NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Bunga Malam

Jerat Cinta Sang Bunga Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / POV Pelakor / PSK
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: bundew

Pertemuan pertama antara mereka terjadi saat Erick Meijer membeli jasa Clara Anderson untuk melayani nya diatas ranjang.
Sebagai pelanggan aneh dan misterius Clara

Lalu setelah itu mereka bertemu lagi saat Clara yang sedang berlibur tanpa diduga mendapatkan masalah dengan seorang pria dan Erick yang menyelamatkannya.
Bermula dari situ keduanya menjadi dekat,
Dari sekedar simpati, lalu berubah menjadi saling menginginkan.
Hingga timbullah perasaan berbeda diantara keduanya,terutama Clara.Perasaannya pada Erick bukan lagi sebatas hubungan fisik semata, melainkan dia juga menginginkan hati pria itu.Meski Clara tau kalau hati Erick sudah dimiliki oleh perempuan lain. Tapi...dia tidak perduli dan berniat merebut pria itu dari perempuan yang menjadi tunangannya.
Apakah Clara bisa? Penasaran cusbaca reader.
Happy reading reader 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2.Kamar 203.

" Hotel Aston kamar 203."

Clara membaca pesan yang dikirimkan mami Aster padanya, lalu meletakkan kembali ponselnya kedalam tas tangan, tanpa berniat membalas dulu pesan itu.Karena itu memang bukan pesan yang perlu dibalas.

" Nona kita sudah tiba," Ucap Edwin, dengan menghentikan mobilnya tepat didepan lobi hotel Aston.

" Ok, aku turun. Nanti aku hubungi kau begitu sudah selesai." ucap nya yang dibalas anggukan oleh Edwin.

 Baru Clara melangkah turun dari dalam mobil, dengan dibantu Edwin yang membuka kan pintu mobil.

Setelah itu dia berjalan masuk sendirian kedalam lobi hotel, lebih dulu menuju meja resepsionis berniat mengambil kunci kamar yang disebutkan mami Aster ditelpon.

Dia berjalan dengan langkah anggun, layaknya perempuan kelas atas biasanya. Seperti penampilan nya saat itu yang menggunakan barang barang mereka terkenal dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Dari penampilan serta pembawaannya orang akan langsung tau kalau dia kesana sebagai calon tamu VVIP hotel itu.Tanpa tau kalau sebaliknya.

Sampai pegawai yang bertugas dimeja resepsionis langsung menyambut dia hormat serta sopan juga ramah.Layaknya melayani pelanggan prioritas.

" Selamat malam nona, ada yang bisa kami bantu?" Petugas itu menyapa Clara sopan.

" Saya ingin mengambil titipan kunci kamar hotel nomor 203." Ucapnya pada petugas itu.

Dahi petugas resepsionis itu langsung sedikit mengeryit mendengar nya, meski langsung berubah ramah lagi seperti sebelumnya. Membuat Clara sempat heran melihatnya perubahan raut petugas resepsionis barusan.

Sampai berpikir kalau sudah salah bicara, tapi sepertinya tidak.Tapi kenapa sekarang petugas resepsionis itu barusan terlihat bingung atau lebih tepatnya terkejut mendengar permintaannya barusan.Setelah ada jeda diam beberapa saat,barulah resepsionis itu bicara lagi tapi kali ini masa suaranya terdengar sedikit bergetar.Seperti gugup atau lebih tepatnya ketakutan.

" Maaf nona, tapi...kamar itu tidak kosong."

" Ya?" Balas Clara dengan raut bingung mendengar jawaban dari petugas resepsionis itu.

Dia tau kalau kamar itu pasti sudah dipesan atas nama seseorang, yang malam ini akan menjadi pelanggannya.Tapi apa anehnya hal itu,dia juga tau. Barusan dia juga minta kunci kamar tersebut karena itu merupakan....

" Itu kamar VVIP hotel kami yang dikhususkan untuk para pemegang saham hotel ini nona dan hanya bisa menggunakan kunci master saja. Jadi...kalau nomor kamar itu yang rekan nona sebutkan, sepertinya ada kesalahan penyebutan. Kalau nona tidak keberatan biar saya bantu memeriksakan nomor kamar yang dipesan teman nona untuk anda."

Clara tau itu tidak salah hanya saja,cara dia bertanya barusan salah dan hampir membuat dia ketahuan oleh resepsionis didepannya ini,bahwa tujuannya datang ke hotel itu untuk melayani salah satu petinggi hotel.

Jadi untuk menghentikan suasana tidak nyaman antara dia dan si resepsionis didepannya itu, buru buru Clara menggelengkan kepalanya, untuk menolak niat baik pegawai itu.

" Oh nanti saja,biar aku tanya dulu secara langsung pada temanku ini,Kamu silahkan lanjutkan pekerjaan mu."

Setelah mengatakan itu,dengan sikap anggun dan berkelas dia berjalan menjauh dari depan meja resepsionis dan memutuskan untuk lebih dulu duduk di sofa lobi dibandingkan langsung naik keatas menuju lantai tempat kamar bernomor itu berada.

Tapi untuk menghindari kesalahan seperti sebelumnya,Clara memutuskan menghubungi Edwin. Untuk bertanya mengenai identitas pelanggan nya kali ini. Karena di pesan yang dikirimkan mami Aster padanya, tidak sedikitpun mucikarinya itu menyebutkan identitas pelanggan VVIP nya malam ini.

Tapi....meski dia tidak diberitahu apa apa, Clara yakin mami Aster pasti mengatakan sesuatu mengenai pria dikamar nomor 203 yang diklaim resepsionis tadi sebagai salah satu pemilik hotel besar ini.

Kalau benar,pantas saja malam ini dia disuruh berpenampilan separipurna ini oleh mami Aster.

" Halo Ed." Sapa Clara ditelpon dengan suara pelan tapi cukup jelas.

" Iya nona Clara, ada apa?"Edwin menjawab diseberang telpon.

" Ini soal klienku malam ini,apa benar aku harus pergi kekamar 203?"Tanyanya meski tadi sudah jelas kalau mami Aster memang menulis nomor kamar itu dipesan.

" Benar kamar itu nona.Apa ada masalah?" Pria itu bertanya ingin tau,sebab merasa kalau sikap Clara tersebut tidak biasa.

" Tidak ada,aku hanya sedikit heran dan sempat takut salah nomor, sebab tamu ku ini sedikit tidak biasa Ed.Karena itu aku bertanya ulang padamu, khawatir salah."

" Oh,tapi tidak nona Clara. Memang itu tempatnya,karena mami Aster tadi sudah secara jelas mengirimkan alamat serta nomor kamar orang yang akan nona temui malam ini pada saya."

Mendengar penjelasan Edwin, Clara langsung yakin kalau pelanggan nya malam ini memang salah satu pemilik saham dihotel ini seperti yang tadi disebutkan oleh resepsionis padanya.

" Ok.Kalau begitu aku akan langsung kesana sekarang, karena menurut petugas resepsionis hotel ini.Orang itu sudah lebih dulu menunggu aku didalam."

 Balasnya kemudian mengakhiri sambungan telpon dengan Edwin, karena dia berniat untuk langsung menuju ke kamar 203 yang dimaksud dipesan.

Clara berjalan kearah lift,lalu masuk dan menekan tombol lantai 10 tempat dimana kamar kelas VVIP hotel berada.

Biasanya kalau pelanggan memilih menunggu lebih dulu seperti yang malam ini, dia akan menghubungi calon pelanggan nya itu lewat ponsel.Tapi karena untuk pelanggan yang satu ini dia sama sekali tidak diberikan nama atau bahkan nomor telpon nya oleh mami Aster juga Edwin, jadi dia menemui orang itu hanya berdasarkan nomor kamarnya semata.

Ting!

Pintu lift terbuka,Clara bergegas keluar dan berjalan mencari keberadaan nomor kamar yang dia tuju, diantara beberapa pintu kamar dilantai itu.

Untung saja karena itu kamar hotel yang diperuntukan bagi orang orang penting,jadi...jumlah pintu kamar dilantai 10 hanya ada beberapa, membuat Clara tidak terlalu kesulitan menemukan nomor kamar yang dia cari.

Ting Tong!

" Tuan, saya sudah tiba."

Sepi tidak terdengar jawaban apapun dari dalam kamar, tapi Clara tidak beranjak dari tempatnya dan tetap diam untuk menunggu orang yang didalam memberikan tanggapan untuk panggilan nya barusan.

Setelah sekitar 1-2 menit masih tidak ada jawaban, Clara memutuskan menekan bel lagi sekaligus memberitahu kalau dia sudah tiba.

" Tuan, saya sudah tiba. Boleh saya masuk ?"

1 menit 2 menit 3 menit, Clara sudah hampir menekan bell itu untuk ketiga kalinya karena dua kali barusan seperti diabaikan.

Tapi sebelum dia sempat melakukan nya lagi, tiba tiba terdengar pintu kamar dibuka dari dalam secara otomatis, meski hanya sebagian, lalu sebuah suara bernada bariton serak, memberikan perintah padanya.

" Masuklah!"

Sudah diijinkan masuk,Clara lalu mendorong pintu kamar lebih lebar agar dia bisa masuk.Tapi begitu sudah berada didalam kamar,Clara langsung diam terpaku ditempatnya.

Dia bingung bercampur heran saat melihat kondisi kamar itu yang gelap gulita, tanpa ada satupun lampu yang dinyalakan disana.

1
Mrs.Riozelino Fernandez
bisa aja sih,tapi kamu harus keluar dulu dari lingkungan dan kehidupan kamu yang sekarang.pasti kamu akan berjumpa dengan laki2 yang tulus.
Mrs.Riozelino Fernandez
wow...ini Kelas kakap ya...
biasa main ma orang berduit...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!