Karena sebuah kesalahan dimasa lalu yang dilakukan oleh mendiang Ayahnya, Asha merasa bersalah dan mengorbankan dirinya untuk menebus dosa mendiang Ayahnya dengan mendonorkan salah satu ginjalnya pada Rain De Costa.
"Jika orang bertanya mengapa aku yang merasa bersalah padahal semua itu adalah perbuatan Ayah ku ? Apa kalian pernah merasakan bagaimana disayangi melebihi apapun di dunia ini oleh seorang Ayah ? kebaikan dan ketulusan hatinya itu membuat aku ikut andil di dalam kesalahan dan dosa yang ia lakukan."
Kebaikan yang diberikan oleh Asha membuat Rain jatuh cinta meskipun dirinya sudah menikah dengan wanita lain.
Meskipun mereka terhalang jarak dan waktu ternyata Tuhan memiliki rencana yang lain keduanya dipertemukan kembali dalam sebuah insiden dimana Rain harus menyelamatkan Asha dari tangan Pria lain. Hingga keduanya jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Lantas seperti apa kehidupan rumah tangga Asha dan Rain ? simak ceritanya jangan lupa like dan komentar kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1 AKU PUTRI JUSTIN
Seorang gadis remaja berusia 16 tahun berdiri di depan ruang rawat inap seseroang. Ia menatap pria yang tengah terbaring lemah di ranjang pasien itu dengan penuh perasaan bersalah.
Tiba-tiba air matanya menetes saat terus menatap pria yang terbaring lemah tersebut. Dia adalah Asha putri kandung Justin. Saat mendengar kabar dari salah satu anak buah Justin yang selamat. Asha begitu syok, ia tak menyangka sang Ayah yang baru saja tiada itu ternyata sangatlah kejam dan jahat pada keluarga De Costa.
Asha kemudian memberanikan diri datang ke rumah sakit De Costa Hospital dimana pria yang menjadi korban atas kekejaman Ayahnya tengah dirawat. Sejujurnya ia datang hanya ingin meminta maaf pada keluarga De Costa mengenai perbuatan Ayahnya, namun apa yang ia lihat saat ini nyatanya jauh dari apa yang harapkan.
Ayahnya telah membuat seseorang tengah diambang kematian, apa yang bisa diperbuat oleh Asha sedangkan orang itu tengah dalam kondisi koma.
Saat Asha masih setia menatap ke dalam ruang rawat inap tersebut. Tiba-tiba derap langkah seseorang menyadarkan dirinya dan ia menoleh ke sumber suara, dan itu adalah kedua orang tua pria yang tengah tebaring lemah di ruang rawat tersebut.
Asha memundurkan langkah kakinya dan sedikit menjauh karena jujur saja ia merasa takut ketika melihat Morgan, ia tahu dari anak buah Ayahnya jika Morgan dulu adalah seorang Mafia dan musuh terbesar Ayahnya.
Asha kemudian melihat sepasang suami istri tersebut dari kejauhan. Terlihat jelas jika Ibu dari pria yang tengah terbaring koma itu sangat sedih melihat kondisi putranya. Apalagi Kate sampai harus menghirup oksigen sebanyak-banyaknya agar ia kuat dan tak menangis di depan putranya.
Begitu Morgan dan Kate masuk ke dalam ruangan. Asha kembali mendekat ke depan pintu ruangan tersebut. Dan ia mendengar semua percakapan diantara sepasang suami istri tersebut.
“Kita harus mencari pendonor ginjal untuk Rain, karena itu salah satu jalan agar Rain bisa sadar dari masa komanya.” Ucap Morgan dengan suara beratnya, ia begitu kasihan dan prihatin dengan kondisi putranya yang semakin hari semakin memburuk padahal ini sudah tiga bulan berlalu sejak Rain mengalami penculikan dan hampir dibunuh oleh Justin.
“Dad…aku ingin putraku kembali, tolong lakukan sesuatu, mengapa sulit sekali mendapatkan pendonor ginjal untuk Rain !” lirih Kate dengan mata yang berkaca-kaca ia sudah tak sanggup melihat Rain terus terbaring lemah seperti itu.
“Kita akan segera mendapatkannya, sayang. Sudah jangan menangis di hadapan putra kita.” Morgan memeluk Kate hingga keduanya sama-sama membendung air mata agar tak menangis di hadapan putra mereka.
Asha yang sedari tadi mendengar percakapan Morgan dan Kate tersebut. Ia kemudian membalikkan tubuhnya dan kembali pulang kerumahnya.
Beberapa saat kemudian Asha yang sudah tiba dirumahnya. Rumah itu tampak sepi tanpa ada seorang pun. Hanya tinggal dirinya seorang diri yang tinggal disana. Ibunya meninggal pada saat melahirkan dirinya, Kakaknya dan juga sang Ayah Justin juga meninggal karena dendam akan keserakahan.
Tinggal lah Asha seorang diri disana, apalagi semenjak Ayahnya tiada, seluruh aset dan harta yang dimiliki Justin sudah disita oleh Negara karena apa yang Justin miliki semuanya bukanlah miliknya melainkan merampas hak orang lain.
Hanya tinggal rumah yang Asha tempati itulah merupakan harta satu-satunya milik Justin. Asha mendudukkan dirinya di kursi ruang tamu, ia tak menyangka dampak kejahatan dari mendiang Ayahnya begitu besar. Bukan hanya berlaku pada korbannya tapi juga orang-orang korban yang mereka sayangi.
Asha begitu marah, benci, dan kecewa terhadap mendiang Ayahnya. Andaikan Ayahnya tidak dendam dan serakah pasti tidak akan ada orang terluka dan bersedih karenanya.
Asha kemudian meraih ponselnya di dalam tasnya dan mengotak-atik ponselnya menghubungi seseorang dan itu adalah….