Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
"Papi gimana ini kenapa anak itu belum juga sadar," ucap wanita yang berumur 27 tahun itu.
"Sabar Mami nanti dia juga sadar ko," sahut sang Papi.
"Mami jadi takut Pi, oh ya Pi gimana sama anak ini apa Papi sudah cari tahu tentang keluarganya?" tanya sang istri yang bernama Shina William.
"Sudah ko Mi, tapi anak buah Papi tidak mendapatkan data apapun tentang keluarganya. Cuma satu yang dapat."
"Apa itu Pi?"
"Anak ini sebelumnya dihajar seseorang dan sengaja di buang ke jurang," sahut Antoni William.
"Apa!"
"Kasihan sekali anak ini nanti kalau dia sudah sadar, Papi ingin bertanya banyak."
"Iya Pi, Mami juga kasihan."
"Ya sudah, ayo kita sarapan pagi siapa tahu nanti dia sadar."
"Iya Pi, ayo."
***
Ternyata Kazio sudah menghapus semua data pribadi milik Shani yang berkaitan dengan keluarga Arizaya.
"Bagaimana?"
"Sudah Tuan."
"Bagus. Hari ini tolong siapkan kamar sebaik mungkin untuk Tuan Ken dan keluarganya karena tidak lama lagi mereka akan tinggal disini," titah Kazio.
"Baik," sahut para pelayan.
Semua pelayan langsung berbisik setelah mendengar akan kedatangan Tuan Ken dan keluarganya.
"Aduhh...aku sebenarnya males banget sama keluarga itu!"
"Iya aku juga, sok banget orangnya padahal kita kan kerja sama Tuan Kazio dan Nyonya Citra."
"Aku jadi kasihan sama Nona Muda Shani."
"Udah kita gak usah ikut campur tapi kalau mereka makin kurang ajar, kita berhenti aja cari majikan baru!"
"Kamu benar ayo lanjut kerja."
Hari ini di lalui seperti biasa di keluarga Arizaya yang sangat dramatis karena Tuan Muda sulung belum sadar, Kazio benar-benar membenci Shani saat ini.
Sudah seharian penuh Kazio dan Citra menunggu sadarnya Xavier, tapi Xavier tak kunjung sadar juga.
"Akhh...aku sangat takut Mas," kata Citra sambil menangis.
"Sabar sayang kita tunggu sampai besok," sahut Kazio.
***
Pagi ini Shina sedang menyiram bunga kesayangannya dan itu sudah jadi rutinitas bagi Shina setiap pagi.
Berhubung tidak punya anak dua-duanya mandul, maka Shina sangat dimanjakan oleh Antoni sampai mereka berdua bucin akut.
"Papi ko belum berangkat?" tanya Shina.
"Papi masih ingin memandang Mami."
"Ishh Papi jangan gitu ah ayo sana berangkat kerja nanti telat."
"Nanti aja Mi, masih setengah jam lagi."
"Au ah Papi ini dibilangin ngiyel."
Dari dalam art mereka berdua berteriak, sebut saja Mbok Min.
"Tuan, Nyonya..."
"Ada apa Bi?" kata Shina.
"Itu- itu Nyonya ee anak yang kalian tolong udah sadar," sahut Mbok Min.
"Benarkah," ucap Antoni.
"Benar Tuan."
"Papi ayo kita tengok," ajak Shina.
Mereka langsung masuk kamar anak yang mereka tolong kemarin.
"Hey kamu masih sakit," sapa Shina dengan lembut.
Anak itu langsung menoleh dan terpesona dengan kecantikan Shina.
'Tante ini sangat cantik,' batin anak itu.
Antoni langsung duduk di tepi ranjang dan mengangkat tubuh anak itu dengan pelan, tapi tetap anak itu masih meringis kesakitan.
"Ikh..." ringis anak itu.
Shina yang melihat menitikkan air matanya karena tidak tega melihat kondisi anak yang ditolongnya ini.
"Nama kamu siapa sayang?" tanya Shina.
'Aku tidak mau lagi kenal dengan keluarga Arizaya, mulai sekarang aku akan berpura-pura hilang ingatan aja siapa tahu kedua orang ini mau mengangkat ku anak.' Batin anak itu.
Iya, anak itu adalah Shani Arizaya yang ditolong oleh Shina dan Antoni.
Shani menggelengkan kepalanya dengan pelan saat di tanya namanya.
Antoni dan Shina yang melihat langsung panik, apa anak yang mereka tolong ini mengalami hilang ingatan.
"Astaga Pi bagaimana ini? Kita harus panggil Dokter Binar?" kata Shina.
"Ya sudah Papi panggilkan," sahut Antoni lalu menghubungi dokter Binar.
“Hallo dokter bisa ke rumah saya sebentar.“
“Bisa Pak Antoni, saya kesana sekarang.“
Tut ...
"Dokter Binar akan kesini sebentar lagi," ucap Antoni.
Sambil menunggu dokter Shina berusaha mendekati Shani dengan menghiburnya sulap bohongan.
"Umm...Tante bisa sulap loh."
"Benarkah?"
"Iya sayang mau lihat gak."
"Mau mau."
"Ya udah ini perhatikan yahh, ini kan cincinnya Tante ada di sebelah sini nanti bisa pindah loh. Coba perhatikan sekali tiup bisa pindah, hum balahum abra kadabrak bisa pindah fyuhhhh...." Shina memperlihatkan cincin yang sudah pindah dengan sekali tiup.
Prok ...
Prok ...
Prok ...
"Hebat," puji Shani tanpa ekspresi dan itu terlihat jelas
oleh Shina.
'Apa yang membuat anak ini tidak bisa tersenyum,' batin Shina.
Tok ...
Tok ...
"Itu pasti Dokter Binar," kata Antoni.
Ceklek ...
"Masuk aja dok," kata Shina.
Binar kemudian masuk dia melihat ada anak kecil wajahnya benjol-benjol dan lebam.
"Dokter Binar bisa periksa anak ini karena kami tanya namanya dia menggeleng," ucap Antoni lagi.
"Baiklah, tapi kalian sebaiknya keluar dulu saya ingin memeriksa anak ini." Sahut Binar.
"Baiklah dok, ayo Mi." Ajak Antoni.
Setelah di tinggalkan, Dokter Binar langsung memeriksa Shani dan menyuruhnya berbaring.
"Nah anak cantik berbaring yahh, biar Bu dokter periksa kepalanya." Ucap Binar.
Shani tidak menjawab tapi masih mengikuti apa yang di ucapkan Binar.
Binar memeriksa kesehatan Shani, tidak terjadi apa-apa.
"Kamu tidak hilang ingatan anak cantik kenapa bilangnya tidak ingat," ucap Binar.
"Aku memang tidak hilang ingatan dok."
"Terus kenapa tidak memberitahu mereka siapa nama kamu."
"Aku hanya tidak ingin ingat masa lalu, aku sangat takut."
Binar menatap mata Shani ada perasaan sakit dihati Binar karena mata Shani yang memberitahu seakan dirinya sakit dan ketakutan.
"Lalu apa yang kamu inginkan anak cantik?"
"Katakan saja aku hilang ingatan dokter cantik, itu akan membuatku tenang."
Binar menghela nafasnya dan membelai pipi Shani dengan lembut.
"Dokter keluar dulu ya cantik."
Shani hanya pasrah melihat kepergian dokter itu, mungkin dirinya tidak ditakdirkan untuk hidup bahagia.
'Mungkin ini jalanku," batin Shani meneteskan air matanya dalam diam.
Tidak lama kemudian Shina dan Antoni masuk kamar dan melihat Shani menangis.
Ceklek ...
Shani menoleh dan langsung mengusap air matanya lalu bangun.
"Gak usah bangun sayang kamu kan masih sakit," kata Binar lalu merebahkan kembali Shani.
"Bagaimana Mi, apa kamu yakin dengan keputusan kamu."
"Yakin Pi udah ah tenang aja," sahut Binar dengan sorot mata yang bahagia.
Antoni tidak pernah melihat Shina sebahagia ini, kemudian Antoni tersenyum.
'Sepertinya kehadiran anak itu membuat kamu lebih semangat dan bahagia Shin, keputusan ada di tangan kamu kalau ingin mengangkat anak itu,' batin Antoni.
Sudah satu bulan Shani di rawat dengan baik Di rumah Shina dan Antoni. Bahkan Shina hanya memanggil nama si imut kepada Shani selama perawatan.
"Papi kita harus go publik tentang imutnya Mami," rengek Shina.
"Ya Papi udah siapin ko, Papi juga udah siapin nama yang pas untuk si imut."
"Siapa namanya Pi?"
"Shani Miziana William, gimana?"
"Indah banget namanya Pi, Mami suka."
"Tapi Papi tidak memperlihatkan wajah Shani yah, Papi takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Kita hanya perlu mengatakan jika kita punya anak perempuan, yang bernama Shani Miziana William."
"Mami setuju Pi, Papa sama Mama juga akan kesini katanya mereka dah gak sabar lihat cucu baru mereka. Eh Papi tau gak, ini tuh kayak sebuah kebetulan tau gak sih... darahnya Mami itu sama dengan imut iihhh Mami jadi gak sabar jadi Mami seutuhnya buat si imut."
"Papi juga gak sabar Mi."
Hari yang di nanti-nanti pun tiba, dimana orang tuanya Antoni dan Shina mengakui cucu mereka depan publik dan memberitahu kalau mereka tidak akan mempublish wajah cucu mereka yang selama ini di sembunyikan.
Setelah selesai acaranya, para orang tua itu langsung ke mansionnya Antoni dan Shina hanya untuk melihat cucu mereka yang imut itu.
"Antoni...Shina...mana cucu kami..." teriak mereka bersamaan.
"Ya ampun Papa sama Mama sabar dong ini si imut lagi di gendongan Shina nihhh."
"Mana mana?" kompak mereka semua dan berebut ingin menggendong Shani.
Oma dari Shina langsung menarik tangan Shina dan berbisik.
"Shin kamu dapat dimana sih anak ini, itu imut banget loh Oma gak sabar pengen noel-noel pipinya itu ya ampun gemoy banget. Sudah cantik, gemesin lagi." Ucap Oma Ratna dengan sumringah sambil menatap cucu barunya itu.
Mereka semua melakukan sesi foto keluarga dengan memandang ke arah Shani semuanya, bahkan satu persatu dari mereka mencium pipi eyes imut Shani.
'Ya ampun, udah bilang hilang ingatan eh mereka kasih nama Shani juga. Tapi gak apalah, mulai hari ini aku akan balas semua kejahatan Om Ken dan Tante Laras." Ucap Shani dalam hatinya.
***
***BERSAMBUNG🥰
DUKUNG KARYA INI DENGAN LIKE DAN KOMENTAR, SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN NOVEL INI SEE YOUU😘😘😘😘***
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..