Kayla lahir dari pernikahan tanpa cinta, hanya karena permintaan sahabat ibunya. Sejak kecil, ia diperlakukan seperti beban oleh sang ayah yang membenci ibunya. Setelah ibunya meninggal karena sakit tanpa bantuan, Kayla diusir dan hidup sebatang kara. Meski hidupnya penuh luka, Kayla tumbuh menjadi gadis kuat, pintar, dan sopan. Berkat beasiswa, ia menjadi dokter anak. Dalam pekerjaannya, takdir mempertemukannya kembali dengan sang ayah yang kini menjadi pasien kritis. Kayla menolongnya… tanpa mengungkap siapa dirinya. Seiring waktu, ia terlibat lebih jauh dalam dunia kekuasaan setelah diminta menjadi dokter pribadi seorang pria misterius, Liam pengusaha dingin yang pernah ia selamatkan. Di tengah dunia yang baru, Kayla terus menjaga prinsip dan ketulusan, ditemani tiga sahabatnya yang setia. Namun masa lalu mulai mengintai kembali, dan cinta tumbuh dari tempat yang tak terduga…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 kepergian dan kesedihan
Kayla menoleh ke arah suara itu. Matanya mencari wajah ayahnya, tapi seperti biasa, Arman tak pernah menoleh padanya.
"Ayah mau berangkat kerja?" tanya Kayla pelan.
"Diam kau! Anak tak tahu diri. Nggak sopan ikut campur urusan orang tua!" Marah Arman
Retno buru-buru menghampiri Kayla. "Ssst… sudah, sayang. Makan aja ya."
Sore harinya, Retno menjemur pakaian saat Kayla berlari kecil menghampirinya.
"Bu, Bu! Kayla nemu kupu-kupu! Warnanya kuning!" seru Kayla senang
"Wah, cantik banget ya? Boleh ibu lihat?" tanya Retno
"Tapi udah terbang, Bu. Kayla mau kejar, tapi sayapnya cepet banget!" Jawab Kayla
"Nanti ibu bikinin gambar kupu-kupu ya. Tapi kita harus hemat kertas, oke?"ujar Ratno menghibur Kayla kecil
"Oke, Ibu sayang!" jawab Kayla senang
Retno mengusap kepala Kayla. Meski hidup mereka sempit, cinta yang ia beri tak pernah sedikit.
Beberapa malam kemudian, Arman membawa seorang wanita muda ke rumah. Wanita itu cantik, tapi congkak. Ia menatap Kayla seperti melihat debu.
"Ini anak siapa?" tanyanya.
"Bukan urusanmu," jawab Arman.
"Bu, tante siapa?" bisik Kayla.
"Dia cuma tamu, Kayla. Nggak perlu ditanggapi." Jawab Retno
Wanita itu menyeringai. "Aku calon mama barumu."
Retno menggenggam erat jemuran. "Dia cuma tamu."
Wanita itu mendekat. "Sampai kapan kamu betah jadi pembantu di rumah sendiri?"
"Selama saya masih bisa jagain anak saya, saya rela." jawab Retno
Keesokan harinya, Kayla ikut ibunya ke warung. Mereka hanya membeli seikat bayam, dua tahu, dan bumbu dapur seadanya.
"Bu, Kayla mau beli permen satu, boleh?" tanya Kayla
Retno membuka dompet. Hanya ada dua lembar lima ribuan.
"Besok aja ya, Sayang. Kalau ada sisa uang. Hari ini kita beli nasi buat malam." jawab Retno dengan menahan kesedihannya
"Kayla ngerti, Bu. Nanti Kayla nggak minta jajan, tapi Kayla mau peluk ibu dua kali ya!" jawab kayla yang luar biasa pengertian
Retno menahan air mata sambil memeluk Kayla. "Peluk kamu itu yang paling mahal buat Mama."
...----------------...
Kayla masuk TK saat usianya lima tahun, tapi hanya bertahan satu semester karena Arman menolak membayar sekolah. Retno pun mengajar sendiri anaknya di rumah.
"A... B... C..." Kayla mengeja.
"Bagus, Sayang. Sekarang tulis huruf 'I' buat Ibu." ujar Retno
"I... kayak tiang ya, Bu?" tanya Kayla
"Iya, pintar banget kamu!" jawab ibu Retno
Hari-hari mereka sederhana. Tapi dalam keheningan rumah yang dingin, suara tawa Kayla dan senyum Retno mengisi ruang kecil itu dengan harapan.
Namun cinta dan tawa tak selalu cukup. Dan rumah tanpa cinta dari seorang ayah tetaplah neraka kecil bagi anak yang belajar mencintai terlalu dini.
Waktu berlalu. Kayla tumbuh jadi anak cerdas, meski sering mengurus dirinya sendiri. Ia belajar membaca dari buku bekas yang dikumpulkan ibunya. Ia belajar menulis dari potongan kertas kalender. Tapi satu hal yang tak pernah ia dapatkan: kasih sayang dari ayahnya.
Dan setiap malam, sebelum tidur, Kayla selalu berdoa.
"Tuhan... kalau Ayah nggak sayang aku sekarang, semoga suatu hari dia lihat aku berdiri di panggung. Dan dia tahu... anak yang dia buang, bisa berdiri sendiri." doa kayna dengan penuh kesedihan
---Usia Kayla memasuki tujuh tahun saat suara batuk ibunya mulai terdengar lebih berat dari biasanya. Retno tetap memaksakan diri untuk memasak, menyapu, mencuci pakaian, dan tetap tersenyum di depan anaknya.
"Bu, batuk ibu belum berhenti. Kita ke dokter yuk?" ajar Kayla
"Ibu cuma masuk angin, Nak. Nanti juga sembuh." jawab ibu Retno
Kayla menatap ibunya sambil menyentuh tangan Retno yang panas.
"Kalau cuma masuk angin, kenapa mata ibu sering kelihatan gelap? Kayla lihat ibu duduk sambil pegangan tembok kemarin." ujar Kayla
"Iya... ibu cuma pusing. Tapi ibu baik-baik aja." jawab ibu Retno menenangkan sang putri tapi Kayla yang pintar tentu tidak bisa langsung percaya.
Kayla berlari ke kamar ayahnya. Ia mengetuk pintu dengan hati-hati.
"Ayah... ibu sakit. Kayla minta uang buat bawa ibu ke dokter." ujar kayla
Pintu terbuka cepat. Arman menatap Kayla tajam.
"Kau pikir aku ATM? Pergi sana! Urus ibumu sendiri." jawab Arman marah besar
"Tapi ibu sakit, Yah. Batuknya parah. Kayla takut..." jawab Kayla lagi
Plak! Satu Tamparan terdengar
Tangan besar Arman mendarat di pipi kecil Kayla begitu saja tanpa belas kasihan sedikit pun
"Jangan pernah minta apa pun dariku! Dasar pembawa sial!" seru Arman dengan kemaran dan kebencian
Kayla jatuh terduduk. Ia tak menangis. Ia hanya menatap ayahnya dengan mata yang mulai mengerti bahwa kasih sayang bisa sepenuhnya hilang dari hati seseorang.
Di malam hari, Retno menggigil di kamar. Kayla menyelimuti ibunya dengan semua kain yang mereka punya. Ia duduk di samping sang ibu sambil menggenggam tangan yang mulai dingin itu.
"Ibu jangan tinggalin Kayla... ibu satu-satunya yang Kayla punya..." tangis Kayla
Retno tersenyum tipis. Suaranya lemah.
"Kamu anak hebat, Kayla. Jangan pernah berubah. Maaf... ibu nggak bisa lama-lama nemenin kamu..." suara lemah Retno terdengar penuh penyesalan
"Nggak, bu! ibu jangan ngomong kayak gitu. ibu harus sembuh! Kayla janji Kayla kerja, Kayla bisa cari duit buat ibu ..." tangis Kayla semakin terdengar
Namun malam itu, Retno mengembuskan napas terakhirnya. Tanpa ambulans, tanpa dokter, tanpa obat. Hanya ada Kayla—sendiri—memeluk tubuh ibunya yang sudah tak bernyawa.
Dan dunia pun menjadi tempat yang jauh lebih dingin untuk seorang gadis kecil berusia tujuh tahun yang baru saja kehilangan segalanya.
Langit mendung menggantung di atas pemakaman sore itu. Tanah basah, daun-daun gugur tertiup angin. Seakan alam pun turut berkabung. Sebuah liang telah digali di sudut pemakaman desa. Di sana, tubuh Retno yang telah dibungkus kain kafan bersih terbujur kaku dalam peti kayu sederhana.
Kayla berdiri diam, menunduk dalam balutan jaket usang milik ibunya. Tangannya memegang erat gambar kupu-kupu yang kemarin ia gambar—seperti yang biasa ibunya buat untuknya dulu.
Seseorang menepuk bahunya pelan. Itu Bu Marni, tetangga mereka.
“Kayla, sayang… ayo ikut ke depan. Ibumu mau dimakamkan sekarang.”
Kayla tidak menjawab. Hanya menatap lurus ke tanah yang akan menjadi tempat peristirahatan terakhir ibunya. Matanya sembab. Ia belum makan, belum tidur. Tapi bukan itu yang membuat tubuh kecilnya gemetar. Ia takut. Setelah ini… ia sendirian.
Azan ashar berkumandang, menggema sayup. Beberapa orang lelaki kampung mengangkat peti dan menurunkannya ke dalam liang. Kayla menggigit bibirnya. Ia menggenggam erat gambar di tangannya.
Langkah-langkah kecil itu maju, pelan-pelan. Ia berdiri di tepi makam, menatap ke bawah. Peti itu sudah dalam tanah. Suara tanah pertama dijatuhkan. Dug. Kayla merintih pelan.
Bersambung
mantap 👍
kl orng lain,mngkn g bkln skuat kayla....
ank kcil,brthan hdp s luarn sna pdhl dia msh pnya sseorng yg nmanya ayah.....
😭😭😭
mudah dipahami
mna pas lg,jdinya ga ara th jd nyamuk....😁😁😁.....
Liam niat bgt y mau pdkt,smp kayla prgi kmna pun d ikutin....blngnya sih kbetulan.....tp ha pa2 lh,nmanya jg usaha....smngtttt....
trnyta ank yg d buang,skrng mlah jd kbnggaan orng lain....slain pntr,kayla jg tlus....skrng dia pnya kluarga yg syng dn pduli sm dia....