Chapter 19. Bermain jujur dan tantangan.
Saat ini, Adine masih berada di restaurant pantai dan sedang bersantai begitu juga diriku. Lalu, atas ajakan dari Ryutaro. Aku dan Adine bermain dengannya di meja kursi kayu di tepi pantai.
“Ryu, kamu ingin mengajak kami bermain apa?”
“Jujur atau tantangan! Bagaimana?” ucap Ryutaro sambil mengambil kartu dari kotaknya dan mengocoknya.
Adine yang mendengar itu, dia pun senang dan begitu bersemangat.
“Wuaah, sepertinya seru!”
“Bagaimana cara bermainnya?” tanyaku yang kurang begitu paham dengan cara bermainnya.
“Oke, aku jelaskan sambil bermain. Pertama, siapa pun yang mendapatkan nilai tertinggi akan berhak menanyakan jujur atau tantangan kepada lawan yang memiliki nilai terendah,” ucap penjelasan dari Ryutaro.
“Yosh, aku mengerti!” ucapku yang menganggukan kepala.
Seusai menjelaskan itu, Ryutaro membagi kartu kepadaku, Adine dan dirinya setelah itu, dia menaruh kartu diatas meja.
“Satu … dua … tiga!” seru Ryutaro dan dalam hitungan ketiga, kami membuka kartu yang sudah dibagi.
Kartu pun terbuka dengan hasil aku mendapatkan tiga wajik, Adine mendapatkan Jack keriting dan Ryutaro mendapatkan 5 sekop.
“Horee … aku menang dan Rendy yang kalah!” ucap senang Adine sambil tersenyum lebar dan menunjukan jarinya kepadaku.
“Iya. Iya,” jawabku sambil tersenyum lebar juga.
“Sekarang, Ren. Pilih jujur atau tantangan? Kalau kamu pilih jujur, berarti kamu harus menjawab pertanyaan dari nilai tertinggi secara jujur. Kalau kamu memilih tantangan maka, kamu harus melakukan apa yang diminta oleh nilai tertinggi. Pilihlah, Ren?” ucap penjelasan Ryutaro dan bertanya kepadaku.
“Hmm …”
Aku yang mendapatkan nilai terendah diharuskan memilih hal itu maka dari itu, aku berpikir secara matang.
“Aku pilih jujur.”
Aku memilih itu karena kurang siapnya memilih tantangan. Jika, aku disuruh melakukan hal yang aneh-aneh.
“Rendy, menurutmu siapa yang paling cantik di kelas kita?” tanya Adine.
“Hah?!”
Gawat! Adine bertanya sesuatu yang sulit aku jawab karena jika aku mengatakan sejujurnya bahwa dirinya yang paling cantik hal itu akan membuat hubungan kami menjauh. Maka dari itu, aku mencoba mengalihkan pertanyaan.
“Pertanyaan apa itu? apakah kamu tidak bisa mengantinya?” tanyaku sambil menoleh kesamping.
Aku yang menjawab itu terdengar tawa keci dari Ryutaro dan Adine.
Adine pun tetap pada pendiriannya dan dia mendekati kursinya kearahku.
“Ayo! Ayo! Siapa orangnya?” tanya Adine yang menatapku.
“Aku ini tidak menilai orang dari penampilan luarnya.”
“Tapi, aku bertanya soal penampilan luarnya. Jadi, siapa yang paling cantik?” tanya Adine yang terus memaksa diriku untuk menjawab.
Aku pun terpojok dengan pertanyaan yang terus dilontarkan oleh Adine. Mungkin, aku harus berbohong kepadanya.
“Wanita yang berambut pirang itu disebelahmu, mungkin.”
“Chloe?! Oo, ternyata bukan aku,” jawab Adine sambil tertawa kecil.
Aku pun menundukan kepala dan melirik kearah Ryu. Dia hanya tersenyum dan mengelengkan kepalanya. Dalam aku mengatakan bahwa dirimu lah yang paling cantik.
“Aku baru tahu kalau Rendy menyukai wanita bule,” ucap Adine yang terus melihat kearahku.
“Sudah abaikan saja!” ucapku sambil mengambil satu kartu dari tumpukan kartu dan langsung membukanya. Lalu, aku mendapatkan empat love.
Melihat sikapku itu, Adine terdiam dan mengambil kembali kartu lalu membukannya juga. Dia mendapatkan queen wajik. Setelah itu, Ryutaro menyusul dan mendapatkan tujuh keriting.
“Yey, aku lagi. Sekarang, Rendy. Pilih jujur atau tantangan?” ucap senang Adine dan dia melihat kearahku.
“Jujur.”
“Kalau Chloe nomor satu maka aku nomor berapa?” tanya Adine.
Lagi-lagi Adine mengajukan pertanyaan yang sulit. Apakah aku harus jujur tapi aku masih ragu? Maka dari itu, aku membohonginya lagi.
“Dari antara wajah-wajah yang kuingat dikelas. Kamu nomor tiga.”
“Hah? Benarkah, aku jadi malu banget!” ucap Adine dengan salah tingkah dan dia memegang kedua pipi nya.
“Padahal kamu yang bertanya.”
“Habisnya, aku tidak mengira kamu akan menjawab dengan jujur,” ucap Adine.
Sebenarnya, aku tidaklah jujur. Namun, aku sangat senang meski aku tidak jujur. Dia masih tetap gembira dan aku senang melihat senyum tawa nya.
Plok!
Suara tepuk tangan sekali dari Ryutaro.
“Oke, sekarang mari kita nikmati permainannya kembali!” ucap Ryutaro yang mengambil kartu lagi begitu pun aku dan Adine.
Setelah itu, kami terus bermain dan saling bertanya juga menjawab terkadang kami memilih tantangan. Hal itu terus berlanjut hingga senja pun tiba. Permainan kami berhenti disaat melihat matahari yang akan terbenam.
“Wuahhh …. Indahnya!” seru Adine yang langsung meninggalkan permainan dan berlari ketengah pantai.
Aku dan Ryutaro saling melihat, lalu Ryutaro memberikan sinyal agar menyusulnya maka dari itu, aku dan Ryutaro juga berdiri menghampiri Adine lalu, kami berdiri sejajar dengan Adine yang di antara aku dan Ryutaro.
Kami melihat langit yang berubah jingga begitu pun matahari yang berlahan turun.
“Aku sungguh beruntung bisa melihat ini,” ucap kagum Adine yang terus menatap langit.
“Benar sekali. Ada sepegal kata yang mengatakan seperti ini ‘Hal yang paling mengesankan dilangit adalah matahari terbenam’.
“Iya, benar,” jawab Ryu.
Adine pun juga menganggukan kepalanya saat aku mengatakan itu.
Benar, saat itu kami merasa beruntung karena melihat pemandangan yang paling indah di langit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Didik Setyawan
gk seru,tokoh utamax trllu lembek...
2023-01-29
0
John Singgih
kenangan disore hari yang terlupakan bagi Rendy dan adine
2022-05-19
1
John Singgih
sepenggal kata
2022-05-19
1