I Want Happy Ending

"Lano!!!", Pekik Athena memanggil nama kekasihnya yang saat ini tidur di sebelah Rosa.

Mendengar teriakan keras Athena, akhirnya Lano terbangun dan ia juga sedikit kaget ketika melihat Rosa tengah tertidur di sebelahnya.

"Kamu jahat!!!", Athena menangis dan berlari keluar dari rumah.

Saat ini ia tidak tahu harus kemana, ia hanya ingin menyendiri dan menjauh dari Delano.

"Athena... Dengerin aku dulu!", Delano meraih tangan Athena yang berusaha kabur darinya.

"Dengerin aku dulu!", Pinta Delano memohon.

"Apa yang mau di jelasin!", Athena akhirnya membuka suara.

"Dengerin dulu penjelasan dariku, kamu mau kan mendengarnya? Ayo kita duduk di sana, dan aku jelasin semuanya", Delano membawa Athena duduk di sebuah pondok kecil milik petani.

"Hapus dulu air mata kamu ya...", Delano mengusap air mata yang jatuh di pipi Athena.

"Kamu mau bilang apa, buruan!"

"Tadi kan aku abis mandi, niatnya mau nungguin kamu sambil tiduran di ruang tamu, taunya kamu lama banget selesai mandi. Terus akhirnya aku ketiduran, tapi sumpah awalnya di sana aku sendirian gak ada siapa-siapa, kalau tau ada Rosa gak mungkin aku tidur di sana. Kamu percaya aku kan?", Delano sangat berharap Athena mau memaafkannya. Terlebih dia sama sekali tidak melakukan kesalahan.

"Maaf ya", Saat itu terdengar suara seseorang dari belakang.

"Maaf ya, kamarku sangat pengap dan sempit. Jadi aku cuma berbaring sebentar aja kok. Aku sama Delano gak ngapa-ngapain!", Ucap Rosa membuat Athena marah.

Athena bangun dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Rosa.

"Oh aku sih percaya kalau kamu dan Delano tidak ngelakuin apa-apa, karena Delano gak pernah doyan tubuh cewek murahan!!!", Athena menatap sinis gadis yang menjadi parasit di hubungannya.

"Ahhh... Sepertinya aku bersyukur Delano membawa ku ketempat ini. Bagaimana jika aku tidak kesini, mungkin kamu juga akan menjebak Delano untuk tidur denganmu, bukan?"

"Apa maksudmu!", Rosa merasa terhina dengan kata-kata yang di lontarkan Athena kepadanya.

"Kamu sama aku beda level! Jangan pernah bermimpi merebut apa yang menjadi punyaku! MURAHAN, cuih", Athena meludah tepat di sebelah Rosa.

Hatinya merasa tenang karena sudah mengeluarkan unek-unek yang selama ini di pendam.

Athena berjalan menjauhi Rosa yang tengah di liputi amarah karena perlakuan Athena kepada dirinya.

"Ayo kita lihat saja, siapa yang akan tertawa di akhir!!!", Geram Rosa.

"Nanti kita bicara!", Delano melewati Rosa dan berlari mengejar Athena yang sepertinya berjalan menuju rumah yang mereka tinggali.

Gadis itu duduk di bibir sofa, sambil merapikan rambutnya yang kusut.

Sejujurnya setelah mengucapkan kata-kata kasar kepada Rosa, Athena takut Delano akan menjadi ilfeel dengan sifatnya yang sudah merendahkan orang lain.

"Na...", Delano mengikuti Athena ke kamar dan duduk di sebelah Athena.

"Kenapa? Kamu marah samaku?", Tanya Athena judes.

"Marah kenapa?", Delano bingung kenapa ia harus marah bukankah seharusnya Athena yang marah.

"Karena aku ngomong kasar dan merendahkan sekretarismu!", Ujarnya.

"Hei lihat aku!", Delano memegang kedua pipi gadis itu dan meminta untuk menatapnya.

"Aku gak pernah marah dengan apa yang kamu katakan! Aku punyamu dan kamu berhak marah karena punyamu di ganggu orang! Aku pun akan marah jika kamu di ganggu orang!", Jelas Delano.

"Kamu serius enggak marah?", Tanya Athena lagi.

"Enggak, sayang!"

"Tapi ucapanku tadi udah keterlaluan banget gak sih...", Athena sedikit merasa bersalah karena ucapannya yang keterlaluan menyakiti perasaan orang.

"Enggak, kamu mengatakan itu karena menyayangiku bukan?"

"Iya, aku sayang banget sama kamu. Aku gak suka punyaku di rebut orang, karena aku gak pernah merebut punya orang!", Ucap Athena sambil memanyunkan bibirnya.

"Iya-iya aku gak akan pernah di rebut orang kok, jadi jangan takut ya"

"Iya, awas kalau kamu berani selingkuh!", Kecam Athena.

"Enggak akan, kamu udah sempurna buat aku!"

***

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.43 WIB, Athena sudah bergelung di bawah selimut tebalnya namun ia masih tidak bisa tidur.

Athena menyalakan kembali lampu yang tadinya sudah di matikan.

Menyalakan ponsel dan menghubungi Delano itulah yang saat ini ada di pikirannya.

'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi'

"Ish... Kok ponselnya di matiin sih!", Athena berjalan keluar dari kamar, suasana di ruang tamu sudah sangat sepi dan sunyi.

"Sepertinya semua orang sudah tidur", Gumam Athena ketika tidak melihat siapapun di ruang tamu.

Athena mengetok pintu kamar nomor 4 yang merupakan kamar yang di tempati Delano.

"Lano...", Panggil Athena sambil membuka pintu.

"Athena?", Delano berdiri dan berjalan menghampiri Athena yang saat ini berdiri di dekat pintu.

"Kenapa kok belum tidur?"

"Aku nggak bisa tidur ", Ucap Athena dengan suara pelan.

"Mau jalan-jalan keluar?", Ajak Delano.

"Yuk!", Athena memegang lengan Delano dan berjalan keluar dari rumah.

Suasana malam itu terlihat sangat indah, ribuan bintang bertebaran di atas langit.

"Kita mau kemana?", Tanya Athena sambil memakai sendal.

"Mau naik ke balkon?"

"Yuk! Aku pengen liat bintang-bintang!"

Mereka menaiki tangga yang terdapat di luar ruangan tepatnya di belakang rumah.

"Sepertinya tempat ini jarang di jamah sama pemilik ataupun penghuni di sini", Ucap Delano ketika melihat banyaknya jaring laba-laba yang terdapat di lantai atas.

Lantainya sangat kotor dan banyak debu Di mana-mana.

"Kamu denger gak?", Tanya Delano saat mendengar suara perempuan.

"Ih kamu jangan nakutin deh!", Athena merasa Delano sedang menjahilinya.

"Beneran, aku dengar suara perempuan", Ucap Delano tidak berbohong.

"Mana mungkin! Di sini cuma ada kita berdua, gak ada siapa-siapa! Ini gelap, kamu jangan nakutin aku deh!", Athena memukul punggung Lano yang saat ini membelakanginya.

Delano berbalik dan meminta Athena untuk diam sembari mendengarkan suara yang terdengar samar-samar dari balik pintu.

Athena pun menuruti perintah Delano dan menutup mulutnya seketika.

Mereka berjalan mengendap-endap agar tidak menimbulkan suara.

Sesampainya di balkon, Athena merasa sedikit penasaran dengan apa yang ada di balik pintu yang mereka lewati.

"Aku gak bohong kan?", Tanya Delano sambil berbisik ke telinga Athena.

"Gak mungkin hantu kan?", Tanya Athena lagi dengan suara pelan.

"Enggaklah, manusia itu!", Jawab Delano mantap.

"Kok bisa yakin kalau itu manusia?"

"Karena aku gak percaya kalau hantu itu ada", Ucap Delano dan langsung di pukul oleh Athena.

"Awww... Suka banget mukul-mukul", Delano meringis kesakitan.

"Ya habis jawaban kamu bikin aku kesal!"

"Tapi itu beneran manusia loh!", Ucap Delano dengan yakin.

"Kayanya pas sama kamu, aku sering banget liatin atau dengar hal yang gak seharusnya aku liat atau pun denger!", Tutur Delano.

"Kamu denger apa emang?", Athena sepertinya mengerti apa yang di maksud Delano.

"Aku denger suara *******!", Jelas Delano membuat Athena menatapnya tajam.

"Yok kita grebek!", Delano ingin membuktikan kepada Athena bahwa ia sama sekali tidak berbohong.

Athena yang di liputi penasaran pun menyetujui ajakan Delano untuk melakukan penggerebekan.