chapter 5-3

Adinda bertanya-tanya ada masalah apa sebenarnya. Sampai dia terus meneror dan kenapa dia tahu kalau Adinda trauma dengan pistol. Apakah dia orang dari masa lalu Adinda? Adinda lebih memilih membaca dari pada pusing memikirkan orang yang mengusiknya. Ia pun membaca sampai sore. Dia tidak ada bergerak sama sekali dari ruangan ini.

Karena sudah sore Adinda memilih untuk mandi. Aurel sudah datang dan langsung menuju kamar Adinda. Aurel melihat-lihat kamar Adinda yang begitu luas dibandingkan kamarnya. Kamar Adinda yang di cat warna biru muda. Barang-barang pun tersusun rapi. Kamar ini sangat nyaman pikir Aurel.

"Udah lama rel?" tanya Adinda yang baru selesai mandi.

"Enggak baru aja" kata Aurel.

"Salsa gak ikut?" tanya Adinda sambil menyisir rambut nya.

"Gak bisa kata nya" balas Aurel.

"Din" panggil Aurel.

"Kenapa?" tanya Adinda.

"Gue udah tahu semuanya yang lo tutupin dari orang lain" kata Aurel memandang Adinda sendu.

"Jangan tatap gue dengan tatapan kasihan gue benci" kata Adinda sambil terus menyisir rambut.

"Gue tahu betapa rapuhnya lo din. Jadi Ceritalah sama gue jika lo ada masalah mungkin gue bisa membantu lo. Gue sedih melihat lo seperti ini" kata Aurel.

"Jangan beritahu siapapun dan jangan pernah menatapku dengan kasihan" suruh Adinda.

"Baiklah. Apa lo mau cerita?" tanya Aurel.

Yang di jawab anggukan oleh Adinda. Adinda duduk di tepi tempat tidur bersama Aurel. Sebelum cerita ia menarik nafas sangat panjang dan mulai bercerita.

"Sebenarnya gue anak keluarga Alexs. Karena kedua orang tua gue sibuk dengan kerjaannya mereka memberi gue kepada oma. Oma yang merawat gue sampai hampir remaja, tapi..." Adinda menggantung kan perkataan nya.

Adinda menarik nafas. Aurel tidak ingin memotong cerita Adinda. Aurel tahu ini sangat menyakitkan bagi Adinda. Aurel membiarkan Adinda melanjutkan cerita

"Tapi oma pergi meninggalkanku dari dunia ini. Karena ada seseorang yang ingin membunuh gue menggunakan pistol. Oma tahu Jadi dia melindungi gue dan akhirnya dia yang tertembak" kata Adinda dengan suaranya yang tercekik karena menahan isakan.

Adinda melanjutkan ceritanya saat tangisannya sudah bisa dikendalikan. Aurel sangat sedih melihat sahabat nya seperti ini. Sepertinya Adinda baik-baik saja tapi nyatanya tidak. Aurel kagum melihat Adinda yang sangat pandai menutupi semua kesedihannya. Tanpa ada seorang pun yang tahu.

"Setelah kejadian itu gue trauma dengan pistol. Gue kembali tinggal bersama kedua orang tua gue. Sejak saat itu gue gak pernah tersenyum lagi seperti dulu. Rasanya dunia gue telah mati. Di rumah ini tidak ada kata kedamaian yang ada hanyalah pertengkaran kedua orang tua gue. Mereka jarang ada waktu untuk gue sampai sekarang. Bahkan Papa malu mengakui gue sebagai anaknya. Dia telah mencabut marganya dari nama gue" kata Adinda menatap kosong ke depan.

Air mata Adinda turun tanpa bisa dicegah. Aurel memeluk Adinda dengan sangat erat memberikan sebuah kekuatan untuk Adinda. Bahkan Aurel ikut menangis mendengarkan cerita Adinda. Aurel ikut sedih melihat Adinda seperti ini.

Sekarang Aurel tahu betapa rapuhnya seorang Adinda yang terlihat baik-baik saja. Dan tidak ada seorang pun yang ada di sisinya. Aurel berjanji pada dirinya sendiri tidak akan meninggalkan Adinda lagi. Dia tidak ingin Adinda terluka lagi untuk yang kesekian kalinya.

"Sekarang jangan pernah lagi menyembunyikan kesedihan mu. Ceritalah sama gue apa pun itu yang buat hati lo lega" kata Aurel memberi tau

TBC~

jangan pernah menyembunyikan kesedihan kalian. jika ada masalah cerita lah sama orang yang kalian percayai. dan buat kalian yang sedang bersedih tersenyum lah:)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!