"Ehh btw nama kalian siapa?" tanya Doni.
"Gue Salsabila Pranata" kata Salsa mengenalkan diri.
"Adinda" balas Adinda singkat sambil mengaduk ngaduk jus nya.
"Kalian udah siap ngebersihin gudang nya?" tanya Al.
"Udah" balas Adinda dengan wajah datar nya.
"Kalian berdua kenapa di hukum sama nih orang?" tanya Doni sambil menunjuk Al.
Dino pun datang dengan membawa pesanan mereka.
"Nih pesanan kalian" kata Dino sambil meletakan makanan nya.
"karena gak ikut mos" kata Salsa lalu meminum jus nya.
"Kalau nih ketos jahat bilang aja sama bebeb Dino" kata Dino sambil melihat Salsa dan tersenyum jahil.
"Idih" kata Salsa bergidik ngeri.
"Kan jadi takut dia. Ayo lo Dino" kata Doni menakut-nakuti.
"Kan gue cuma pengen PDKT" kata Dino dan langsung mengerucutkan bibir nya kedepan lalu mereka pun tertawa kecuali Adinda dan Salsa.
"Balik yuk sa" ajak Adinda lalu keluar dari kantin.
"Dia emang gitu?" tanya Leon heran dengan sikap Adinda.
"Iya kak dia emang gitu, dingin. Dari pertama masuk Adinda aja gak pernah menampilkan ekspresi sama sekali hanya wajah datar nya saja yang ada" jelas Salsa yang juga bingung dengan Adinda.
"Yaudah kalau gitu aku balik yah kak, dah" kata Salsa lalu keluar dari kantin dan mengejar Adinda yang meninggal kan nya.
menarik-kata salah satu cowok yang ada di antara mereka.
🍁 🍁 🍁
Bel pulang pun berbunyi bel yang sedari tadi di tunggu seluruh murid. Rasa nya Adinda ingin cepat-cepat pulang untuk mengistirahat kan tubuh nya. Ia langsung menuju parkiran untuk mengambil motor ninja nya. Kalau Salsa sudah pulang dari tadi di jemput sama supir nya.
Adinda langsung mengambil motor nya dan langsung melesat menuju rumah nya. dia membawa motor dengan kecepatan di atas rata-rata. Sesampai nya di rumah Adinda langsung menaruh motor ke garasi rumah lalu langsung menuju ke dalam rumah.
Tapi saat Adinda baru saja ingin membuka pintu rumah nya dia mendengar suara gaduh dari dalam rumah nya. Dengan cepat Adinda membuka pintu nya dan di dalam rumah itu sudah terjadi pertengkaran ke dua orang tua nya.
"Siapa perempuan itu HAh?!" tanya Diana mama Adinda dengan membentak papa nya Deri.
"Dia bukan siapa-siapa aku" kata Deri membela diri.
"Alah itu alesan kamu Saja!" balas Diana sambil terus mendorong Deri ke belakang.
"Dia Bukan Siapa-Siapa Aku!" kata Deri dengan meninggikan suara nya.
Kini kesabaran Deri telah habis dan tiba-tiba Deri membanting vas kesayangan Diana. Adinda yang awal nya hanya mematung di depan pintu pun langsung menghampiri mama nya yang syok.
"papa apa-apaan HaH!" kata Adinda sedikit meninggikan suara nya.
"Kalian berdua itu sama saja" kata Deri sambil menunjuk Adinda dan Diana bergantian.
"Enggak dia itu sama seperti mu" kata Diana menyalahkan Deri.
"Kamu mendidik anak itu tidak becus. Lihat dia sekarang gak punya sopan santun sama orang tua nya sendiri" kata Deri menyalahkan Diana.
"Kamu juga gak--" kata Diana yang langsung di potong oleh Adinda.
Telinga nya benar-benar lelah mendengarkan mereka yang saling menyalahkan atas diri nya.
"Udah STOP! Kalian bilang aku gak punya sopan santun? Sejak kapan kalian mengajarkan ku sopan santun. Bahkan kalian lebih mementingkan pekerjaan di bandingkan aku hahaha....." kata Adinda yang di akhirin dengan tertawa hambar.
Setelah mengatakan itu Adinda langsung lari menuju kamar nya. Ia sudah tidak tahan lagi membendung air mata nya. Rasanya dada nya terlalu sesak. Saat sampai di kamar Adinda ingin menuju samping tempat tidur nya. Tapi sebelum itu tangan Adinda tidak sengaja terkena sudut meja yang tajam.
Kini darah segar pun keluar dari tangan Adinda dan berceceran di lantai kamar nya. Dia pun langsung menuju kamar mandi. Lalu menghidupkan keran air dan duduk di bawah nya. Dia menangis sejadi jadi nya tidak memperdulikan tangan nya yang terluka. Kini darah yang keluar dari tangan nya pun bercampur dengan air yang mengalir.
jangan lupa vote yah:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Rivasa
lanjut
2020-06-23
1