Chapter 11. Berlari pagi ke Kuil dan berdoa.
Di dini pagi, aku sedang mempersiapkan diri untuk berlari pagi dengan pakaian kaos, jaket serta sepatu olahraga. Lalu, Aku menaruh ponsel di saku ikat bahuku.
“Oke, aku siap untuk marathon.”
Benar, saat ini aku akan menjalankan misi [Kekuatan] yang diberikan oleh Oracle yaitu berlari kearah kuil Miyajedake yang terletak di bukit Fukuoka dengan hadiah 4 poin namun untuk mencapai kesana, aku harus berlari sejauh empat kilometer.
“Semoga aku bisa menyelesaikannya!”
Aku bergumam sendiri untuk memperkuat semangatku. Setelah itu, aku berteriak pamit dalam bahasa jepang.
“Paman, Tante, aku pergi!”
“Iya, selamat jalan!” jawab dari Paman Andika dari kejauhan.
Seusai itu, aku meninggalkan rumah dan mulai berlari. Pada hari itu adalah hari libur sehingga banyak orang yang sudah melakukan aktifitasnya seperti membersihkan halaman rumahnya, membuka toko miliknya dan beberapa aktifitas lainnya. Maka dari itu, Aku menyapa setiap orang yang aku lalui.
“Ohayo Gozaimasu! (Selamat pagi!).”
“Selamat pagi,” jawab dari warga sekitar.
Aku terus berlari hingga sejam kemudian, tibalah aku dihalaman depan kuil Miyajedake yang dimana kuil itu berada diatas bukit yang tinggi dan sebuah pagoda batu berdiri kokoh dengan ratusan anak tangga dibelakangnya.
“Ahuufuu … jadi aku harus menaiki ratusan tangga. Tapi, baiklah.”
Seusai aku bergumam sendiri, aku menaiki ratusan tangga itu dan tidak lama, aku tiba disebuah kuil yang besar begitu juga dengan halamannya. Dalam kuil itu terdapat simpul benang jerami yang besar dan hal itu membuatku terkagum.
“OO, jadi ini kuil Miyajedake! Sungguh indah sekali!”
Tidak lama kemudian, bunyi pemberitahuan pun datang.
Kling! Klung!
Aku yang mendengar itu, sontak aku mengambil ponselku dari saku ikat yang ada dibahu kananku dan terlihatlah sebuah pesan masuk yang dimana aku telah mendapatkan 4 poin. Aku pun bersyukur dengan hal itu. Karena misi itu aku telah mengumpulkan 37 poin dan meningkatan kemampuan olahraga dari tingkat E menjadi tingkat D.
Untuk beberapa saat aku terheran dengan diriku sendiri karena aku yang tidak suka berolahraga dan mudah capek bisa berlari marathon empat kilometer jauhnya. Aku menduga ini dikarenakan system Oracle yang berada di ponselku dan aku bersyukur akan hal itu.
“Selagi aku disini, kenapa aku tidak berdoa saja ya?!”
Seusai mengatakan itu, aku menghampiri kuil namun aku kurang paham bagaimana cara memanjatkan doa disana? Maka dari itu, aku bertanya kepada System.
#Menu Chat terbuka.
Aku: “Oracle, aku ingin memanjatkan doa disini. Bagaimana caranya, ya?”
Oracle: “Anda harus melakukan beberapa tata cara untuk berdoa di kuil Shinto diantaranya …
Pertama, membungkuk di gerbang Torii. Gerbang Tori adalah pagoda khas jepang yang berada di pintu depan kuil. Melihat tata cara itu, sontak aku kembali ke gerbang Torii dan membungkukan badanku.
Sesudah itu, Oracle menjelaskan tata cara kedua yaitu berjalan di sisi jalan Sando. Jalan sando adalah jalan lurus kearah kuil dan kita tidak boleh berjalan ditengah. Karena jalan tengah Sando disebut Seichuu atau tempat para dewa berjalan. Maka dari itu, aku pun melaksanakannya.
Tata cara yang ketiga ialah jangan berbicara keras dikuil. Tentu aturan ini sudah aku jalani karena aku sendirian juga di kuil ini.
Selanjutnya, aku harus membersihkan mulut dan tangan di Temizuya (tempat menyucikan diri) yang berada di bejana batu dekat gerbang Tori. Aku pun menghampirinya dan membersihkan tangan dan mulutku dengan sendok kayu besar.
Seusai itu, aku melanjutkan langkah berikutnya yaitu mendekati kuil dan membunyikan lonceng serta tetap berdiri disisi jalan Sando dan kita tetap tidak boleh berdiri di tengah.
Kleng! Kleng!
Sesudah itu, aku melemparkan uang koin 5 yen kedalam kotak persembahan. Menurut, Oracle koin 5 Yen bertanda ikatan yang baik. Sesudah itu, aku membungkukan badan dua kali, menepukan tangan dua kali kemudian, membungkukan badan satu kali lagi.
Seusai itu, barulah aku memanjatkan doa. Oracle juga mengatakan bahwa aku harus menyebutkan nama, alamat dan rasa syukurku tiba di kuil itu lalu, barulah berdoa. Doaku itu ialah semoga ayah, ibu dan Sarah bisa tenang di dunia sana dan beristirahat dalam damai.
Sesudah memanjatkan doa, aku melihat sekitar dan dikuil sudah dikunjungi oleh beberapa pengunjung lainnya. Maka dari itu, aku berbalik badan dan meninggalkan kuil utama menuju sisi kuil yang dimana terdapat peruntungan omikuji. Sebuah kertas ralaman nasib, aku yang penasaran dengan hal itu maka aku pun mengambilnya dan mendapatkan tulisan ‘Keberuntungan baik’.
Aku pun bernafas lega karena mendapatkan kertas yang memiliki peruntungan yang baik. Sesudah itu, aku menuju papan ema dan menuliskan permintaanku disana.
Permintaanku, semoga Aku dan keluarga dari Paman Andika selalu dilindungi dan diberikan kesehatan. Sesudah menulis itu, aku mengantungkannya.
Seusai melakukan itu semua, aku pun meninggalkan kuil dan membungkukan badanku di gerbang Torii sebagai tanda penghormatan perpisahan. Lalu, barulah aku pulang.
Dalam perjalanan pulang, aku mendapatkan pemberitahuan dari Oracle bahwa aku mendapatkan 3 poin dari memanjatkan doa dengan benar di kuil Shinto dan saat ini, aku telah mengumpulkan 40 poin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
John Singgih
berdoa dan dapat poin dari sistem
2022-05-06
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
next
2022-01-07
0
pemburu loli
lah perasaan poin nya 36 dah trus ngurang jadi 33
2021-11-20
3