Ilustrasi paman Andika - Christian Sugiono.
Chapter 02. Perjalanan menuju Fukuoka, Jepang.
Tok! Tok!
“Rendy, bangun! Sudah siang!”
Didalam setengah sadar, aku mendengar suara ketukan pintu dan paman Andika yang sedang mengetuk pintu. Maka dari itu, aku pun bangun karena suara tersebut.
“Iya, paman. Tunggu!”
Aku pun berdiri dari kasur dan berjalan kearah pintu masuk dan membuka kan pintu.
Krekk!
“Maaf, paman. Aku tidur terlalu malam.”
“Tenang saja! Nanti ketika disana, Tante Kouri tidak akan membiarkanmu untuk bangun telat lagi!”
“Ehh? Begitu kah?”
Paman Andika pun tersenyum lalu masuk ke dalam rumah.
“Rendy, kamu sudah persiapkan semua?” tanya paman Andika.
“Iya, paman. Aku sudah mempersiapkan semuanya.”
Seusai Rendy menjawab paman andika mengelilingi rumahku dan memeriksa mungkin ada yang tertinggal lalu, langkahnya berhenti di meja panjang yang dimana terdapat foto keluargaku.
“Rendy, kamu tidak membawa foto-foto ini?” tanya paman andika.
“Aku akan mengemasnya terakhir disaat aku akan berangkat.”
“Kemaslah sekarang? Karena kita akan langsung berangkat ke bandara!” seru paman Andika.
“Eh? Tapi bukan kah, keberangkat pesawatnya tengah malam nanti?”
“Bukan kah, lebih cepat lebih baik sampai di bandara. Hihi,” ucap paman Andika yang tersenyum lebar.
“Iya, ya. Aku akan mengemasnya.”
Aku pun menaruh foto-foto itu didalam tas yang terpisah. Seusai itu, aku mengambil ponsel ibuku dan terkejut saat melihat aplikasi Oracle yang masih terbuka.
“Eh? Aku pikir, ini mimpi.”
Aku pun memeriksa chat dengan Oracle dan masih terlihat sama.
“Jadi, ini sungguhan!”
Saat aku mengatakan itu, paman andika mendengar ucapanku dan menghampiriku.
“Rendy, ada apa?” tanya Paman Andika.
“Tidak apa-apa, aku hanya lupa untuk mengisi daya ponselku.”
“Begitu, aku pikir ada apa? Ya sudah cepatlah berkemas!” seru paman Andika.
“Iya.”
Aku pun untuk sementara mengabaikan aplikasi Oracle dan melanjutkan mengemas barang-barang ku.
Beberapa saat kemudian, aku pun selesai berkemas dan paman Andika datang kearahku.
“Rendy, taksi online sudah datang. Aku sudah selesai berkemas?” tanya paman andika.
“Sudah, paman.”
“Ayo kita berangkat!” seru paman andika sambil mengangkat satu tas besar milik ku.
Setelah pembicaraan itu, aku dan paman andika mengangkat satu persatu barang bawaanku kedalam bagasi taxi. Aku tidak membawa semua perabotan atau barang-barang besar lainnya. Aku hanya membawa pakaian, aksesoris, gadget dan beberapa barang penting lainnya yang berukuran kecil.
Tidak lama, barang-barang sudah masuk semua kedalam bagasi. Aku pun mengunci pintu dan melangkah kearah taksi online tapi saat dekat dengan pagar, aku menghentikan langkah dan melihat kearah rumah. Yang dimana sesaat aku mengingat kenangan bersama dengan ayah, ibu dan sarah di rumah tersebut.
Tanpa sadar, air mataku menetes.
Paman Andika yang melihat itu, dia pun menghampiri dan memegang bahuku.
“Ayo kita pergi!” seru pelan paman andika.
“Iya.”
Seusai menjawab itu, aku mengusap air mataku dan membalikan badan setelah itu, aku pun masuk kedalam taksi. Selama perjalanan, Rendy memeriksa ponsel pintar serta aplikasi Oracle.
Saat itu, aku tersadar bahwa batteri tidak berkurang sedikit pun meski sudah dinyalakan semalaman.
“Sungguh, aplikasi yang aneh.”
Itulah yang dikatakan didalam batin ku. Setelah itu, aku membuka aplikasi Oracle.
#Menu Chat terbuka.
Aku: “Oracle, apa kemampuan aplikasi ini mampu memberikan energy untuk ponsel ini?”
Oracle: “Iya, itu adalah fitur aplikasi gratis yang diberikan oleh Oracle.”
Seusai melihat jawaban itu, aku pun membuka menu misi namun tidak ada misi yang aku terima maka dari itu, aku pun mempertanyakannya.
Aku: “Apakah aku tidak memiliki misi?”
Oracle: “Untuk saat ini tidak ada.”
Aku pun menghela nafas dan menutup aplikasi Oracle.
#Menu Chat tertutup.
Paman Andika yang duduk disamping menyadari bahwa ponsel yang aku gunakan ialah ponsel dari ibuku.
“Itu ponsel ibumu?” tanya paman Andika.
“Hm, aku ingin mengunakannya agar ibu tetap disisi ku.”
Aku menjawab itu sambil melihat kearah paman Andika dan tersenyum kepadanya.
“Begitu, baiklah. Itu adalah hak mu,” jawab paman Andika.
Beberapa jam kemudian, aku dan paman andika pun sampai di bandara Soekarno Hatta. Lalu, aku menurunkan barang-barangku dan meletakannya di trolly bandara. Setelah itu, aku dan paman andika masuk kedalam bandara dan berjalan kearah gate yang bertujuan Narita, Jepang. Lalu, kami melakukan check in serta duduk di kursi yang kosong untuk menunggu pesawat kami datang.
Aku yang memiliki aplikasi Oracle, maka aku mencoba untuk bertanya hal yang tidak mungkin.
#Menu Chat terbuka.
Aku: “Oracle, berapa lama lagi pesawatku akan datang?”
Oracle: “Dua jam dari sekarang.”
Saat melihat jawaban itu aku tersenyum dan ingin melakukan pengujian ketepatan dalam jawabannya.
Dua jam kemudian, pesawat tujuan ke jepang telah tiba. Tepat seperti yang dikatakan oleh Oracle.
“Yang benar saja! jawaban dari Oracle, benar-benar terjadi!” ucap batinku.
Tidak lama kemudian, sebuah pemberitahuan pun datang.
“Pesawat menuju Narita, Jepang telah tiba di gate tiga.”
Saat mendengar pemberitahuan itu, paman Andika sontak berdiri.
“Rendy, ayo kita masuk kedalam pesawat!” seru paman Andika.
“Iya, paman.”
Aku pun juga ikut berdiri dan berjalan dengan paman Andika masuk kedalam pesawat. Setibanya disana, aku duduk disisi jendela dan beberapa saat kemudian, pesawat yang aku naiki lepas landas menuju Narita, Jepang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
John Singgih
berangkat ke Jepang lebih cepat dari jadwal
2022-04-20
2
young minna
Christiano Sugiono, siuuuuu
2022-02-28
0
lotus
boleh di cari nih aplikasi nya sapa tau ada 😄
2022-01-13
0