Chapter 10. Sosial Media mu!
Beberapa hari setelah pertemuan tidak terduga itu aku dan Adine semakin dekat tapi tidak dekat seperti sepasang kekasih melainkan hanya sebatas teman saja dan saat aku sudah fasih dengan bahasa jepangku, Adine sering menghampiriku di kelas untuk bertanya tugasnya.
Mungkin, aku terlalu berekspetasi tinggi untuk bisa menjadi kekasihnya maka dari itu, aku mencoba untuk bertanya kepada Oracle. Saat jam istirahat.
#Menu Chat terbuka.
Aku: “Oracle, apa aku bisa menjadi pacarnya Adine?”
Oracle: “Bisa saja, asalkan anda berusaha keras untuk mendapatkan hatinya.”
Aku: “Bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan hatinya?”
Oracle: “Hal yang pertama anda harus lakukan ialah mencari informasi!”
Aku: “Maksudmu, Sosmed nya!”
Oracle: “Iya dengan anda mendapatkan sosmednya maka anda akan mendapatkan informasi tentang makanan, buku, musik, film ataupun pria idaman nya.”
Aku: “Apa aku bisa bertanya kepadamu tentang itu semua?”
Oralce: “Maaf, carilah sendiri!”
Aku: “Baiklah.”
Saat mendapatkan jawaban itu, aku menguatkan mental ku untuk bertanya sosmednya kepada Adine.
“Yosh, aku akan berusaha.”
Lalu, aku berdiri dari kursiku dan menghampiri Adine yang sedang duduk dan berbincang dengan teman sekelas kami. Aku tidak mempedulikan hal itu lalu, aku bertanya kepadanya.
“Adine, Maaf. Bolehkah aku meminta sosmed mu?”
Adine pun menatap dan tersenyum kepadaku lalu, menjawabnya.
“Boleh saja? catat ya email ku!” seru Adine.
Lalu, Adine memberitahu emailnya dan aku pun mencatatnya di ponselku.
“Sudah?” tanya Adine.
“Hm, sudah,” jawabku sambil menganggukan kepalaku.
“Aku tunggu, ya!” ucap Adine sambil tersenyum.
Sepulang sekolah khusus, aku membuka laptop dan membuka emailnya disalah satu Sosial media. Saat aku membuka email itu ternyata profil miliknya digembok maka dari itu, aku harus mengirim permintaan teman kepadanya.
Saat aku membuka menu pertemanan, aku harus mengetik alasanku untuk berteman kepadanya maka dari itu, aku menulis untuk menjadi teman.
“Ahh, ini terlalu polos,” gumamku lalu aku menghapus alasan itu.
Setelah dihapus, aku menulis ‘Untuk menjadi pacarmu’.
Aku pun terdiam dan tersenyum sendiri.
“Hehehe … alasan ini tidak mungkin aku utarakan, bodoh!”
Lalu, aku pun menghapusnya kembali.
“Baiklah, aku tulis yang seperti tadi saja.”
Aku pun memutuskan alasannya ialah untuk menjadi teman. Seusai menulis alasan, aku pun berat untuk menekan menu mengirim maka dari itu, aku menarik nafasku dalam-dalam dan membuat aba-aba untuk meng –kliknya.
“Satu … Dua …”
Tanganku pun masih berhenti diatas mouse namun tiba-tiba, Ryutaro memegang tanganku dan memaksaku untuk mengklik sehingga aku dan Ryutaro saling beradu tenaga di mouse.
“Ryu, apa yang kamu lakukan?”
“Kirim saja permintaannya, bodoh!” ucap Ryutaro sambil memegang tanganku dan mengarahkan mouse ke menu mengirim.
“Ryu, Aku pikir ini bukanlah urusanmu!” ucapku sambil menahan Ryutaro yang ingin mengklik.
“Diam saja, kamu! Sayangnya, sekarang kita berdua tidak asing satu sama lain,” ucap Ryutaro yang menambah tenaganya untuk memaksa klik.
“Ryutaro, kenapa?!” gumamku sambil terus menahan Ryutaro.
“Kirim permintaan sekarang, Ren! Karena kalau tidak, kamu akan terus ragu dan akhirnya tidak mengakui perasaanmu setelah itu, menyesal selamanya!” ucap Ryutaro.
Aku yang mendengar ucapan Ryutaro membuatku mengurangi tenagaku dan pada akhirnya, Ryutaro berhasil menekan menu mengirim. Lalu, aku menghela nafas panjang.
“Tetap saja, aku masih kurang percaya diri, Ryu!” ucapku sambil menundukan kepalaku.
Seusai mengatakan itu, Ryutaro memukul pelan bahuku dan aku pun langsung menatapnya yang sedang tersenyum lebar.
“Ren, sudah waktunya kamu untuk belajar dewasa dan aku dengan senang hati akan membantumu,” ucap bangga Ryutaro.
“Terima kasih, Ryu.”
Saat aku mengatakan itu, Ryu tersenyum senang dan mengacungkan jempolnya. Sesudah itu, kami pun pergi ke ruang makan dan makan malam bersama.
Setelah itu, aku kembali ke kamarku dan membuka laptopku kembali. Saat melihat ke layar, ada sebuah pemberitahuan datang email pertemanan yang aku kirim diterima olehnya.
Aku tersenyum lebar dan ada perasaan senang yang berdebar didalam hati.
“Syukurlah, dia menerimanya.”
Lalu, aku pun membuka sosial medianya dan disana tercantum beberapa data dirinya serta foto dirinya. Aku berdebar kencang meski hanya melihat fotonya saja.
Saat itu, aku baru menyadari bahwa didalam hatiku saat ini penuh dengan perasaan untuk nya dan aku begitu menyukainya. Aku harap dia pun sama dengan apa yang aku rasakan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Makmur Djajamihardja
watasiwa sirogo saku neh.
2022-09-26
0
John Singgih
pertama kali jatuh cinta, inikah rasanya
2022-05-06
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
cieee...
2022-01-06
0