Chapter 16. Adine ada dirumah
Pada saat aku berjalan-jalan dengan Adine. Aku mencari waktu luang dan saat Adine di kamar mandi, aku mengambil ponsel dan membuka aplikasi Oracle.
#Menu Chat terbuka.
Aku: “Oracle, apakah aku bisa menyembuhkan penyakit Leukimia?”
Oracle: “Agen, anda bisa menyembuhkannya dengan mencari pendonor sumsum tulang yang cocok.”
Aku yang melihat jawaban itu, aku pun mengerti namun untuk mencari kecocokanlah yang sulit maka dari itu, aku mencoba untuk bertanya kepada Oracle.
Aku: “Dimana aku bisa menemukan pendonor yang cocok?”
Oracle: “Maaf, saya tidak bisa menjawabnya tapi anda bisa mengunakan aplikasi Navigasi Universal.”
Saat Oracle menjawab itu, Adine pun datang menghampiriku dari kamar mandi dan aku menaruh kembali ponselku.
“Sudah?”
“Hm,” jawab Adine sambil menanggukan kepala.
Seusai itu, kami berjalan kembali lalu, ditengah perjalanan langkah Adine terhenti dan menghadapku.
“Oke, Sekarang waktunya kita pergi ke rumahmu!” seru Adine sambil melihat kearahku.
“Kerumahku? Untuk apa?” tanyaku yang masih belum memahami maksud dari Adine.
“Ya, tentu saja untuk tidur dan makan malam disana!” ucap Adine dengan senyuman lebar.
“Ehhh?!”
Adine pun tertawa kecil saat aku merespon seperti itu dan dia pun langsun menarik tanganku.
“Ayo cepat! Jika kemalaman, nanti tidak enak dengan Paman dan Tantemu!”
“Iya, ya!”
Kami melangkah pulang ke rumah paman Andika dan Tante Kouri.
Lalu, kami sampai di dekat rumah paman Andika dan aku menghentikan langkahku.
“Adine, kamu yakin untuk menginap di rumahku?”
“Kenapa, tidak? Aku penasaran dengan keluargamu disini! Dan aku sangat ingin mencoba untuk tinggal di rumah asli jepang. Bukan, apartement!” jawab Adine.
“Aaa, iya. Aku mengerti. baiklah, ayo!”
Aku pun melanjutkan langkahku dan membuka pintu.
“Aku pulang!”
“Selamat datang!” jawab dari suara Tante Kouri di salah satu ruangan.
Duk! Duk!
Suara langkah lari pun terdengar dan Ryutaro datang menghampiriku namun dia pun berhenti mendadak disaat melihat Adine yang berdiri disampingku.
“Ren, siapa dia?” tanya Ryutaro.
Saat Ryutaro bertanya dalam bahasa Jepang, Aku ingin menjawabnya tapi Adine langsung membungkukan badannya sambil memperkenalkan diri dengan mengunakan bahasa jepang.
“Salam kenal! Aku Adine, teman sekolah bahasa, Rendy!” ucap Adine.
“Oo, iya. Salam kenal juga aku Ryutaro, sepupu dari Rendy dan kenapa, kamu membawanya kesini?” tanya Ryutaro sambil menatap heran Rendy.
“Ahh, itu…”
Adine pun menegakan badannya kembali dan dia menjawab pertanyaan Ryutaro dengan bahasa Inggris.
“Kak, aku yang ingin menginap disini,” ucap Adine sambil tersenyum.
Ryutaro yang mendengar itu, sontak dia terkejut.
“Apa? Menginap disini?!” seru Ryutaro.
Dan seruan itu membuat Paman Andika dan Tante Kouri mendatangi kami.
“Ryu, ada apa?” tanya Tante Kouri kepada Ryutaro dan dia pun melihat kearah Rendy, “Rendy, siapa dia?” tanya Tante kouri.
Sedangkan, Paman Andika hanya menatap heran kepadaku dan Adine. Lalu, Adine memperkenalkan dirinya memakai bahasa Indonesia karena dia melihat Paman Andika.
“Salam kenal! Aku Adine, teman sekolah bahasa, Rendy!” ucap Adine kearah paman Andika dan Tante Kouri.
Saat perkenalan itu, aku melihat ekpresi Tante Kouri dan paman Andika. Mereka melihat kearahku dan tersenyum disertai dengan anggukan kepala.
“Oke, sekarang kita rayakan dengan masakan special dan bir!” ucap semangat Tante Kouri yang membentangkan tangannya keatas.
“Tante biar aku bantu!” ucap Adine dalam bahasa Inggris.
“Oke, Ayo kita masak bersama!” jawab Tante Kouri.
Aku yang mendengar jawaban dari Tante Kouri membuatku bernafas lega dan kami pun berkumpul dihalaman belakang dengan alat pemanggang serta kursi yang ditata oleh Aku dan Ryutaro. Lalu, saat aku menata kursi. Ryutaro bertanya kepadaku.
“Ren, apa dia wanita yang ada di sosial media waktu itu?”
“OO,” jawab datarku.
“Ehhh? Kawai (Lucu)!” ucap Ryutaro.
Aku hanya memberikan senyuman mendengar respon dari Ryutaro.
Sesudah kursi ditata dan makanan matang, kami semua makan bersama dan Adine serta lainnya membagi cerita.
Pada saat itu, suasana suka cita dan tawa mengisi malam yang sunyi hingga larut malam. Adine pun sudah kelelahan dan dia tertidur dimeja dengan tangan sebagai bantalannya.
Sedangkan, Paman Andika menghentikan minumnya lalu, dia pun berdiri dan mengendong belakang Tante Kouri yang sudah mabuk berat.
“Rendy, kamu pindahkan dia ke kamarmu dan kamu bisa tidur ditempat lain kan?!” seru paman Andika.
“Iya, paman!”
Setelah aku menjawab itu, paman Andika pun berjalan dengan pelan dari paman sedang mengendong belakang Tante Kouri kedalam rumah.
Tidak lama, Ryutaro menepuk bahuku.
“Ayo, Ren! Kita pindahkan Adine ke kamar! Kasihan dia nanti kedinginan!” ucap Ryutaro.
“Iya.”
Lalu, Aku dan Ryutaro membopong Adine dengan kedua tangan Adine yang dirangkul kepadaku dan Ryutaro. Lalu, Kami masuk kedalam rumah.
Setelah itu, aku menempatkannya diatas kasurku dan memberikannya selimut.
Aku melihat wajah imutnya yang sedang tertidur pulas bahkan saat aku dan Ryutaro membopongnya, dia tidak terbangun.
“Ayo, Ren! Kita pergi!” seru Ryutaro.
“Iya.”
Setelah itu, Aku dan Ryutaro pergi meninggalkan kamarku. Ryutaro kembali ke kamarnya sedangkan aku merebahkan diriku di ruang tamu dan tidur disana dengan mengunakan futon (kasur tidur lantai).
Hari yang panjang dan melelahkan pun berakhir. Aku harap besok tidak terjadi apa-apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
John Singgih
tidur setelah pesta
2022-05-18
1
Ghiets'Enay
👣👣💖💖
2022-02-02
1
Fujiaki
kawaii "kurang satu lagi i-nya thor"
2021-09-18
1