Chapter 07. Berkenalan denganmu.
Hari pun cepat berlalu dan aku kembali pulang ke rumah lalu, menceritakan semua kejadian saat di sekolah bahasa dan bertemu dengan seorang wanita yang cantik kepada Ryutaro.
“Apa?! Bodoh, kenapa kamu tidak berkenalan?”
Itulah respon Ryutaro saat aku menceritakan nya dan kami berbincang sambil bermain game Playstation.
“Aku malu, Ryu. Saat berada di dekatnya, aku saja gugup apalagi berkenalan.”
Ryu adalah panggilan dekat ku terhadap Ryutaro dan aku pun dipanggil Ren olehnya.
Saat aku menjawab itu, Ryutaro menghela nafas panjang dan menghentikan sementara permainan setelah itu merangkulku.
“Ren, kamu harus berubah jangan menjadi pemalu seperti ini. Jika kamu bersikap seperti itu maka kamu akan dibully oleh anak-anak nakal di sekolah!” ucap Ryutaro.
“Aku mengerti dan aku akan mencoba berkenalan dengannya.”
“Nah … begitu. Besok, kamu harus beritahu namanya kepadaku! Ren, kamu mengerti!” seru Ryutaro.
“OO.”
Seusai pembicaraan itu, Ryutaro dan aku melanjutkan permainan.
Pada malam itu juga seusai bermain, aku kembali ke kamarku dan mencoba bertanya kepada Oracle tentang nama dari wanita tersebut.
#Menu chat terbuka.
Aku: “Oracle, apa kamu tahu siapa nama dari wanita Indonesia yang aku temui tadi siang?”
Oracle: “Adine.”
Aku: “Nama panjangnya?”
Oracle: “Tidak ditemukan dan harap anda menanyakan sendiri!”
Aku sedikit terkejut dan menghela nafas panjang karena Oracle juga mengatakan agar aku berkenalan sendiri.
“Apa aku bisa ya?!”
Aku pun ragu dengan kemampuan sosialku yang kurang pandai. Lalu, beberapa saat kemudian. Sebuah pesan lagi pun datang dan aku melihat isi dari pesan itu.
“Anda mendapatkan misi [Percintaan]- Berkenalan dengan wanita bernama Adine. Hadiah: 3 poin.”
Begitulah aku membacakan pesan dengan pelan.
“Mungkin memang aku harus berkenalan dengan nya dan ini demi untuk mendapatkan poin. Benar, ini demi untuk mendapatkan poin.”
Lalu, keesokan harinya. Seperti biasa, aku mempelajari bahasa jepang yang sudah aku kuasai tapi tetap aku menyimak tapi saat melihat Adine, jantungku berdegup kencang.
“Gawat! Sepertinya ini misi yang sulit!”
Ucap batinku sambil menoleh kesamping.
Beberapa saat kemudian, jam istirahat pun tiba. Aku seperti biasa makan di kantin dan seusai itu, aku kembali ke kelas namun saat aku berjalan melewati lorong pertigaan, seseorang berjalan dari sisi samping dan aku tidak sengaja menabraknya.
Buk! Bururu!
Buku-buku yang dibawanya pun terjatuh, sontak saat aku menabrakan, aku meminta maaf kepadanya dan membantu mengambil buku-buku yang jatuh.
“Maaf, aku tidak melihat,” ucapku memakai bahasa inggris.
“Tidak apa-apa,” suara wanita menjawabku dan dia menjengkok untuk mengambil buku-buku miliknya.
Seusai aku mengambil bukunya, aku memberikan kepada pemiliknya dan hal itu membuatku kaget ternyata wanita yang aku tabrak ialah Adine.
“Adine!” gumamku yang langsung celoteh.
“Iya, Rendy. Terima kasih, ya!” jawab Adine.
Aku dan Adine pun berdiri. Aku tersadar bahwa aku langsung menyebut namanya bahkan sebelum aku berkenalan dan hal itu membuat tanganku yang satu lagi menutup mulutku.
“Gawat! Aku keceplosan!”
Ucap batinku yang panik.
Sikapku yang menutup mulut membuat Adine pun tersenyum lebar.
“Rendy sampai kapan kamu mau menahan buku-buku ku!” ucap Adine.
Saat Adine mengatakan itu, Aku pun tersadar bahwa Adine sedang menarik bukunya dari tanganku namun aku menahannya.
“Aa, iya. Maaf!”
Aku pun melepas dan memberikan buku-buku tersebut.
“Terima kasih,” ucap Adine.
Seusai mengatakan itu, Adine berjalan melewati Rendy. Saat hal itu terjadi, Aku mengarukan kepala belakangku dan lagi-lagi aku bersikap tidak tahu malu.Tidak lama kemudian, Adine menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang.
“Rendy, kamu tidak ke kelas! Nanti terlambat lho!” ucap Adine kepadaku.
“A, iya!”
Aku menjawab dengan gugup dan berjalan menghampiri Adine. Lalu, kami pun bersama pergi ke kelas dan aku berjalan dengan menundukan kepala dan terdiam kaku.
“Aku sungguh-sungguh gugup dan hatiku berdegup kencang, apa yang harus aku lakukan?!”
Ucap batinku yang kembali panik namun, Adine melihat sikapku itu dan tanpa aku duga, dia memulai obrolan dengan bahasa Indonesia.
“Rendy, kamu orang Indonesia?” tanya Adine.
“I-i-i-ya. Aku asli Surabaya tapi tinggal di Jakarta. Ka-ka-lau kamu?”
Aku pun memalingkan wajahku karena ucap gagapku dan aku menepuk pelan bibirku, “Kenapa aku gagap?”
“Aku asli Yogyakarta tapi tinggal di Bali,” jawab Adine.
“Oo, jauh ya.”
“Hm, iya. Lalu, kenapa kamu ke jepang?” tanya Adine.
“Aku telah pindah rumah ke kota Fukuoka ini dan ingin bersekolah di sini.”
“Berarti, keluargamu ada disini?” tanya Adine kembali.
“Tidak, keluargaku sudah tidak ada dan saat ini aku tinggal bersama dengan paman dan tante ku disini!”
Saat aku menjawab itu, Adine menghentikan langkahnya dan aku yang menyadari itu, aku pun menoleh kebelakang karena langkahku yang sudah lebih dahulu didepannya.
“Maaf, ya dan aku turut berduka cita,” ucap Adine yang memasang wajah menyesal.
“Terima kasih. Tapi, sudah tidak apa-apa? Karena aku juga sudah memiliki keluarga baru disini.”
“Begitu ya. Kamu memang tipe pria yang kuat,” ucap Adine sambil tersenyum dan melanjutkan langkahnya.
“Aa, tidak juga. Aku hanya ingin hidup ke depan.”
“Hm, itu bagus! Ganbatte!” seru Adine sambil menganggukan kepala dan memberikan tangan pemberi semangat.
“Iya, Arigatou,” jawabku yang juga tersenyum kepadanya.
Seusai pembicaraanku, kami pun berdiam dan terus melangkah kelas. Disaat itulah, aku membulatkan tekad.
“Aku harus berkenalan meski sudah mengobrol,” ucap batinku.
Setelah membulatkan tekad, aku menarik nafas dalam-dalam dan menenangkan diriku.
“Adine!”
Adine pun menghentikan langkahnya dan melihat kearahku.
“Iya, kenapa?” tanya Adine.
“Bolehkah aku berkenalan denganmu?” ucapku sambil tersenyum serta memberikan tangan kananku.
Adine pun tertawa kecil hingga dia menutup sedikit mulutnya namun tidak lama, dia menghampiriku dan menerima tanganku itu.
“Boleh, Aku Adine Dwi Saravati. Asal dari Indonesia,” ucap Adine sambil menatap Rendy dan tersenyum.
“Aku Rendy Purnomo. Asal dari Indonesia juga. Salam kenal, ya!” ucapku sambil tersenyum.
“Ngomong-ngomong! Kamu tadi memanggil namaku lho sebelum kenalan,” ucap ledek Adine.
Aku yang mendengar itu, sontak panik lagi dan langsung melepaskan jabat tanganku.
“Begitukah, aku telah mendengar dari beberapa teman sekelas.”
“Tapi, aku senang bisa berkenalan denganmu,” ucap Adine.
“Aku juga.”
Sesudah itu, kami melanjutkan langkah kami ke kelas.
Jadi kisah cinta ku dimulai disini!
Semoga semua baik-baik saja untuk waktu lama.
Dan pada hari itu, Aku berkenalan resmi dengan Adine dan mendapatkan 3 poin dari misi Oracle. Jumlah poinku saat ini, 25 poin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Nathaniel Ixa
wii
2022-11-18
0
John Singgih
bisa berkenalan karena tidak segaja menabraknya
2022-04-24
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
komen
2022-01-06
1