NovelToon NovelToon
ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Transmigrasi
Popularitas:647
Nilai: 5
Nama Author: Ilhamkn

Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir

Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.

Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.

Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.

Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.

"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.

Dan semuanya dimulai dari sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Prolog "Cahaya Baru"

Di sebuah Laboratorium yang terletak jauh di bawah tanah, tersembunyi di antara lapisan realitas yang dilipat sedemikian rupa sehingga hanya mereka yang memahami pola dimensional ke-7 atau memiliki kunci khusus yang bisa mengaksesnya.

Dinding-dindingnya terbuat dari kristal Circuitium, bahan semi-organik yang mampu menyerap dan mengalirkan mana dengan lebih stabil. Laboratorium tersebut bukan sekedar ruangan penelitian, melainkan simbol pencapaian tertinggi manusia dalam pengembangan sihir dan ilmu pengetahuan.

Laboratorium tersebut merupakan milik organisasi bernama Arcanum, sebuah organisasi sihir dan sains yang telah ada sejak abad pertengahan dan merupakan organisasi tertua di bidang sihir.

Di tengah ruangan laboratorium tersebut, berdiri sebuah menhir kristal berbentu prisma sebuah artefak peninggalan raja sihir Solomon, yang ditopang oleh delapan lengan mekanikal yang mengarah padanya dari berbagai sudut. Setiap lengan memiliki sigil-sigil yang terukir pada setiap bagiannya. sigil kuno tersebut diaktifkan lewat algoritma pemrograman sihir modern.

Batu awal mula begitulah nama yang mereka berikan pada kristal tersebut, sebuah peninggalan yang ditemukan oleh organisasi saat mencoba menggali sisa-sisa kerjaan milik Solomon yang di temukan beberapa tahun yang lalu.

Disamping alat tersebut berdiri seorang pria berambut hitam berusia awal tiga puluhan mengenakan jas laboratorium dengan emblem berukir bintang utara sedang mengamati aliran sihir yang terkandung dalam artefak tersebut, Caelum Aurelius seorang anggota pangkat tinggi dari organisasi Arcanum, saat ini dia sedang melakukan sebuah ekperimen sihir menggunakan artefak tersebut.

Dengan wajah serius dan sorot mata yang menggambarkan antusiasme, ia memeriksa satu persatu instrumen: stabilitas medan sihir, tekanan aliran mana, dan resonansi gelombang energi. Yang terpampang dalam layar hologram di hadapannya.

"Semuanya stabil" gumam Caelum sambil terus memperhatikan artefak tersebut.

"Kalibrasi artefak sudah selesai, Caelum", kata seorang wanita berusia sekitar enam puluh tahun, berdiri dibalik kaca ruang pengamatan.

"Tapi aku tetap tidak yakin dengan percobaan ini Caelum, konsep melintasi dinding realitas.. terlalu banyak variabel yang mungkin terjadi".

Caelum tidak langsung menjawab perkataan wanita tersebut melainkan tetap fokus pada layar hologram di depannya.

"Kita takkan pernah tahu jika kita tidak mencobanya sekarang, Master Evelyn"

Seorang pemuda berambut coklat dengan fitur wajah yang ramah berdiri disamping Evelyn, mengenakan jas laboratorium yang mirip dengan Caelum menambahkan "tapi ini bukan sekedar simulasi Caelum, jika kita memaksakan untuk menyuntikkan mana tanpa memiliki data yang lebih lengkap dan perhitungan yang tidak tepat pada artefak tingkat legendaris dampaknya dapat menghancurkan seluruh laboratorium"

"Apakah kamu meragukanku Simon?" bantah Caelum sambil tetap fokus pada layar hologram di hadapannya.

"Bukan meragukanmu Caelum, kami tahu kau jenius tapi sifat keras kepalamu terkadang menyebabkan masalah kau tahu" Evelyn yang juga mengawasi percobaan tersebut merasa sedikit ragu dengan Caelum.

Caelum menoleh dan tersenyum tipis, "aku telah mempersiapkan sitem fail-safe tiga lapis. Jika sistem mendeteksi adanya kelainan, sistem akan langsung menghentikan transfer mana dan membentuk mantra barrier grade 8 disekitar artefak dan meredam lonjakan eterik yang mungkin terjadi".

Caelum tidak menyebutkan bahwa probabilitas keberhasilannya hanya 47%. Tapi dia yakin bahwa angka tersebut masih termasuk tinggi dan jika percobaan berhasil maka kemungkinan untuk melakukan warp akan mungkin untuk dilakukan.

"Kita mulai"

Lampu-lampu di dalam laboratorium meredup saat aliran mana disuntikkan kedalam artefak, menhir kristal bersinar ungu terang, berdenyut seperti jantung yang baru hidup. Aura disekitar berubah, suara-suara yang dihasilkan oleh gelombang menggema di dalam ruangan tersebut, suara yang sangat halus namun terasa sangat jeles seakan langsung menggema di dalam pikiran.

Caelum berdiri dan memperhatikan artefak tersebut menyala semakin terang, ia menutup mata dan mengaktifkan sihir pelindung yang terukir di emblem Arcanum yang ada di dadanya.

Caelum menarik nafas panjang.

"Satu loncatan ke takdir"

Seakan mendengar bisikannya seketika Caelum merasa kesadarannya terdorong ke dalam ruang hampa tak terbatas, melayang dalam sungai cahaya dan nampak gugusan bintang bagaikan titik-titik yang menghiasi di sepanjang bidang penglihatannya, pada saat itu Caelum melihat lapisan-lapisan dunia, dunia manusia, dunia roh, dimensi eterik, bahkan struktur asing yang berbentuk seperti sarang laba-laba yang mengikat setiap titip cahaya dan di tengah semuanya, ada sesuatu, bukan ruang, bukan makhluk, tapi celah.

Celah itu menyerapnya.

"Sinyal tidak stabil! Medan pelindung runtuh, matikan mesinnya Simon!", teriak Evelyn

"Baik" jawab Simon dengan panik.

Namun terlambat.

Celah yang tiba-tiba muncul di depan artefak tersebut telah menelan Caelum sepenuhnya, dan kemudian runtuh bagaikan pecahan kaca.

"Tidak!" teriak Evelyn sambil berlari kedalam ruangan

Dia berjalan semakin lambat saat tiba di tempat Caelum berdiri sebelumnya dan kemudian air mata mengalir di pipinya.

"Dasar bodoh kenapa kau tidak pernah mendengar kan perkataanku" Evelyn mengingat kembali saat pertama dia bertemu dengan Caelum, seorang anak pendiam di panti asuhan yang dia adopsi untuk menjadi asisten penelitiannya, sejak kecil dia sudah menunjukkan bakat dalam sihir namu sifatnya yang keras kepala selalu mendatangkan masalah.

"Aku menganggapmu lebih dari sekedar murid, tapi aku menganggapmu putraku"

 

Di saat terakhir Caelum merasa seperti menembus sebuah kaca, dan kemudian semuanya gelap.

Gelap.

Hening.

Setelah beberapa saat terjebak dalam keadaan tersebut Caelum merasakan sesuatu.

Sebuah titik cahaya kecil dalam kegelapan yang perlahan mendekati dirinya atau dirinya yang mendekati cahaya tersebut, Caelum tidak tahu, indranya sepenuhnya terasa mati dalam keadaan ini.

Perlahan cahaya itu semakin terang

"Ughhh, terlalu terang"

Cahaya matahari menerobos kelopak mata Caelum yang berat, gelombang kesadaran menghantamnya perlahan. Caelum mengerang pelan, menggeliat di atas tanah berumput yang dingin dan basah.

Bau tanah hutan, aroma dedaunan lembab, dan angin yang membawa wangi bunga liar menyambutnya. Sunyi, hening, hanya suara kicauan burung asing dan gemesin ranting pohon yang terdengar.

Caelum membuka mata perlahan.

Langit di atasnya bukan langit yang ia kenal, dia langsung menyimpulkan demikian karena di sudut matanya dua bulan menggantung berdekatan di langit, satu tampak sama persis dengan bulan di bumi, dan satunya berwarna merah seperti bara api yang padam.

"Pemandangan ini, bagaimanapun aku melihatnya bukan sesuatu yang ada di bumi".

Caelum berusaha menenangkan pikirannya dan mengingat apa saja yang terjadi, ingatan terakhirnya adalah dia yang sedang melakukan percobaan di dalam laboratorium dan seketika artefak yang dia ujia menelan dirinya dan kesadarannya.

Setelah memenangkan dirinya selama beberapa waktu, tangannya bergerak secara reflek ke sabuknya, mencari alat komunikasi, sensor vital, atau setidaknya benda sihir miliknya. Tapi semuanya tidak ada, bahkan jam tangan dan emblem yang ada di dadanya juga hilang, hanya menyisakan pakaiannya.

Caelum bangkit perlahan, lututnya gemetar.

"Tunggu rasanya sedikit aneh, apakah aku memang seringan ini, dan aku merasa sedikit lebih pendek" Caelum menatap tangannya.

Kulit lebih halus, jari-jarinya lebih ramping, tidak ada bekas luka bakar yang biasanya ada si pergelangan tangan kirinya, bekas luka yang dia dapatkan saat melakukan sebuah percobaan sihir beberapa tahun yang lalu.

"Tidak mungkin... "

Caelum meraba wajahnya, lalu menyentuh rambutnya yang kini terasa lebih tebal dan jatuh ke kening, tubuhnya mengecil, menjadi, ramaja.

Panik mulai menjalar ke dadanya, tapi Caelum adalah peneliti yang berpengalaman dan terbiasa dengan situasi serupa, Caelum menarik nafas panjang.

"Fokus"

Hal pertama yang harus dilakukan adalah analisis lokasi untuk memperkirakan lokasi, Cael kemudian menatap sekelilingnya, pohon-pohon menjulang tinggi dengan daun berkilau, seakan menyerap dan memantulkan cahaya. letak matahari berada di antara 45° dan sepertinya condong ke arah barat jadi sekarang sekitar pukul tiga sore, rumput dan semak tumbuh dengan lebih lebat, jadi kemungkinan wilayah ini jarang dilalui oleh sekelompok orang. Jadi hal pertama yang harus aku lakukan saat ini adalah untuk menjelajahi area sekitar dan mencari sumber makanan dan tempat beristirahat.

Caelum kemudian berjalan di sepanjang hutan dengan hati-hati, suara aliran air terdengar dari kejauhan. Caelum berjalan mengikuti suara tersebut, melintasi semak dan akar pohon yang mencuat seperti lengan raksasa yang sedang tertidur.

Setelah menembus semak tinggi, Caelum tiba di pinggiran sungai kecil. Airnya jernih dan mengalir pelan, memantulkan cahaya matahari. Caelum menatap sosok yang terpantul di air tersbut, seorang pemuda berkata biru keperakan, rambut hitam, dan wajah yang lebih muda, dari refleksi tersebut Caelum memperkirakan dia kembali ke usia sekitar lima belas tahun.

Caelum mengamati ada beberapa hewan air yang nampak sedikit asing baginya, karena memiliki bentuk yang belum pernah dia lihat sebelumnya, setelah yakin bahwa air itu aman, Caelum menyendok air tersebut dan meminumnya, air tersebut terasa segar saat mengalir melalui kerongkongan dan menghilangkan rasa haus serta memberikan kesejukan yang diikuti perasaan tenang.

Duduk di tepi sungai Caelum mengingat kembali percobaan yang dia lakukan sebelum terlempar ke dunia asing ini, Jika artefak itu menariknya ada kemungkinan bukan dia satu-satunya yang terseret ke dunia ini.

Caelum menatap langit yang terasa asing sambil berfikir,sepertinya untuk pulang ke bumi akan sulit.

"hahahahahaha" suara tawa bergema di hutan sunyi tersebut, perlahan tawa itu berubah menjadi suara lirih.

"Entah kenapa aku merindukan Master saat ini, apakah ini perasaan yang dimiliki seorang anak saat merindukan orang tuanya" sambil bergumam Caelum kemudian bangkit dan berjalan lebih dalam ke arah hutan..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!