NovelToon NovelToon
Cinta Di Bawah Hujan Season 1

Cinta Di Bawah Hujan Season 1

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:256
Nilai: 5
Nama Author: Rindi Tati

Di tengah derasnya hujan di sebuah taman kota, Alana berteduh di bawah sebuah gazebo tua. Hujan bukanlah hal yang asing baginya—setiap tetesnya seolah membawa kenangan akan masa lalunya yang pahit. Namun, hari itu, hujan membawa seseorang yang tak terduga.

Arka, pria dengan senyum hangat dan mata yang teduh, kebetulan berteduh di tempat yang sama. Percakapan ringan di antara derai hujan perlahan membuka kisah hidup mereka. Nayla yang masih terjebak dalam bayang-bayang cinta lamanya, dan Arka yang ternyata juga menyimpan luka hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindi Tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 23

Cinta Setelah Hujan

Hari-hari berikutnya berjalan lebih tenang. Setelah percakapan panjang malam itu, Nayla dan Arka berusaha lebih terbuka satu sama lain. Mereka saling mengingatkan untuk tidak larut dalam kesibukan tanpa menyisakan ruang bagi cinta. Meski tidak sempurna, setidaknya kini ada usaha yang nyata untuk menjaga keseimbangan.

Pagi itu, matahari bersinar cerah setelah semalaman hujan mengguyur. Udara segar masuk melalui jendela dapur saat Nayla sibuk menyiapkan sarapan sederhana. Ia menyenandungkan lagu kecil sambil menata piring. Arka datang dari belakang, memeluknya sambil berucap pelan, “Aroma kopi buatan kamu selalu bisa bikin pagi lebih indah.” Nayla tertawa kecil, pura-pura kesal. “Kamu manis kalau lagi mau sesuatu,” candanya.

Mereka menikmati sarapan bersama sambil berbincang ringan. Obrolan sederhana tentang makanan, pekerjaan, hingga rencana akhir pekan terasa begitu berarti. Namun, di balik senyum Arka, ada sesuatu yang ia sembunyikan.

Beberapa hari terakhir, ia menerima tawaran pekerjaan dari perusahaan besar di Jakarta. Posisi itu bergengsi, dengan gaji yang jauh lebih tinggi, tetapi juga berarti ia harus meninggalkan kota kecil tempat Nayla dan sanggarnya berada. Arka masih ragu untuk membicarakannya. Ia takut, keputusan apa pun akan membawa luka: menolak tawaran berarti melepas kesempatan besar, menerima berarti meninggalkan dunia Nayla.

Sore harinya, setelah Nayla selesai mengajar anak-anak di sanggar, Arka mengajaknya berjalan-jalan di taman kota. Hujan baru saja reda, rumput masih basah, dan aroma tanah bercampur udara segar memenuhi hidung mereka. Suasana itu seharusnya menenangkan, tapi hati Arka terasa berat.

“Nay,” ujarnya tiba-tiba, menghentikan langkah. Nayla menoleh, menunggu. “Ada hal yang harus aku ceritain.”

Nada seriusnya membuat Nayla sedikit cemas. “Apa, Ka? Kamu bikin aku deg-degan.”

Arka menarik napas panjang sebelum akhirnya berkata, “Aku dapat tawaran kerja. Di Jakarta. Posisi bagus, gaji besar. Tapi itu artinya aku harus pindah.”

Dunia Nayla seakan berhenti sejenak. Kata-kata itu menggantung di udara, bercampur dengan suara rintik hujan yang kembali turun perlahan. Ia menatap Arka, mencari jawaban di matanya. “Terus… kamu mau terima?” tanyanya pelan, nyaris berbisik.

“Aku belum tahu,” jawab Arka jujur. “Aku bingung. Ini kesempatan yang nggak datang dua kali, Nay. Tapi kalau aku terima, aku harus ninggalin semua di sini. Termasuk kamu.”

Nayla merasakan hatinya tercekat. Bayangan kehilangan Arka kembali menghantui. Ia mencoba tersenyum meski air matanya mulai menggenang. “Ka, aku nggak mau egois. Kalau itu memang yang terbaik buat masa depanmu, aku akan dukung. Aku cuma… aku takut kita nggak bisa bertahan kalau berjauhan.”

Arka menggenggam tangannya erat. “Aku juga takut, Nay. Aku nggak mau kita hancur cuma karena jarak. Aku cinta kamu, lebih dari apa pun. Tapi aku juga harus mikirin masa depan kita. Aku pengen bisa ngasih kamu kehidupan yang lebih baik.”

Nayla terdiam. Kata-kata itu tulus, tapi hatinya tetap gelisah. Ia tahu, cinta butuh pengorbanan. Pertanyaannya, siapa yang harus berkorban kali ini?

Mereka duduk di bangku taman, membiarkan hujan membasahi bahu. Tak ada payung, hanya keheningan di antara mereka. Hujan kembali menjadi saksi, kali ini bukan persatuan, melainkan keraguan.

Nayla akhirnya berkata lirih, “Kalau memang kamu harus pergi, janji sama aku satu hal: jangan pernah berhenti pulang. Pulang ke aku, pulang ke cinta ini.”

Arka menatapnya dalam, lalu mengangguk dengan mata berkaca-kaca. “Aku janji, Nay. Hujan boleh jatuh di mana aja, tapi hatiku cuma punya satu rumah—kamu.”

Pelukan mereka di bawah hujan sore itu terasa berbeda. Ada cinta yang sama kuatnya, tapi juga ada rasa takut yang tak terucapkan.

Malam harinya, Nayla menulis di buku hariannya:

“Cinta di bawah hujan selalu menguatkan, tapi juga selalu menguji. Aku tak tahu apakah aku siap kehilangan, tapi aku tahu, aku siap mencintainya meski sakit sekalipun.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!