Demi memenuhi kebutuhan dan gaya hidup mewah, Melani memilih mengambil jalan yang menurutnya instan, menjadi seorang sugar baby dan teman ranjang pria dewasa. Siapa sangka Melani dipertemukan dengan Jefri yang ternyata adalah sahabat dari ibunya sendiri.
Seiring berjalanannya waktu, dia bertemu dengan seorang pria muda bernama Yudha. Mereka saling jatuh cinta. Namun, Jefri yang mengetahui itu tidak ingin melepaskan Melani.
Bagaimana hubungan cinta mereka selanjutnya? Dapatkah Melani dan Yudha bersatu?
Novel ini terinspirasi dari kisah nyata. Jika ada kesamaan itu hanya kebetulan semata.
Fb Reni Nofita
IG reni_nofita79
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Sugar Baby
Melani duduk di tepi ranjang, memandangi seluruh isi kamar hotel. Baru kali ini dia masuk ke kamar sebuah hotel. Lani menarik napas lega. Ada rasa takut pada dirinya.
Sebelum memutuskan menjadi simpanan Om Jefri, Lani mencari tahu bagaimana cara melayani pria agar mereka merasa puas. Lani tidak mau nanti Om Jefri menyesal memakainya dan akhirnya mencampakkan setelah mencoba sekali.
Jefri keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk yang hanya menutupi tubuhnya dari pusar hingga pangkal paha. Jantung Lani berdegup kencang melihat semua itu. Jangankan sekamar dengan seorang pria yang bertelan*jang dada begitu, berciuman saja dia belum pernah.
Jefri berdiri dihadapan Lani dan menarik tangannya untuk berdiri. Pria itu memeluk Lani. Dapat dirasakan tubuh wanita itu yang gemetar. Om Jefri mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Lani.
Ciuman yang awalnya lembut akhirnya menuntut. Lani berusaha mengimbangi sesuai dengan yang di lihat dan dipelajarinya dari internet. Kentara sekali Lani belumlah terbiasa berciuman. Hingga Om Jefri melihat Lani yang mulai sesak, akhirnya melepaskan pagutan mereka.
Jefri membuka perlahan kancing baju Lani. Tampak keringat dingin mulai mengucur dari tubuh Lani. Semua karena ketakutannya. Apakah malam ini dia harus kehilangan mahkota-nya sebagai seorang gadis?
"Jangan takut! Kamu hanya akan merasakan kesakitan sekali, dan keenakan seterusnya!" ucap Jefri berbisik di telinga Lani dan mengecupnya. Lani merasakan gelenjar yang aneh menjalar di seluruh tubuhnya.
Tanpa Lani sadar tangan Om Jefri telah membuka seluruh bajunya dan hanya tersisa pakaian dalam saja. Lani kembali menarik napasnya.
Aku harus bisa bersikap profesional. Semua demi keluargaku dan juga akan aku buktikan pada orang yang selalu menghinaku, jika aku juga mampu membeli benda-benda dan pakaian bermerek seperti mereka.
Lani mengalungkan tangannya di leher Jefri dan mengecup bibir pria yang lebih cocok menjadi ayahnya itu. Jefri membalas kecupan itu dan mendorong tubuh Lani perlahan ke tempat tidur hingga terlentang.
Jefri menaiki ranjang setelah melepaskan handuk yang melilit di pinggangnya. Hingga tiada sehelai benangpun melekat di tubuhnya saat ini.
Lani hampir saja menjerit melihat semua itu, beruntung dia dapat menahannya. Lani kembali menarik napas dalam. Jefri telah melecuti seluruh pakaiannya, hingga mereka sama-sama dalam keadaan polos.
Jefri mengecup seluruh bagian di wajah Lani, setelah puas dia turun ke leher jenjang wanita itu. Meninggalkan banyak jejak pergulatan mereka. Setelah Jefri merasa Lani cukup siap untuk memulai pertempuran mereka, Jefri mulai mengarahkan jerry miliknya ke inti tubuh Lani.
"Om harap kamu menahan sedikit rasa sakit di awal kita berhubungan ini."
"Lakukan saja apa yang ingin Om perbuat pada tubuhku ini! Aku akan berusaha semampuku untuk menahan semuanya!"
"Baiklah, Sayang! Aku akan melakukan sekarang. Aku sudah nggak sabar ingin melawati rintangan di gua milikmu. Sebelumnya aku ingin bertanya denganmu, apa benar kau belum pernah melakukan dengan pria manapun?" tanya Om Jefri.
"Om bisa buktikan sendiri, bukan? Tidak perlu aku menjawabnya!" ucap Lani dan mengalungkan tangannya dileher Jefri. Walau usianya telah matang namun garis ketampanan di wajahnya masih terlihat.
Saat akan memasuki tubuh Lani, Jefri sengaja me*lu*mat bibir Lani agar gadis itu tidak menjerit. Beberapa kali mencoba akhirnya Jefri bisa menembus penghalang itu.
Jefri melihat air mata mengalir dari bola mata Lani, mungkin dia menahan rasa sakitnya. Jefri mulai bermain dengan tempo pelan karena dia ingin menikmati saat pertama memasuki gua milik Lani.
...****************...
bersaudara antara adik-beradik yuhda