chapter 5-2

Sekarang Aurel tahu apa yang telah terjadi. Ternyata dibalik wajah datarnya Adinda menyimpan begitu banyak kesedihan. Aurel salut dengan Adinda karena tidak pernah menampakan sisi lemahnya.

"Halo Din" kata Aurel.

"Iya ada apa?" tanya Adinda.

"Nanti malam gue boleh nginep nggak? kita nobar" kata Aurel.

"Yaudah datang aja" kata Adinda lalu mematikan sambungan.

 

🍁🍁🍁

 

Setelah Adinda ditelepon Aurel, Adinda mendapat pesan teroran lagi. Adinda bingung dengan pesan itu.

 

chat

?:

Paket itu akan segera sampai.

"Paket?" kata Adinda bingung.

Setau Adinda dia tidak ada memesan sebuah paket. Siapa sebenarnya orang ini? Tiba-tiba pintu kamar Adinda diketuk. Adinda langsung membuka pintu kamarnya dan ternyata bik yati.

"Ada apa bik?" tanya Adinda.

"Ini non ada paket buat non" kata bik yati sambil menyerahkan kotak berukuran sedang itu ke pada Adinda.

"Dari siapa bik?" tanya Adinda.

"Gak tau non, yang nganter pakai masker" kata bik yati yang dibalas anggukan oleh Adinda.

Adinda pun mengambil kotak itu dan setelah itu membawanya ke tempat tidur. Karena sangkin penasarannya Adinda membuka kotak itu. Adinda terkejut karena isi dalam kotak itu sebuah pistol. Adinda kembali mengingat masa lalunya atas kematian oma nya.

Adinda mundur dari kotak yang berisi pistol itu. Dia pergi ke samping tempat tidurnya. Sambil memeluk kedua lutut nya dan menenggelam kan wajah nya ke dalam dua lutut nya. Adinda seperti mendengar suara pistol itu kembali. Yang mendengung di telinganya. Rasanya suara pistol itu sangat nyaring di telinga Adinda.

Dengan memberani kan diri ia mendekati kotak itu dan pergi ke bawah untuk membuangnya. Meski keringat bercucuran dengan sangat deras dan wajah Adinda yang sudah pucat Pasih. Bik yati yang melihat Adinda seperti ketakutan pun bingung. Adinda kembali masuk ke dalam rumah setelah membuang kotak itu dan menutup pintu dengan kasar.

"Ada apa non?" tanya bik yati kahwatir.

"Ayo duduk dulu" kata bik yati sambil membawa Adinda untuk duduk.

Bik yati pun pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih yang langsung diteguk habis oleh Adinda. Ia masih mematung dengan wajah pucat nya.

"Ada apa non?" tanya bik yati 'lagi'.

"Kotak tadi berisi pistol" kata Adinda dengan pandangan kosong depan.

Bik yati terkejut atas perkataan Adinda. dengan cepat bik yati memeluk Adinda dengan sangat erat memberikan sebuah kehangatan. Bik yati tahu Adinda sangat takut dengan pistol karena sebuah trauma nya.

"Udah non jangan takut. Ada bibik di sini" kata bik yati menenangkan.

Setelah tenang Adinda kembali ke kamarnya. dia mau ngecek hp nya. Ternyata ada pesan lagi dari orang yang meneror nya.

Chat

?:

Gimana hadiah nya?

Bagus bukan.

Aku tau kamu pasti suka

Hadiah yang ku berikan Adinda putri Alexs.

Adinda hanya membaca pesan itu tanpa ada niat sedikit pun untuk membalas pesan. Adinda yakin dia akan menerornya kembali. Setelah itu Adinda masuk ke dalam ruang membaca yang ada di kamarnya untuk menenangkan diri. Ruangan ini dirancang sendiri oleh Adinda.

Pintu ruang membaca itu tepat di belakang lemari Adinda. Ia sangat suka ruangan ini. Begitu nyaman bagi siapa saja yang masuk ke dalamnya. Banyak buku-buku yang tersusun dengan rapi. Adinda menghidup kan HP melihat kembali pesan teroran itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!