NovelToon NovelToon
Takkan Kubiarkan Kamu Menderita

Takkan Kubiarkan Kamu Menderita

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:551
Nilai: 5
Nama Author: Rosida0161

Riska memerintahkan orang untuk menghilangkan Laila seorang chef yang dari Jakarta karena dicintai oleh Arya Semana pimpinan perusahaan. Selain itu orang tua Arya Tuan Sultan Semana menolak Laila karena memiliki ibu dengan riwayat sakit jiwa .. Namun muncul Lina kembaran Laila yang menyelamatkan Laila dari Riska

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.1 Mengantar Anak Bos yang Mabuk

Seharusnya Laila sudah pulang, tapi malam ini ia memilih untuk menyelesaikan pekerjaan membuat cake kreasinya, hingga berakhir pukul dua belas malam.

Di restaurant memang ada yang jaga. Dua orang pekerja tidur di lantai atas, dan Laila memiliki kunci serep restaurant, hingga ia bebas mau pulang jam berapa saja tanpa harus repot dengan urusan kunci pintu.

Saat ia melangkah menyeberangi ruangan untuk menuju ke pintu tiba tiba terdengar deru mobil berhenti di depan restaurant. Dilihatnya sosok lelaki berpakaian rapih masuk dengan langkah sempoyongan, lalu menuju kursi dan duduk seenaknya di sana. Kepalanya tengadah dengan kedua kaki naik ke kursi di depannya. Sedangkan kemeja warna salem yang dikenakannya basah oleh keringat, dan dua kancing bagian atas terbuka, hingga memperlihatkan sebagian dada bidangnya.

"Maaf kami sudah tutup, Pak," ujar Laila memperhatikan lelaki muda yang baru dilihatnya itu.

"Air dingin ..." seru lelaki itu tak perduli pada ucapan Laila.

Ternyata Udin dan Marno yang sudah bersiap untuk tidur sudah berada di belakang Laila yang berdiri memperhatikan lelaki yang terlihat setengah mabuk itu.

"Beliau Pak Arya Semana, Mbak," bisik Udin.

"Anak Bos," seru Marno.

"Oh ini lelaki bernama Arya Semana anak pemilik Semana Group yang fotonya pernah kulihat di Galery perusahaan," gumam hati Laila, tapi kok mabuk, ya. Lebih gagah aslinya dari fotonya, batinnya.

"Air dingin ..." Ujar Arya mengulangi permintaannya.

Udin dan Marno bergegas mengambil apa yang diminta anak pemilik perusahaan tempat mereka mencari nafkah.

Tak lama kemudian mereka datang membawa sebotol air dingin dan sebuah gelas.

Udin menuang air dari botol ke gelas. Lalu Marno mengulurkan pada Arya Semana. Lelaki itu menerimanya dan Langsung meneguk tuntas air dingin itu.

"Lagi ..." Arya meletakkan gelas semaunya, hingga hampir terjatuh ke lantai. Untung Laila sigap menangkapnya.

Rupanya ia memang sedang mabuk, terbukti tercium aroma minuman mulutnya saat bicara.

Udin menuang air ke gelas dan Marno mengulurkan pada Arya Semana

Arya Semana langsung meneguk air dari gelas. Kali ini tak habis, masih tersisa sepertiga gelas.

"Pak kami sudah tutup, apa Pak Arya mau tidur di kursi ini?" Laila sedikit membungkuk berbicara pada Arya Semana

"Ini!" Arya Semana memberikan kunci mobil pada Laila.

Tentu saja Laila tak langsung menerimanya.

"Antar aku pulang!" Suara Arya Semana agak keras dengan mata terpejam.

Udin dan Marno saling tatap.

"Aku nggak bisa nyetir mobil," ujar Udin.

"Aku bisanya nyetir sepeda," sambut Marno nyengir.

"Ayo cepat anter aku pulang!" Rupanya Arya Semana tak sabar langsung menarik tangan Laila dan meletakkan kontak mobilnya di telapak tangan gadis itu.

Laila menoleh pada Udin dan Marno dengan muka bingung.

"Anterin ajah, chef," ujar Udin.

"Ya biar mobil Chef tinggalkan di sini saja," lanjut Udin.

Laila mulanya bimbang, tapi kalau tak diantar ia khawatir juga dengan Arya Semana yang tengah mabuk itu. Mau tak mau Laila terpaksa patuh.

Laila berjalan ke mobil sedangkan Udin Dan Marno membantu membimbing Arya Semana ke mobil.

"Di belakang ajah biar dia leluasa," seru Laila yang mulai menghidupkan mesin mobil sedan keluaran terbaru itu.

Laila menjalankan mobil. Tapi baru beberapa puluh meter ia bingung mau diantar kemana nih anak Bos perusahaan, dimana restaurant tempatnya bekerja adalah salah satu dari sekian anak perusahaan Semana Group. Maka perlu bertanya pada Arya Semana yang tertidur di jok belakang.

"Pak mau diantar kemana, alamatnya dimana?" Duh kuper juga aku nih kok nggak tahu alamat tempat tinggal bos, sih.

Arya Semana belum menjawab, bahkan terdengar dengkuran halusnya. Rupanya lelaki itu sudah tertidur.

"Dia udah ngorok Lagi," merasa tak mungkin bertanya pada Arya Semana, maka segera menghubungi Marno."Halo Marno kamu tahu dimana alamat Bos kita?"

"Wah saya nggak tahu, Chef," jawaban dari Marno.

"Antar aku ke jalan Kijang no 5, Pesanggrahan Cinere," terdengar suara Arya Semana Lalu lelaki itu menguap dan tertidur lagi.

Laila pun memacu sedan milik Arya Semana ke wilayah yang disebut barusan.

Tiga perempat jam mobil sampai ke alamat yang dituju. Laila menghentikan mobil setelah memarkir di depan bangunan rumah tak terlalu besar tapi tingkat dengan halaman tertata rapih.

Mulanya ia ragu inikah rumah bos pemilik perusahaan. Kok sepi tak ada yang membukakan pintu.

"Ini kunci pintunya," tiba tiba Arya Semana bersuara.

Laila menoleh dan langsung meraih kunci rumah di tangan lelaki yang tampak payah itu.

Tanpa menunggu Laila bergegas menuju ke teras rumah yang sepi itu. 

Agak ragu sebelum memasukkan kunci ke lubang kunci di pintu.

Klik

Pintu terbuka. Di dalam sepi dan gelap bagai rumah tak berpenghuni.

"Permisi ada orang di dalam?" Tak ada jawaban. Ini rumah siapa ya, hih kok jadi serem, sih Aku!

Laila menoleh ke mobil, dilihatnya Arya Semana susah payah berusaha keluar dari mobil. Segera Laila datang membantu merangkul lengannya menuju ruangan dalam rumah.

Sambil melangkah Arya Semana menyalahkan lampu, hingga tampaklah kini ruangan bersih rapih. Laila membawa Arya Semana ke sofa dan mendudukkannya Di sana.

"Apa benar di sini rumah Bapak Sultan Semana?" Laila menatap Arya Semana

"Bukan,"

"Apa?!"

"Ini rumahku," 

"Oh, begitu,"

"Ya,"

"Kalau begitu tugasku selesai dan aku akan pulang,"

"Hei kamu, sudah jauh malam tak aman bagimu perempuan nyetir sendiri," ujar Arua Semana tanpa membuka mata, rasanya ia sangat mengantuk. Sepertinya minuman yang masuk ke lambungnya terlalu didominasi obat penenang atau obat tidur disamping alkohol. Namun begitu dia masih memikirkan keselamatan Laila yang mengantarkannya.

"Aku pesan grab saja,"

"Tidur saja di sini besok pagi baru pulang,"

"Tak mengapa," ujar Laila.

"Kamu perempuan, aku harus menjaga kehormatanmu," ujar Arya Semana masih dengan mata terpejam.

Laila menatap Arya Semana bimbang. Kok rasanya tak pantas harus bermalam di rumah Lelaki yang asing bagi dirinya.

"Tutuplah pintunya." Ujar Arya Semana.

Laila membeku. Beberapa detik dalam kebimbangan.

"Terserah kalau kamu mau memberikan tubuhmu pada lelaki bajingan diluar sana!" Ujar Arya Semana seperti tak perduli.

"Hih!" Sungut Laila merasa ngeri termakan ucapan Arya Semana.

Apa boleh buat akhirnya Laila menyerah pada keadaan yang ada bahwa dirinya harus bermalam di rumah anak Bos pemilik perusahaan tanpa direncanakan.

"Di atas Ada kamar dua dan di bawah juga ada kamar dua, terserah kamu mau tidur dimana" Ujar Arya Semana masih dengan mata terpejam, suaranya pun menandakan kalau dirinya ngantuk berat.

"Apakah Bapak mau tidur di sofa itu?" Laila berdiri mengawasi Arya Semana.

"Kenapa kamu perduli padaku?" Arya Semana balik bertanya.

Ya juga kenapa aku jadi mikiri dia yang udah nyusain aku jadi terjebak tidur di rumahnya, huh!

Laila langsung meninggalkan Arya Semana menuju ke lantai atas, mencari kamar untuk dirinya melepas lelah.

Secara acak dia memilih tidur di lantai atas. Menurutnya lebih aman saja.

Sebelum ia menghilang ke lantai atas, ditolehnya sekali lagi Arya Semana. Tampaknya lelaki itu sudah pulas.

Hih dia itu mabuk apa ngantuk, sih, tapi biar deh dia ketiduran. 

Ada keraguan sejenak saat akan memasuki kamar. "Ah dia kan anak bos nggak mungkin mau macam-macam, pastinya aku akan aman di sini.

Laila memasuki kamar sebelah kanan. Dan ia berdecak kagum kamar yang dimasukinya bersih dan rapih. Maka tanpa pikir panjang segera membersihkan diri di kamar mandi yang lengkap persediaan sabun, shampo, serta pasta gigi baru lengkap dengan sikat gigi yang disegel, beserta handuk bersih yang dilipat rapih.

Setelah merasa segar tanpa ragu Laila langsung rebahan di atas tempat tidur empuk. Tak lama kemudian tubuh ramping mungilnya sudah meringkuk dibawah hangatnya selimut bulu, sehingga dinginnya AC Di dalam kamar tak terlalu membuatnya kedinginan. 

Arya Semana terbangun dan langsung duduk .

,

1
🥔Potato of evil✨
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
Rosida0161: oke terima kasih sudah baca
total 1 replies
Eirlys
Ngangenin banget ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!