Ilustrasi Tante Kouri - Nagasawa Masami
Chapter 03. Tiba di Fukuoka, Jepang.
8 jam perjalanan di pesawat bukanlah waktu yang sebentar maka dari itu, Aku mencoba untuk menghabiskan waktuku dengan mempelajari aplikasi Oracle sedangkan pamanku sudah tertidur di kursi dengan selimut dan bantal yang diberikan oleh pramugari.
Gooorrfuuu!
Suara dengkuran yang keras membuatku sulit untuk bisa tidur. Tidak hanya pamanku, penumpang didepan juga memiliki suara dengkuran yang keras juga.
Maka dari itu, aku memasang earphone dikedua telingaku dan menyalakan aplikasi musik sambil membuka aplikasi oracle. Aku yang memiliki waktu yang banyak maka dari itu, aku mengambil misi [Pengetahuan].
#Menu Misi.
Poin: 15
Gelar: Pemula.
Misi [Pengetahuan]:
- Belajar bahasa jepang tingkat D.
Hadiah: 5 poin.
Aku yang melihat itu merasa lega karena aku telah menunggu misi daritadi siang.
Aku pun mengunduh e-book nya dan mulai belajar. Seperti misi sebelumnya, e-book berisikan materi-materi yang mudah dipahami sehingga aku dengan cepat belajar dan memahami materi dalam e-book tersebut.
Tanpa terasa aku sudah menghabiskan berjam-jam untuk menyelesaikan misi. Ini diketahui disaat aku melihat jam tanganku yang sudah menunjukan pukul dua pagi.
“Wua, aku tidak merasa sudah selarut ini.”
Seorang Pramugari yang cantik dan berparas Indonesia menyapa ku.
“Dek, ingin kopi?” ucap tawaran Pramugari sambil mendorong trolly makanan.
Aku mendengar hal itu dan melihat kearah Pramugari.
“Tidak usah, terima kasih.”
Pramugari tersenyum kepadaku dan menganggukan kepalanya lalu, dia melanjutkan langkahnya dengan mendorong trolly nya.
“Kakak yang cantik,” ucap batinku saat melihat Pramugari.
Sesudah itu, pandanganku kembali kepada layar ponsel pintar dan melihat ada pesan masuk yang bertuliskan bahwa aku telah berhasil menjalankan misi dan mendapatkan 5 poin. Yang berarti, saat ini aku memiliki 20 poin.
Tujuan awalku mengumpulkan poin untuk membeli aplikasi yang menurutku menarik yaitu aplikasi Relationship. Sebuah aplikasi yang mampu melihat data seseorang disekitar kita tentang persentase kedekatan kita dan aplikasi ini membutuhkan 50 poin.
Tapi setelah aku melihat kakak Pramugari, aku menjadi penasaran. Apakah Oracle mampu membaca perasaan orang lain?
Maka dari itu, aku membuka menu chat.
#Menu Chat terbuka.
Aku: “Oracle, bagaimana perasaan pramugari tadi kepadaku?”
Oracle: “Tidak memiliki ketarikan karena anda masih kecil dimatanya.”
Aku terkejut dan menghela nafas karena melihat jawaban dari Oracle yang begitu jujur.
Aku: “Terima kasih untuk kejujurannya.”
Oracle: “Sama-sama.”
Sesudah itu, aku pun menutup chat dan mataku mulai buram dan mengantuk.
#Menu chat tertutup.
“Lebih baik, aku tidur saja.”
Setelah itu, aku menyandarkan badan serta kepalaku di kursi. Mematikan musik di ponsel lalu, menutup mataku untuk tidur.
Ding! Dong! Ding! Dong!
“Perhatian-perhatian! Pesawat sebentar akan tiba di bandara Narita, Jepang. Diharapkan para penumpang untuk mengenakan sabuk pengamat yang berada di sisi kursi anda.”
Ding! Dong! Ding! Dong!
Samar-samar, aku mendengar suara itu dan paman Andika juga mendorong pelan serta membangunkan ku.
“Rendy, bangun! Kita sudah mau sampai,” ucap paman Andika.
Aku mengumpulkan kesadaran dan membuka mataku. Saat mata terbuka cahaya menyinariku dan pandangan pertama saat terbuka ialah sebuah kota yang menjulang tinggi dan berbeda dari kota Jakarta. Aku yang merasa begitu semangat maka dari itu, aku mendekatkan wajahku kearah jendela dan melihat kebawah dari balik jendela.
“Paman, apakah kita sudah di jepang?”
“Benar, selamat datang di negeri matahari, jepang!” ucap bangga paman Andika.
Pandangan ku tidak lepas dari kota yang berada dibawah jendela.
“Adik! Pesawat akan landing, harap adik mengenakan sabuk pengaman!”
Lamunan ku tersadar oleh suara pramugari yang sebelumnya menawarkan ku kopi. Aku pun langsung mengembalikan posisi duduk ku dan mengenakan sabuk pengaman.
“Iya, kak. Maaf.”
Sesudah aku menjawab dan mengenakan sabuk pengaman, pramugari itu pun pergi meninggalkan aku dan paman Andika.
Duk! Duk! Duk!
Goyang kencang terjadi dan berlahan pesawat pun turun ke landasan bandara.
Kami pun sampai di bandara Narita, Jepang.
Sesudah pesawat berhenti, aku dan penumpang yang lain turun dari pesawat melalui gate dan pergi ke luar bandara.
“Kita naik apa sampai ke rumah paman?”
“Dari sini kita akan naik taksi menuju ke stasiun setelah itu lanjut naik kereta menuju kota Fukuoka,” jawab paman Andika.
“Ehhh?! Perjalanan kita masih jauh.”
“Hahaha … begitulah! Ngomong-ngomong, nada kagetmu sudah seperti orang jepang saja,” ucap ledek paman Andika.
“Mungkin karena aku sering menonton anime dan dorama.”
Aku pun menjawab dengan santai.
Seusai pembincangan itu, kami pun menaiki taksi lalu, kami menaiki kereta bawah tanah. Dalam perjalanan aku merasa suasana kota yang baru dan berbagai tulisan kanji yang tidak aku mengerti terlihat sepanjang perjalanan.
Setelah menempuh dua jam lagi perjalanan, kami pun tiba di kota Fukuoka yang dimana Aku dan Paman Andika melihat Tante Kouri yang sedang melambaikan tangan di dekat pintu stasiun Fukuoka.
Paman Andika yang melihat itu, dia pun juga melambaikan tangannya. Aku pun juga membalasnya dengan senyuman. Aku dan paman Andika mempercepat langkah kami untuk menghampiri tante Kouri.
Setibanya didekat Tante Kouri, paman Andika memeluk dan mengkencup pipinya.
“Maaf, sayang. Merepotkanmu!” ucap paman andika setelah melepaskan pelukannya.
“Tidak sama sekali, aku malah senang bertemu dengan kalian,” jawab Tante Kouri.
Tante Kouri menjawab itu dengan mengunakan bahasa jepang. Namun, aku bisa mengerti dan merasa beruntung sudah mempelajari bahasa jepang tingkat D yang merupakan bahasa Jepang sehari-hari.
Aku pun mencoba untuk mengikuti budaya jepang dengan memberikan salam dengan membungkukan badan.
“Terima kasih, Tante Kouri sudah menjemput kami.”
“Tidak perlu sungkan, Rendy dan kamu sudah bisa mengerti budaya jepang,ya.”
Saat aku mendengar jawaban dari Tante Kouri, aku menegakan badanku kembali dan melihat senyuman dari Tante Kouri.
Tante Kouri adalah sosok wanita yan cantik dengan rambut pendeknya. Dia seperti artis dorama.
“Iya, Tante. Aku suka menonton Anime dan Dorama.”
“Mungkin kah, kamu seorang otaku?” ucap ledek Kouri.
“Eh? Tidak juga, aku hanya suka menonton anime tapi tidak fanatik.”
“Hahaha … canda! Kenapa memang dengan otaku? Santai saja.”
Seusai mengatakan itu Tante Kouri merangkulku dan menyeretku untuk berjalan.
“Ayo sekarang kita pulang!” ucap semangat Tante Kouri sambil meluruskan satu tangannya keatas.
“Hehe, iya.”
Aku pun melihat kearah paman Andika, dia hanya tersenyum dan membawa barang-barang aku bawa.
Kami bertiga pun pergi ke rumah paman Andika dan Tante Kouri dengan mengunakan mobil van yang dikendarai sendiri oleh Tante Kouri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
The Fool [Klein]
Tipes wkwkwk
2023-10-20
0
John Singgih
sambutan bibi yang cukup ramah, ya
2022-04-20
2
Ghiets'Enay
gakan marah Titi Kamal kalau suaminya jadi suami nagasawa Masami hehehehe 😅😂 ada
2022-02-02
0