Aku memiliki seorang istri yang sakit-sakitan sudah satu tahun lama nya, sakit lambung kronis yang di deritanya membuat tubuhnya kian hari kian kurus, membuat aku tak berselera melihatnya, hilang hasrat kelelakian ku terhadap dirinya.
Hadir nya seorang pembantu muda di rumah kami seringkali membuat aku meneguk saliva melihat bodinya yang bahenol.
Dan pada akhirnya dengan berbagai macam rayuan, aku dapat mencicipi tubuh nya tanpa sepengetahuan oleh istriku. Awalnya pembantu muda nan cantik itu menolak sentuhan yang aku berikan, tapi lama kelamaan ia menjadi ketagihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembantu Baru
''Mas, Bik Siti pamit pulang tadi malam karena anaknya tengah sakit, maaf ya, hari ini enggak ada masakan seperti biasa. Aku cuma bisa menyiapkan roti dan segelas susu untuk kamu,'' istri ku Namira berkata seraya memasang dasi milik ku. Aku tengah bersiap-siap hendak berangkat bekerja.
''Ya tidak apa-apa, Sayang. Seadaanya saja dulu,'' jawabku tanpa protes.
''Tapi Mas tenang saja, nanti siang akan ada seorang pembantu baru yang akan menggantikan posisi Bik Siti, tadi aku sudah menghubungi agensi tempat penyaluran pembantu,'' jelas istriku.
''Baiklah. Terserah kamu saja, Sayang,'' aku mengecup sekilas kening serta pipi tirus istri ku, lalu aku duduk di atas meja, menikmati roti tawar serta segelas susu hangat dengan cepat, aku harus segera berangkat ke kantor, takut nya terlambat.
''Hati-hati dong Mas,'' sapa istri ku, dan aku hanya tersenyum nyengir.
Lalu beberapa menit setelah itu aku pamit pergi ke kantor, aku berpesan agar istri ku menghubungi diriku kalau terjadi apa-apa kepadanya.
Iya, Namira tengah sakit, magh kronis yang di derita membuat dirinya tak dapat bergerak banyak, tak dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga serta tak dapat melayani aku. Aku tak banyak menuntut darinya karena aku tahu ia tengah sakit, tapi terkadang aku merasa galau juga, saat aku sedang kepengen berhubungan suami istri, tahu-tahu Namira tak dapat melayani aku, alhasil aku hanya bisa menahan bahkan terkadang aku bermain sendiri di kamar mandi menggunakan sabun.
Di usia pernikahan kami yang ke enam tahun, kami belum dikaruniai seorang buah hati, dan masalahnya ada pada Namira, karena dia sakit.
Karena suka menunda-nunda untuk sarapan dan sering makan makanan pedas membuat Namira harus menanggung penyakit yang menggerogoti tubuhnya.
***
Setibanya aku di perusahaan, para karyawan menunduk hormat melihat kedatangan ku, aku balas dengan sebuah senyum simpul.
Aku adalah seorang CEO di perusahaan ternama yang ada di Jakarta. Kata orang-orang aku memiliki wajah yang teramat tampan, bahkan tidak sedikit wanita yang menggoda diri ku meski mereka sudah tahu kalau aku adalah pria beristri.
Mudah bagi ku kalau aku ingin menduakan Namira, tapi sayangnya saat ini tidak ada satupun wanita yang menarik perhatian ku.
Namira tetap yang paling cantik, itu dulu sebelum ia sakit. Tapi sekarang pun sisa sisa kecantikan nya itu masih terlihat jelas di paras nya. Yang paling menyedihkan sekarang adalah bentuk tubuh nya, kurus kering tinggal tulang.
Aku sudah membawa Namira berobat kemanapun, tapi sampai saat ini belum ada satupun obat yang mampu menyembuhkan nya, memulihkan tubuh nya.
Setelah berkutat dengan pekerjaan yang menumpuk, tidak terasa waktunya pulang.
Sesampainya aku di rumah, aku langsung saja masuk. Kalau biasanya Namira selalu menyambut kedatangan aku di depan pintu utama dengan senyuman manisnya, berbeda dengan sekarang, semenjak dirinya sakit, ia tak melakukan itu lagi.
Aku berjalan melewati ruang tamu, ruang keluarga, lalu naik ke lantai atas menuju kamar utama, kamar aku dan istriku.
Setibanya aku di dalam kamar, aku melihat Namira berbaring di atas tempat tidur dengan selimut menutupi setengah anggota tubuhnya.
''Sayang, sudah minum obat?'' tanyaku, aku duduk di pinggir tempat tidur, lalu membelai rambutnya yang terurai.
''Sudah Mas. Tadi di bantu sama Ayu,'' Namira bangkit, ia menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Lalu ia menyalami tanganku dengan takzim.
''Ayu?'' tanya ku.
''Iya, pembantu baru kita.''
''Oh, baguslah kalau pembantu baru kita sudah datang.''
''Iya, Mas. Dia cantik, masih muda pula,''
''Oh ya? Cantikkan mana dibandingkan kamu?''
''Ya cantikkan Ayu lah. Aku mah sudah tidak cantik lagi.''
''Siapa bilang kamu sudah tidak cantik Sayang? Kamu tetap yang paling cantik menurut Mas,'' ucapku, setiap harinya aku memang selalu berusaha untuk membuat istri ku bahagia, agar dirinya mempunyai semangat hidup dan kembali sehat.
Setelah mengobrol sebentar dengan Namira, aku lalu melepaskan pakaian kantoran yang masih membaluti anggota tubuhku, aku mengganti nya dengan kaos oblong serta celana pendek di bawah lutut.
Aku berjalan ke lantai bawah, aku ingin melihat seperti apa wajah pembantu baru kami, pembantu yang kata Namira cantik banget.
Bersambung.
bls dendam nya yang syantik gech thor,biar gereget baca nya.
maaf ya thor bukan enggak suka cerita nya tapi ini hanya masukan aja 😊
jangan mau jadi perusak rumah tangga org mir..
tunggu saatnya kalo memang dia jodoh mu dia akan kembali,tp jangan jadikan kamu wanita rendahan,kamu harus berkelas