Chapter 05. Pembicaraan kecil di mobil.
Keesokan harinya, cahaya pagi menyinari mataku serta suara anak-anak yang bersekolah terdengar. Hal itu membuatku terbangun dari rebahan.
“Huaaa.”
Aku pun melirik jam yang berada disampingku sudah menunjukan pukul enam pagi dan suasana sudah ramai. Hal itu berbeda saat di Jakarta. Namun, sepertinya aku harus membiasakan kehidupan baruku disini.
Maka dari itu, Aku pun bergegas pergi ke kamar mandi dan membersihkan diriku sesudah rapih barulah aku turun ke lantai bawah. Setibanya disana, terlihat Tante Kouri sedang menyiapkan sarapan di dapur, paman andika membaca koran dan Ryutaro sedang sarapan.
Tante Kouri yang sedang mempersiapkan makanan menyadari kehadiranku dan menyapa.
“Selamat pagi, Rendy!”
Saat Kouri menyapa diriku, pandangan Paman Andika dan Ryutaro juga melihat kearahku. Lalu, aku membalasnya juga dengan sapaan.
“Selamat pagi, Tante, paman dan Ryutaro!”
“Selamat pagi juga Rendy!” sapa Paman Andika.
“Yo, pagi, Rendy!” sapa Ryutaro.
Setelah saling menyapa, aku pun duduk di kursi makan dan tidak lama juga Tante Kouri datang dengan membawa makanan lalu menyajikan diatas meja setelah itu, Tante pun duduk bersama kami.
Disaat Tante Kouri sudah duduk, Paman Andika menutup korannya.
“Sekarang, mari kita sarapan!” seru Paman Andika.
“Selamat makan!” seru serempak Aku dan lainnya.
Kami pun menyantap sarapan bersama-sama.
Seusai itu, kami semua pergi bersama dengan mengunakan mobil van. Itulah kebiasan dirumah Paman Andika untuk pergi bersama-sama dengan Tante Kouri yang mengemudikan mobilnya.
Paman Andika bekerja disalah satu hotel ternama di Fukuoka dan Tante Kouri membuka restaurant kecil di pinggiran pantai Fukuoka, Jepang. Sedangkan Ryutaro, tidak pernah sungkan atau malu karena pergi ke sekolah selalu diantar.
Itulah kebersamaan keluarga Paman Andika disetiap harinya dan aku sudah menjadi salah satu bagiannya.
Mobil pun melaju, Aku dan Ryutaro duduk dibelakang sedangkan Paman Andika duduk didepan dengan kecepatan sedang dan pembicaraan kecil mengisi perjalanan kami. Bahkan pertanyaan aneh yang dikatakan oleh Tante Kouri.
“Nee … Rendy, apa kamu sudah punya pacar?” tanya Tante Kouri.
Pertanyaan itu pun membuat Paman Andika dan Ryutaro menatap ku karena rasa penasaran mereka.
“Hehehe … aku tidak punya pacar dan aku juga belum pernah pacaran.”
“Benarkah? Di usia mu yang sudah 15 tahun belum pernah pacaran!” kaget Ryutaro.
“Hehehe … begitulah. Aku terlalu malu untuk dekat dengan seorang wanita.”
“Rendy, kamu memang anak yang polos. Tidak seperti pamanmu dan saudaramu itu, baru umur 13 tahun sudah pacaran,” ucap ledek Tante Kouri.
“Bu, jangan berkata seperti itu! saat ini saja aku masih sendiri,” ucap pembelaan Ryutaro.
“Iya, sekarang! Tapi kamu sudah memiliki berapa mantan?” jawab ledek Tante Kouri.
“AA, ibu itu memalukan jika aku menyebutkan mantan-mantanku,” ucap malu Ryutaro.
“Hahaha…”
Tawa kecil dari Aku, Paman Andika dan Tante Kouri saat mendengar jawaban daru Ryutaro.
“Tapi, Rendy. Pacaran itu penting untuk mempelajari dan memahami sifat wanita terutama wanita yang kamu cintai,” ucap Paman Andika yang diakhiri dengan menatap Tante Kouri.
“Cihh … Sayang, jangan mengajarkan yang bukan-bukan kepada keponakanmu sendiri!” seru Tante Kouri sambil tersenyum lebar.
“Kenapa mesti malu, kita saja pacaran 6 tahun dan barulah menikah?!” jawab pembelaan paman Andika.
“Cihh… iya. Ya. Terserah saja! Yang jelas, Rendy, Ryutaro. Kalian harus menjaga dan menghormati seorang wanita. Kalian mengerti!” seru Tante Kouri.
“Iya, Bu!”
“Iya, Tante!”
Jawab serempak ku dengan Ryutaro lalu, kami saling menatap tersenyum kecil.
Beberapa saat kemudian, Paman Andika pun turun di hotel yang besar. Lalu, tidak lama Ryutaro yang turun dan terakhir, Akulah yang turun.
“Terima kasih, tante,” ucapku sambil menundukan kepala.
“Selamat belajar, ya! Dan jika kamu tersesat, panggil Tante atau paman saja. Oke!” ucap Tante Kouri.
“Iya, Tante!”
“Kalau begitu, Tante pergi dulu!” seru Tante Kouri.
“Iya. Berhati-hatilah, Tante!”
Tante Kouri menjawabku dengan anggukan kepala. Sesudah itu, Tante Kouri melihat kedepan dan melajukan mobil. Sedangkan, aku masuk kedalam salah satu gedung bertingkat yang dimana lokasi sekolah khusus bahasa yang terletak di lantai lima gedung tersebut.
Pada pagi itu, kehidupanku di Negara Sakura, Jepang. Dimulai!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
AyahRum
mengapa cinta nya rumah tangga saja tidak ada perkembangan
2023-07-08
1
kang turu
eh ryutaro sarapan apa kan masih disiapin sama Tante kouri
2022-11-12
0
Makmur Djajamihardja
merege hese neh
2022-09-26
0