juga tidak akan memaksa"
Melati semakin dibuat bingung dengan ini semua. Lalu dia membuka perlahan map itu, mengeluarkan beberapa lembar kertas disana. Saat membaca bagian judul saja, sudah membuat tangannya gemetar tak karuan.
Kontrak perjanjian sebagai istri bayaran.
Tangan Melati masih bergetar memegang surat perjanjian ini.
"Kak, apa maksudnya?" tanya Melati dengan menatap lekat pada Ares.
Tangan Ares bahkan terasa dingin dan berkeringat. Bahkan keringat juga mebasahi dahinya. Ares benar-benar gugup dan bingung menjelaskan.
"Kamu tahu Tuan Zaidan? Atasan aku yang seorang duda?" Melati hanya menjawab dengan anggukan kepala. Dan Ares melanjutkan bicara. "Nah, dia sedang mencari istri yang hanya merawat anaknya dan berstatus sebagai istrinya saja. Dia sedang menghindari pejodohan dari orang tua dan juga para wanita penggoda. Nah, disana ada tulisan peraturan yang harus diikuti. Dan kamu bisa meminta bayaran berapapun yang kamu butuhkan, asalkan mau untuk menjadi istri bayarannya selama satu tahun saja"
Tangan Melati bergetar, bahkan bibirnya terasa kelu untuk berucap. Apa yang dia dengar dari Ares dan apa yang sedang dia baca sekarang, benar-benar membuatnya tidak bisa berkata-kata.
Aku kira hal semacam ini hanya terjadi dalam film saja. Tapi apa ini? Kenapa terjadi padaku?
Rasanya dia tidak percaya dengan tawaran yang diberikan oleh Ares. Jika saja bukan Ares yang memberikan tawaran ini, mungkin tidak akan terasa begitu sakit di hatinya. Pria yang dia sukai sejak lama, malah memintanya untuk menjadi istri bayaran. Itu sudah cukup membuat Melati sedikit sadar diri, jika perasaannya tidak akan pernah terbalas.
"Mel, aku tahu kamu pasti sangat terkejut dan bingung dengan semua ini. Tapi percaya sama aku, jika ini hanya satu tahun saja. Dan kamu akan bisa kembali bebas setelah satu tahun pernikahan" ucap Ares dengan memegang tangan Melati yang bergetar memegang kertas itu. "Ini hanya demi kamu bisa terbebas dari hutang Ayah kamu itu"
Ya Tuhan, apa akhir dari kisah cintaku harus seperti ini? Cinta yang aku pendam selama ini, tidak akan bisa aku ungkapkan.
Melati masih begitu bingung dan terkejut dengan semua ini. Dia mencoba untuk memikirkan tawaran Ares dengan baik. Apa mungkin dia harus mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi pria yang tidak dia cintai dan bahkan hanya sebagai istri bayaran.
"Setelah satu tahun, kamu bisa bebas kembali. Dan kamu bisa mendapatkan orang yang benar-benar kamu cintai"
Melati langsung menatap Ares, apakah itu bisa? Jadi, setelah dia menyelesaikan masa kontrak satu tahun ini, maka dia bisa kembali mengejar Kak Ares dan mengungkapkan perasaannya lebih dulu.
"Ini demi kamu yang tidak perlu bekerja di salon lagi sampai malam begini"
Ares sebenarnya mengutuki dirinya sendiri, kenapa dia malah seolah memaksa Melati saat ini. Padahal dia sendiri yang bilang di awal, jika dia tidak akan memaksa jika memang Melati tidak ingin dengan kontrak ini. Tapi apa sekarang? Ares malah seolah memaksa Melati. Memang sialan kau Ares. Umpatnya dalam hati.
Tangan Melati meremas kertas di tangannya. Dia menghembuskan nafas kasar. "Baiklah Kak, aku terima jika hanya satu tahun"
Bersambung
Tapi tidak menabung bab
nextttt thor.....