Chapter 13. Ayo kita bertamasya, Rendy!
Aku pernah membaca buku yang menjelaskan tentang Introvert;
Introvert adalah kepribadian seseorang yang lebih suka sendiri daripada berkumpul dengan orang lain. Ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian Introver diantaranya;
Pertama, Energi bisa terkuras dan lebih cepat lelah saat bersama dengan banyak orang, senang menghabiskan waktu sendiri, memiliki teman tapi berkualitas, lebih mudah terdistraksi (mengalihkan rasa sakit baik jasmani dan mental), lebih sadar akan dirinya sendiri dan mampu belajar dengan cara observasi.
Dalam ciri-ciri itu, aku memiliki semua itu maka dari itu, aku sadar diri bahwa diriku seorang Introvert.
Hal itu bukanlah tidak ada alasan, Aku menjadi seorang Introvert. Ini disebabkan saat aku masih disekolah dasar. Aku dekat dengan teman wanita namun saat kami bermain, dia mengalami kecelakaan jatuh dari salah satu ayunan. Meski, aku sudah meminta maaf. Namun, aku masih tidak nyaman bertemu dengan nya dan merasa bersalah. Disaat itulah, aku memutuskan untuk membuat prinsip hidup sendiri.
Setelah bertahun-tahun, aku pun gementar disaat ada seorang wanita imut yang aku sukai mengajak berkencan dengan ku. Tapi, aku pun menguatkan mentalku bahwa itu bukanlah kencan melainkan berjalan-jalan bersama saja.
“Benar, ini hanyalah berjalan-jalan.”
Hari yang dijanjikan pun tiba, aku memilih pakaian yang pantas untuk bertemu dengan nya namun, aku masih bingung dan merasa gugup.
“AA, bingung aku jadinya!” gumam kesalku sendiri.
“Wuaaa, Ren! Kamu mau pindahan lagi,” suara Ryutaro dengan nada meledek.
Aku pun menoleh kebelakang dan melihat Ryutaro sedang meledekku karena baju yang berserakan.
“Ya, tidak mungkinlah. Ryu, aku bingung ingin memakai baju apa?”
“Oiya, hari ini kamu tidak ke restaurant ya. Ada kencan. Hohoho…” ucap ledek Ryutaro lagi.
Ryutaro mengatakan itu bukanlah baru diketahuinya karena malam sebelumnya saat kami makan malam bersama, aku meminta izin kepada Paman Andika dan Tante Kouri untuk pergi bersama dengan Adine. Respon dari Tante Kouri sama seperti Ryutaro, dia meledek ku namun Tante Kouri tetap mengizinkannya.
Aku pun hanya tersenyum melihat respon dari Ryutaro dan Tante Kouri. Lalu, Ryutaro memilihkan baju untukku.
“Ren, aku pikir ini cocok!” ucap Ryutaro sambil menunjukan baju kepadaku.
Sebuah baju yang sederhana dengan kemeja biru muda serta celana jeans hitam panjang.
“Baiklah, aku akan gunakan ini.”
Seusai itu, aku mengantikan pakaianku dan memakai parfum. Lalu, aku berpamitan dengan paman Andika dan Tante Kouri.
“Aku pergi.”
“Berhati-hatilah!” jawab serentak Paman Andika dan Tante Kouri.
Beberapa saat kemudian, aku pun tiba depan pintu stasiun kereta menunggu kehadiran Adine yang belum datang. Aku pun tidak mempermasalahkannya karena aku mengisi waktu tungguku dengan belajar biologi dan aku mengutamakan mempelajari tentang penyakit Leukimia.
“Jadi sampai saat ini hanya ada satu jalan penyembuhan yaitu pencangko kan sumsum tulang belakang yang cocok!” gumamku sendiri saat mempelajari biologi dengan mengunakan aplikasi oracle sehingga dalam mempelajari itu aku mendapatkan 6 poin serta Ilmu kedokteran tingkat C dan karena itu juga aku mengumpulkan 46 poin.
Saat aku sedang serius mempelajari module, tiba-tiba Adine mengagetkanku.
“BANG!” seru Adine dari belakang sambil mendorong pelan diriku.
Aku yang mendengar itu sontak terkejut dan bergerak kecil secara spontan sehingga membuat Adine tertawa kecil.
“Hahaha …” tawa kecil Adine.
“Adine, kamu telah mengejutkanku,” ucapku sambil menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diriku sambil mengelus-ngelus dada.
“Rendy, kamu tuh lucu ya. Serius banget baca artikel online!” ucap ledek Adine.
“Begitu ya,” ucap datarku.
“Aish, pelitnya kamu bicara. Baiklah, Ayo sekarang kita pergi!” seru Adine.
“Kemana?”
Adine pun tersenyum dan mengambil buku hariannya lalu menunjukannya kepada Rendy.
“Jreng! Jreng! Ayo kita bertamasya di Kyushu, Fukuoka!” seru Adine sambil menunjukan list lokasi yang akan dikunjungi nya.
“Panjang nya?!” ucapku saat melihat list yang begitu panjang.
“Hehe, Rendy. Kita akan berkunjung ke 50 lokasi berbeda disini! Dan kamu akan menjadi pemandu dan transleter selama perjalanan!” ucap senang Adine.
“Eh? Maji (Sungguhan)!”
“Maji dayo (Ini sungguhan)!” ucap yakin Adine.
Seusai mengatakan itu, Adine berjalan kedepan dan memegang tanganku lalu, menarik ku.
“Ayo, Rendy! Nanti keburu siang!” seru Adine.
“Iya, baiklah!”
Seusai percakapan itu, kami pun pergi dengan Adine yang menarikku.
Dan hari itulah, aku berjalan dengan teman wanita setelah bertahun-tahun sejak aku di sekolah dasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Raysonic Lans™
okelah
2023-01-22
0
John Singgih
akhirnya bisa kencan juga
2022-05-07
0
lotus
sama ren aku juga seorang introvert huh
2022-01-13
0