Keesokan harinya, nilai UKK diumumkan. Seperti dugaan, anak-anak S Class tak satu pun yang mendapat nilai di bawah standar sehingga tak seorang pun harus mengikuti remedial. Aqni kembali menduduki posisi pertama di angkatannya sehingga ia tetap mendapat beasiswa untuk tahun ketiga di SMA Harapan, sedang beasiswa keluar negeri itu masih dibicarakan pihak sekolah.
Hukuman dari Kepala Sekolah untuk Aqni pun sudah dikeluarkan. Aqni diharuskan melakukan kegiatan bersih-bersih di Perpustakaan. Bukan hanya bersih-bersih, ia pun harus memperbaiki data-data buku yang ada di sana. Pekerjaan itu pasti akan membutuhkan waktu selama seminggu, andai anak-anak S Class tidak muncul untuk membantunya. Kepala Sekolah pun tak bisa protes saat anak-anak itu membantu Aqni. Sesuatu yang awalnya diniatkan sebagai hukuman, kini menjadi pekerjaan menyenangkan untuk anak-anak itu.
Pembagian rapor kenaikan kelas disusul dengan liburan selama tiga minggu. Anak-anak S Class liburan bersama, tempat yang disepakati adalah obyek wisata baru yang tengah viral di daerah mereka, yaitu Pantai Cemara. Mereka berangkat setelah subuh dengan bus pariwisata, kemudian bermain seharian di pantai, dan pulang setelah melihat matahari terbenam. Liburan itu memang hanya satu hari, tapi kisahnya dikenang dalam ribuan hari berikutnya.
Kejadian yang tidak pernah disangka anak-anak S Class terjadi di awal tahun ajaran baru. Biasanya, kelas di tahun ketiga mengikuti pembagian kelas di tahun kedua. Namun, khusus untuk tahun ini ada pengecualian untuk anak-anak S Class. Mereka tidak kembali ke kelas reguler mereka, tapi menempati kelas baru yang merupakan kelas khusus yang baru dibentuk. Kelas S. Ruangan kelasnya mereka adalah ruang S Class yang sudah mereka dekor bersama, dengan Bu Riska didaulat sebagai walikelas S Class.
“Pak Kepala Sekolah baik banget, bikin kita semua beneran sekelas,” kata Bulan.
“Rezeki anak sholeh dan sholehah, nih,” timpal Dedi.
“Rasanya, kita diistimewain, ya,” ujar Mela.
“Yo’i, kan kita emang S Class, kumpulan anak-anak spesial,” Mikail langsung setuju.
“Spesial pake telor,” ujar Laylah.
“Mau martabak spesial, ya, Neng, nanti Abang bikinin,” sahut Mikail sambil memasang senyum mautnya.
Laylah melengos, sementara Mikail terus menggodanya.
“Asyik, aku jadi bisa main game sambil tiduran,” ujar Indra, yang disambut sorakan teman-temannya.
“Tapi aku beneran nggak nyangka kita akhirnya sekelas,” kata Laylah.
“Doamu terkabul, Laylah sayang, akhirnya kita bisa bersama selamanya.”
Laylah memutar bola mata mendengar perkataan Mikail. “Siapa juga yang mau sama-sama kamu,” sahutnya.
“Tapi aku mau,” ujar Mikail. Akhir-akhir ini, Mikail memang berhenti menggoda gadis lain dan hanya menggoda Laylah. Bisa jadi dia memang serius dengan Laylah.
“Ogah!” Laylah melipir pada Kanita.
“Kalian ini, pagi-pagi sudah berisik,” tegur Kanita.
“Coba jadi pasangan adem-ayem, kayak yang di pojok sana itu.” Yuan menunjuk ke bagian pojok, tempat Aqni dan Mehran duduk bersama.
Sebenarnya, suasana di sana sama sekali tidak adem-ayem. Malah lebih ribut daripada Mikail dan Laylah, karena di sana Aqni tengah mengomeli Mehran.
“Aku kan udah bilang nggak mau,” ujar Aqni.
“Udah terlanjur kubeli,” sahut Mehran tak acuh.
“Ih, ngapain sih buang-buang duit buat barang yang nggak perlu.” Aqni memberengut.
“Itu ransel, Aq, bukannya barang yang nggak perlu. Bisa dipakai buat sekolah,” sahut Mehran gemas.
“Kalo gitu kamu yang pake.”
Mehran melotot. “Warnanya pink, Aq!” protesnya.
“Nggak masalah kali kalo cowok pake pink. Karena sebenarnya pink itu warnanya cowok,” ujar Aqni.
“Kata siapa?”
“Makanya, kalo buka internet jangan cuma buat ngegame, tapi nyari informasi juga,” omel Aqni.
“Suka-sukalah,” sahut Mehran.
“Kamu nih, kalo dibilangin suka ngeyel.”
“Udahlah, pake aja ranselnya. Apa susahnya.”
“Kamu aja. Kan kamu yang beli.”
“Kan buat kamu.”
“Tapi aku nggak butuh,” Aqni berkeras. Mehran menatap ransel Aqni yang sobek ujungnya. “Ini masih bisa dijahit,” Aqni membela diri.
“Udah, jangan rewel. Terima aja. Anggap aja sebagai hadiah ulang tahun yang kepagian,” kata Mehran.
“Eh? Ulang tahun? Siapa yang ulang tahun?”
Semua mata mengarah pada Mehran.
Mehran menunjuk Aqni. “Bulan depan tanggal sepuluh,” ujarnya.
“Serius kamu ultah bulan depan?” tanya Karina.
Aqni mengangguk sebagai jawaban, meski ia bingung mengapa teman-temannya tampak begitu antusias mendengar kabar itu. Dan ia bertambah bingung saat Karina bersorak lalu melompat kegirangan.
“Pesta! Ayo, kita bikin pesta ulang tahun untuk Aqni!” seru Laylah penuh semangat.
“Ayo! Kita bikin yang rame!” Kanita tak kalah semangat.
“Gimana kalo bikin pesta kostum sekalian?” saran Yuan.
“Tempatnya di mana?” tanya Mikail.
“Di kelas ini aja, gimana?”
“Jangan! Kita bisa dimarahin Kepala Sekolah.”
Aqni berusaha membendung euforia yang terjadi di kelas, tapi suaranya kalah dengan semangat teman-temannya. “Ini gara-gara kamu,” keluhnya pada Mehran seraya duduk kembali di sebelah pemuda itu.
“Udah, nikmatin aja,” kata Mehran, “Lagian, kamu juga kan yang menciptakan kelas ini.”
Aqni menatap teman-temannya, yang masih sibuk mendiskusikan pesta ulang tahun untuknya. Kata-kata Mehran tentang dirinya yang menciptakan kelas ini sebenarnya kurang tepat, karena kelas ini tak bermula darinya. Aqni hanya berusaha menyatukan mereka. Namun, ia tak akan mendebat Mehran kali ini. “Kamu benar.”
“Aku emang selalu benar, kan?” ujar Mehran narsis.
“Kata siapa?”
“Kataku.”
“Ih, kepedean.”
“Harus dong, percaya diri adalah modal utama perjuangan.”
“Tapi punyamu over.”
“Lebih baik daripada low.”
Mehran benar, kepercayaan diri adalah modal utama perjuangan. Walau tak menyuarakan secara lantang, Aqni mengakui itu di dalam hati. Mulai sekarang Aqni akan terus memupuk kepercayaan dirinya, terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik walau tidak ada sosok orangtua yang memberinya dukungan. Yah, meski ayah dan ibunya hilang ditelan bumi, masih ada orang-orang yang peduli kepadanya. Aqni memiliki teman-teman terbaik di dunia, yang siap membantu dan memberinya dukungan. Terutama, ia memiliki seseorang yang selalu akan menggenggam tangannya dan mengatakan, “Aku bersamamu.”
Tahun ajaran baru dimulai dengan kegaduhan S Class seperti biasanya. Entah apa yang akan terjadi setahun ke depan, mungkin mereka akan menderita karena pelajaran yang semakin berat dan banyak, ujian simulasi UAN dan UAS, ujian semester juga ujian akhir, kelulusan dan segala *****-bengeknya. Apa pun itu, yang jelas anak-anak S Class akan membuat masa waktu setahun ke depan dipenuhi kegiatan menyenangkan dan mengasyikkan. Karena mereka adalah S Class, anak-anak yang berusaha menjalani masa SMA mereka dengan mengasyikkan tanpa mengabaikan kewajiban mereka sebagai pelajar.
Selesai
Author note:
Terima kasih untuk kamu yang udah baca kisah Aqni dan kawan-kawan sampai akhir. See ya on next story.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
🥀_Aida//Fanse_🥀
baru mampir saya kak,ceritanya bagus banget,top deh,heheh thanks kak,,ceritanya menghibur di hari puasa ini,kaya nya saya yg baru baca tahun dan bulan ini 🥺🤣🤣
tapi gk pp,sukses selalu kak berkarya nya,always be healthy kak❤️😉
2021-04-23
1
saklLireSy.aNa
terus hub aqni sama mehran gimana?
kok ngga sampai mereka kuliah sih?
2021-01-19
0
Mayha
bagus hanya saja tulisan kurang Oke tapi jalan ceritanya really good✨👌
2021-01-06
0