NovelToon NovelToon
Cinta Di Rak Diskon

Cinta Di Rak Diskon

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky_Gonibala

Raka Dirgantara, Pewaris tunggal Dirgantara Group. Tinggi 185 cm, wajah tampan, karismatik, otak cemerlang. Sejak muda disiapkan jadi CEO.
Hidupnya serba mewah, pacar cantik, mobil sport, jam tangan puluhan juta. Tapi di balik itu, Raka rapuh karena terus dimanfaatkan orang-orang terdekat.
Titik balik: diselingkuhi pacar yang ia biayai. Ia muak jadi ATM berjalan. Demi membuktikan cinta sejati itu ada,
ia memutuskan hidup Miskin dan bekerja di toko klontong biasa. Raka bertemu dengan salah satu gadis di toko tersebut. Cantik, cerewet dan berbadan mungil.

Langsung saja kepoin setiap episodenya😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky_Gonibala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Patah Hati

Hujan Jakarta belum reda. Langit kelabu bergelayut di atas gedung-gedung tinggi.

Raka menarik koper kecilnya melewati lobi apartemen. Resepsionis menatapnya bingung pewaris Dirgantara Group, turun subuh dengan koper? Mana jasnya? Mana supirnya? Mana mobil sportnya?

Raka hanya melambaikan tangan tipis. “Pagi.”

Dia melangkah ke trotoar basah. Jaket hoodie abu-abu menutupi rambutnya yang sedikit lepek karena gerimis. Di pinggir jalan, taksi online berhenti. Raka membuka pintu belakang.

“Pak Raka?” tanya sopir, ragu.

“Sekarang cukup panggil saya Raka,” jawabnya pelan.

Mobil melaju menembus gerimis. Suara wiper bergesekan ritmis. Dari kaca jendela, lampu-lampu kota memantul, menari di matanya. Tangannya merogoh saku sebuah dompet kulit tipis, isinya hanya KTP, SIM, sedikit uang tunai, dan satu kartu debit.

Hatinya berdebar aneh. Bukan karena takut miskin, tapi karena rasa lega aneh, seolah beban berat di pundaknya terlepas satu per satu.

Taksi berhenti di daerah Tebet.

Raka menurunkan koper di gang sempit. Di ujungnya berdiri rumah petakan dua lantai. Catnya lusuh. Dindingnya tambal sulam. Tapi di matanya, ini terlihat seperti benteng kecil, benteng untuk memulai ulang dari awal.

Ia berdiri di depan pintu kos. Mengetuk tiga kali.

Pintu dibuka oleh pria bertubuh gempal, memakai singlet bolong dan sarung kumal.

“Bang Udin?” sapa Raka.

“Eh? Mas Raka ya? Yang mau ngekos bulan ini?” tanya Bang Udin, terkejut setengah ngantuk.

Raka mengangguk. “Iya, Bang. Yang kamar lantai dua. Jadi, kan?”

Bang Udin melongok ke koper Raka, lalu ke wajahnya.

“Iya lah, duitnya udah DP kemarin. Sana masuk. Kunci di rak sendal. Kamar nomor 7.”

Raka tersenyum tipis. Ia mengangkat sendiri kopernya ke lantai dua. Anak tangga sempit berderit di injakan sepatunya.

Kamar nomor 7.

Ruangan 3x3 meter. Satu kasur tipis. Satu kipas angin ngadat. Meja kayu kecil di pojok. Bau kamper dan cat lembab tercium samar.

Raka menurunkan koper, membuka resletingnya pelan. Di dalam hanya beberapa kemeja polos, celana jeans, hoodie, dan satu kotak kecil berisi foto masa kecilnya bersama ibunya. Ia menatap foto itu lama. lalu tersenyum miris.

Ponselnya berdering lagi. Nomor Celine. Lagi-lagi diabaikan.

Notifikasi baru masuk: 15 panggilan tak terjawab. 23 chat belum dibaca.

“Udah telat, Celine,” gumamnya pelan.

Pukul 03.00 pagi.

Raka berbaring di kasur tipis, menatap langit-langit kusam. Angin dari jendela membuat tirai reyot berkibar. Suara rintik hujan jadi nyanyian menenangkan walau di kepalanya suara kenangan masih ribut.

Ia teringat tawa Celine, cara Celine manja membelai kerah jasnya. Teringat cara ayahnya membentak di ruang rapat: “Raka! Jangan pernah bawa perempuan rendahan ke meja keluarga kita, yang pantas itu hanya Celine!”

Lucu, pikirnya. Selama ini dia menuruti. Semua. Bahkan Celine, Celine yang di luar terlihat mentereng, di mata keluarganya tetap '‘berkelas’'. Sekarang? Kelas apanya?

Ponselnya menyala lagi. Kali ini bukan Celine. Nama yang muncul, Pak Hendra Dirgantara. Ayahnya. Jam segini?

Raka tidak menjawab. Ia hanya mematikan ponsel. Hening.

Hening yang mahal.

Pagi menjelang.

Raka terbangun oleh suara gerobak bubur ayam di depan kos. Matanya merah, punggungnya pegal. Tapi di hatinya ada ruang kosong, anehnya ruang kosong itu justru memberinya napas.

Ia meraih ponsel, menyalakan kembali. Pesan ayahnya masuk:

“Kamu di mana? Pulang. Kita bahas lagi. Celine sudah telepon Bapak.”

Raka mengetik balasan:

“Tidak perlu bahas apa-apa. Mulai sekarang, saya urus hidup saya sendiri.”

Klik. Terkirim.

Satu jam kemudian.

Raka duduk di warung kopi pinggir gang. Kopi hitam panas, roti bakar setengah hangus. Ia menatap roti itu lama. Dulu sarapannya croissant impor, espresso single origin, telur setengah matang di hotel bintang lima. Sekarang? Dia justru merasa anehnya lebih kenyang.

Di meja sebelah, tukang ojek online ribut main gaplek. Tertawa keras, sumpah serapah, suara motor knalpot bobrok bersahutan.

Raka diam-diam tersenyum kecil. Hidup beginilah yang nyata, batinnya.

Satu notifikasi muncul.

Lowongan kerja: “Dicari Kasir/Pramuniaga Toko Kita Jaya. Gaji UMR. Siap kerja shifting. Minimal lulusan SMA. Jujur & cekatan.”

Raka menatapnya lama. Jarinya menekan, Lamar Sekarang.

Sore hari.

Raka duduk di warnet pinggir jalan. Di depannya, layar komputer tabung tua. Tangannya sibuk mengetik formulir lamaran. Nama? Raka Purnama. Pendidikan? S2 Ekonomi, Disamarkan jadi SMA. Alamat? Kos Gang Mawar Nomor 7.

Ia tertawa kecil sendiri. Pewaris Dirgantara Group, melamar kerja jadi kasir. Siapa yang bakal percaya?

Di belakangnya, 2 bocah SMP main game tembak-tembakan sambil teriak,

“Bunuh! Bunuh! Ancurin musuhnya Shuu! Pukulin, Bang! Dasar noob!”

Raka melirik, ikut tersenyum. Mungkin beginilah rasanya hidup jadi orang biasa.

Hujan rintik lagi.

Keluar dari warnet, Raka berdiri di pinggir jalan, menatap lampu-lampu toko klontong yang bersinar kuning. Di situ, di antara kardus mie instan, rak deterjen, dan gantungan snack, ia ingin mulai lagi. Mencari sesuatu yang selama ini tak pernah ia punya.

Bukan uang. Bukan nama besar. Tapi cinta. Cinta yang tulus tanpa memanfaatkan kekayaannya.

Bersambung.

1
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
preetttt 🤧🤧
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
hehhh deg degan ngapa lagunya nona Ambon pica pica 😂😂😂
❤︎♏︎་༘🦂
Thor, ini namaku jadi karakter ini??? 😭aku request jadi art Mas Raka lho padahal. Biar bisa mulung kartu-kartu mas Raka yang dibuang😭🤣🤣 Kenapa jadi cewek dengan spek bella hadid gini Thor😭🤣 Jadi insecure
❤︎♏︎་༘🦂: 🙂‍↔️🙂‍↔️🤣
total 2 replies
❤︎♏︎་༘🦂
🙈 kenapa gua jadi genit Thor 😭🤣🤣
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪: aku blm lanjut baca keasikan main GC 🤣🤣🤣
total 4 replies
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
nama panjangnya Meridian ya Thor 🤣🤣🤣
Rizky_Gonibala: nanti bakalan ada tuh😅😅👍👍👍
total 3 replies
Rizky_Gonibala
kayaknya ada😅😅
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
wahhh... aku yg perempuan gak tau kalo bulu mata ada ukuran nya 😂🙈
Rizky_Gonibala
kayak ada tuh😅😅😅
Rizky_Gonibala
🤣🤣🤣🤣🤣
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
jangan kan drakula, kuyang pun aku terima kalo kayak Raka 😆👻
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
untung aku gak makan gorengan sm intan, kan gak lucu ditanya malaikat kenapa masuk neraka? makan gorengan dari intan 😫😭
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
logout dari bumi 😭💔
❤︎♏︎་༘🦂
jangan pernah menggantung harapan pada siapapun. Biar gak kecewa. Andalkan diri kamu sendiri 🙃
❤︎♏︎་༘🦂
mbah??? Thor yang bener aja dah, typo kah ini😭😭😭 ngapa jadi mbah, thorrr😭
❤︎♏︎་༘🦂
kehilangan emang ketakutan terbesar untuk orang yang pernah kehilangan sebelumnya. I feel you intan 🥀
❤︎♏︎་༘🦂
😭😭Artis k-pop gatuh😭 Sejak kapan kim Jong-un jadi artis k-pop, Intan 😭
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
😍🙈
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
mie soto rasa oyo bungkusnya warna apa Thor 👻
Rizky_Gonibala: warna putih susu😅😅😅
total 1 replies
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
awokawok /Facepalm/
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
othor ngaco bgt 😭 tikus dikasih nama Kim Jong un 🤣🙈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!