"Lupakan tentang kejadian di Paris. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Tubuhmu sama sekali tidak menarik. Aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu lagi! Apalagi aku sudah punya kekasih."
Itulah yang diucapkan oleh Devano kepada Evelyn.
Devano sangat membenci Evelyn karena Evelyn adalah anak dari ibu tirinya.
"Kamu pikir aku mau melakukannya lagi? Aku juga tidak sudi disentuh lagi olehmu!"
Evelyn tak mau kalah, dia tidak ingin ditindas oleh kakak tirinya yang sangat arogan itu.
Tapi bagaimana kalau ternyata setelah kejadian malam itu, Devano malah terus terbayang-bayang bagaimana indahnya tubuh Evelyn? Membuatnya tidak bisa melupakan kejadian malam yang indah itu di kota Paris
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Sementara itu di sebuah perumahan mewah di kota Paris, masih terjadi perdebatan antar saudara tiri.
"Gara-gara kamu, aku sudah kehilangan keperjakaan aku. Bagaimana cara kamu mempertanggungjawabkannya?" Devano menuntut pertanggungjawaban dari Evelyn.
"Hm?"
Evelyn membulatkan mata. Bukankah biasanya dalam melakukan adegan jungkat-jungkit antara pria dan wanita, selalu pria yang disalahkan? Tapi berbeda dengan dengan mereka. Malah Devano yang merasa dirinya korban.
Lalu apa yang harus dia pertanggungjawabkan pada kakak tirinya itu?
"Apa tidak kebalik? Aku cewek. Seharusnya aku yang bilang begitu, kak." protes Evelyn.
"Tapi kamu yang memulai, Evelyn. Padahal aku ingin melepaskan keperjakaan aku dengan seseorang yang aku cintai. Kamu mengacaukan impianku." Devano masih bersikukuh menyalahkan Evelyn atas apa yang terjadi diantara mereka berdua semalam.
Ngomong-ngomong soal melepaskan ke perjakaan, Devano pun terdiam. Dia tidak mengerti kepada dirinya sendiri, mengapa setelah kejadian semalam, dia merasakan ada yang berbeda dari diri Evelyn.
Mengapa Evelyn mendadak terlihat cantik di matanya?
Dan mengapa Devano merasakan ada gelayar aneh pada tubuhnya setiap memandangi penampilan adik tirinya itu? Seakan-akan dia ingin...
Devano pun menggelengkan kepalanya, tidak sanggup melanjutkan perkataan di dalam hati. Dia rasa sepertinya dia masih dalam pengaruh alkohol. Sehingga pikirannya menjadi tidak waras.
"Sepertinya aku masih dalam pengaruh alkohol. Mataku menjadi bermasalah. Sejak kapan Evelyn terlihat cantik di mataku? Aku harus segera meminum obat pengar, agar pikiran aku waras lagi." bisik hati Devano.
Devano terlihat sangat merasa gelisah, dengan keanehan yang dia rasakan saat ini. Ada perasaan bergejolak menguasai tubuhnya, seakan-akan dia sangat bergairah saat duduk berdekatan dengan Evelyn.
Devano pun segera menggeser posisi duduknya. Mereka memang tidak boleh duduk dengan posisi berdekatan seperti itu.
Evelyn sangat merasa kesal, Devano terus saja menyalahkannya atas kejadian semalam. Sehingga dia langsung berbicara nyerocos kepada Devano. "Lalu aku harus bagaimana? Bagaimana caranya aku mengembalikan keperjakaan Kak Devano? Apa kita harus melakukan reka adegan ulang? Gak mungkin kan?"
Evelyn langsung membulatkan kedua matanya setelah menyadari dengan apa yang sudah dia katakan.
Ah, mengapa dia harus membahas reka adegan ulang segala? Membuat suasana menjadi canggung.
Hanya membayangkan saja betapa besar dan panjangnya milik pria itu membuat Evelyn bergidik ngeri. Semalam dia sedang dalam keadaan mabuk, sehingga dia lupa bagaimana rasanya saat anaconda itu menerobos masuk ke dalam miliknya. Sehingga dia tidak bisa membayangkan betapa mengerikannya jika dia dalam keadaan sadar.
Evelyn segera mengoreksi kata-katanya dengan gelagapan. "Ma-maksudku... maksudku emm..."
Tapi pikiran Evelyn mendadak blank. Sehingga dia sangat kesulitan untuk menemukan ide untuk mengoreksi kata-kata yang tadi.
"Aku harus pergi. Hari ini aku ada acara dengan Jovita."
Tiba-tiba Evelyn berpamitan kepada Devano. Dia rasa melarikan diri adalah cara terbaik yang harus dia lakukan. Dia takut tiba-tiba Devano menerkamnya lagi, jika mereka terus berduaan di rumah.
Tanpa menunggu persetujuan dari Devano, Evelyn segera beranjak dari tempat duduknya dan mengayunkan kaki.
"Yes, akhirnya aku bisa keluar dari rumah. Semoga dia segera pulang ke Indonesia. Aku tidak ingin bertemu lagi dengannya." Evelyn berseru di dalam hatinya. Seakan-akan dia akan segera terbebas keluar dari kandang singa.
Namun, pada saat dia hendak membuka pintu untuk keluar dari rumah, Evelyn dikejutkan dengan ulah Devano yang tiba-tiba menahan tangannya. Dan menghentakkan punggung Evelyn pada dinding.
"Kak..."
"Siapa yang mengizinkan kamu keluar dari rumah? Urusan kita belum selesai, Evelyn." Devano berkata sambil menempelkan kedua telapak tangannya pada dinding, mengunci pergerakan Evelyn. Membuat tubuh mereka hampir menempel.
Gluuk...
Seketika Evelyn menelan saliva saat melihat bagaimana cara Devano menatap dirinya. Sangat buas dan liar, seakan-akan ingin memakannya hidup-hidup.
Ah, bagaimana kalau kakak tirinya itu menerkamnya lagi?
Apalagi tubuh mereka berdua pernah menyatu 🤭
Ini yang sangat ditunggu oleh Gio sedari kemarin, restu dari Anda Tuan Bervan.
Sayangnya harus melewati drama tujuh tanjakan, tujuh kelokan dan tujuh turunan terlebih dulu ...
Mohon sabar menunggu yaa calon ayah mertua , calon mantu segera beraksi 😂, dengan janji suci Ericka satu untuk selamanya 😙..
Maharnya bukan sekedar sandal jepit yang sedang kamu pakai kan Gio ✌/Sob//Facepalm/...
Nyawanya sudah sempat kelap-kelip di angkasa, beruntung kagak bablas, mau say good bye tapi belum ikhlas /Facepalm/..,
Belum bikin pwrhitungan juga sama othornya 😂...
Kurang bukti apa lagi wahai calon ayah mertua...
Haruskah Gio membelah diri 😂😂...
Jangan terlalu lama bimbang dan ragu, keburu Ericka di ambil lagi sama othor /Sob/...
Mumpung ada kesempatan, othornya lagi baik 😂✌, nanti kalau kambuh jahilnya bisa bikin mumet bin puyeng 😂...
Anda jug nnatinya yang repot...
Tuh othornya lagi nyantai dipojokan sambil ngasap🙊😂😂✌, sekalian memantau situasi Ntoon 🤸♀️
Hadir konspirasi elit level internal keluarga untuk menjebak Tuan Bervan 😂, gegara syuuulitnya restu dari beliau untuk Gio dan Ericka...
Alhasil terbersit ide brilliant bin konyol dari Devano serta Evelyn 😂...
eeaaa.... eeaaa.... 😂😂😂😂🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️
Cinta menemukan sendiri jalannya ...