Chapter 08. Membantu di akhir pekan
Seminggu pun berlalu sejak Aku berkenalan dengan Adine. Pada hari itu, Aku membantu Tante Kouri untuk mengurus restaurant bersama dengan Ryutaro dan Paman Andika. Deruan suara ombak dan udara pantai mengisi suasana di Restaurant. Tidak hanya itu, ramainya mengunjung pun membuat kami kerepotan.
“Selamat datang!” seru serempak kami saat ada pengunjung yang datang dan menunjukan kursi yang kosong.
Aku pun menghampiri pengunjung yang baru datang itu dan menanyakan menu makan yang diinginkan.
“Tuan, anda ingin memesan apa?”
“Berikan kami dua Es Cendol dan gorengan!” jawab pengunjung.
“Baiklah, tunggu sebentar!”
Seusai menanyakan itu, aku memberitahu Tante Kouri di meja panjang.
“Dua es cendol dan seporsi gorengan.”
“Oke!” jawab tante Kouri.
Restaurant Tante Kouri adalah rumah makan yang memiliki menu khas makanan dan minuman Indonesia seperti es cendol, gorengan khas indonesi, nasi goreng, rendang, bakso dan sejenisnya. Lokasi Restaurant itu terletak di pinggir pantai dan cocok dengan iklim di Indonesia yang tropis. Maka dari itu, banyak sekali pengunjung yang tertarik untuk makan di rumah makan Tante Kouri.
Tidak lama kemudian, Ryutaro juga datang memberitahu pesanan pengunjung yang lain.
“Bir dua kaleng di meja empat!”
“Oke!” jawab Tante Kouri kembali.
Sambil menunggu pesanan, Ryutaro melihat kearahku.
“Ren, bahasa jepangmu sudah lanca padahal baru seminggu,” ucap Ryutaro.
“Iya, aku belajar dengan giat agar aku bisa berkomunikasi dan bergaul dengan warga disini.”
Beberapa saat kemudian, Tante Kouri datang dengan membawa pesanan yang aku orderkan. Lalu, dia menyambung pembicaraan.
“Memang nya kamu yang lambat dalam belajar dan malas!”
“Kata siapa aku lambat? Aku akan tunjukan bahwa aku lebih cerdas dibandingkan Rendy,” ucap yakin Ryutaro sambil mengepal tangan dan menunjukan tanda semangat.
“Ganbatte nee!” ucap ledek Tante Kouri.
“Nee!” sambung Paman Andika yang mengintip dari pintu dapur.
Aku yang mendengar itu hanya tertawa kecil. Aku tidak berani untuk meledek Ryutaro karena kepintaranku dalam bahasa Jepang dikarenakan adanya Oracle system dan bahkan aku sudah menguasai bahasa Jepang di tingkat A. Selain itu, aku telah mendapatkan 11 poin dari misi pengetahuan dan saat ini terkumpul 36 poin.
“Rendy, ini pesanan nya!” seru Tante Kouri yang memberikan pesanan yang aku utarakan.
“Iya,” jawabku sambil mengambil pesanan lalu, pengantarkannya kepada pengunjung, “Tuan, ini pesanan anda! Selamat menikmati!” ucapku sambil menyajikan pesanan.
“Terima kasih,” ucap mengunjung.
“Kak, Aku pesan tambahan bakso satu!” seru pengunjung dari meja lain kearahku.
“Haii, pesanan akan segera diantar!”
Begitulah kesibukan kami di hari libur.
Beberapa jam kemudian, aku duduk bersantai di pantai sambil melihat ombak laut.
“Indahnya laut dan pantai ini!”
Tidak lama, aku mengambil ponsel pintarku dan membuka Aplikasi Oracle untuk mengisi luang waktuku.
“Aku jadi penasaran dengan status milikku.”
Maka dari itu, aku pun mengetik dan menyerukan kepada Oracle.
Aku: “Oracle buka kan data Status ku!”
Oracle: “Dimengerti!”
Seusai chat itu, layar pun berubah menjadi sebuah data status milik ku.
[Data diri.
Nama: Rendy Purnomo.
Lahir / umur: 10 Mei 2006 (16 tahun).
Jenis kelamin: Pria.
Golongan darah: O.
Kemampuan:
- Pengetahuan umum tingkat C.
- Matematika tingkat D.
- Pengetahuan sosial tingkat D.
- Pengatahuan alam tingkat D.
- Olahraga tingkat E.
- Bela diri tingkat E.
- Bahasa:
Jepang tingkat A.
Inggris tingkat C.
Kemampuan khusus: tidak ada.
Aplikasi Oracle: Tidak ada.
Kredit Agen: 100.
Poin Agen: 33.
Gelar Agen: Pemula. ]
Aku tersenyum senang disaat melihat data statusku dan poinnya karena tinggal membutuhkan 17 poin lagi agar aku bisa membeli dan mengunduh aplikasi Relationship.
Seusai aku melihat data statusku, aku mendengar suara paman Andika yang meneriaki ku.
“Rendy, kesini sebentar!”
Aku pun menoleh kebelakang dan berdiri.
“Aku datang!” jawabku sambil berlari kearah paman Andika.
Setibanya di dekat paman Andika, dia meminta sesuatu kepadaku.
“Rendy, bisa tolong paman, tidak?!”
“Meminta tolong apa?!”
“Tolong ambilkan ponsel, paman! Sepertinya tertinggal dirumah,” ucap paman Andika.
Aku yang mendengar itu tidak merasa keberatan dan menyetujuinya.
“Iya, paman. Aku akan ambilkan!”
“Rendy, kamu bisa pulang sendiri, kan?” tanya paman Andika yang meragukanku.
“Bisa paman? Aku sudah paham dengan angkutan disini jika pun tersesat, aku bisa mengunakan Navigasi google.”
“Begitukah, maaf merepotkan dan ini …”
Paman andika pun mengambil dompet dan memberikanku uang.
“Ini uang ongkos untuk perjalananmu dan aku sarankan gunakanlah Taksi!” ucap Paman Andika.
“Iya, paman. Aku pergi!”
“Berhati-hatilah!” seru paman Andika.
“Hm,” gumamku sambil menganggukan kepala. Setelah itu, aku pergi meninggalkan paman Andika.
Aku pun berdiri disisi jalan dan saat melihat uang yang diberikan oleh paman Andika, aku terpikir untuk mengunakan bis umum saja.
Tidak lama kemudian, bis yang memiliki tujuan kearah rumah paman datang dan aku pun menaiki bis tersebut. Namun, saat aku sudah menaiki bus. Diriku terkejut saat melihat Adine yang sedang duduk di salah satu kursi dan sedang tertidur.
“Adine?” gumamku saat melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
marwan mustofa
Rendy yang sedang istirahat sambil menikmati pantai setelah kesibukan di restoran pamannya. Rendy disuruh pamannya mengambil HP kerumahnya dan disanggupi, ketika naik bus dia ketemu Andine
2023-03-28
1
Sugiono.S.T
apa tidak ada adegan xxxxx
2022-11-23
0
John Singgih
bertemu Adin lagi...
2022-04-24
1