chapter 4-3

Aurel terkejut dengan perkataan Adinda. Dia tidak menyangka Oma sudah tiada. Aurel pun tidak melanjutkan pertanyaan nya. dia tidak ingin membuat Adinda menjadi sedih.

"Kenapa kamu berubah jadi seperti ini?" tanya Aurel dengan lembut.

"Keadaan yang memaksa ku" kata Adinda masih dengan menunduk kan kepala nya.

Adinda tahu Aurel mencari tahu tentang diri nya dari Salsa. Tapi Aurel hanya menemukan sedikit tentang Adinda. Karena dia tidak gampang terbuka oleh orang lain.

"Cerita lah pada ku apa yang terjadi" kata Aurel yang melihat Adinda dengan sendu.

Adinda hanya bungkam tidak ada niat sedikit pun untuk menceritakan semua nya. Dia tidak ingin di tatap kasihan oleh orang lain. Karena dia sangat benci tatapan menjijikan itu. Aurel pun sadar jika Adinda tidak ingin menceritakan nya. Karena Aurel tahu Adinda sedang terluka. Dia tidak akan memaksa Adinda untuk bercerita.

"Baiklah kalau lo enggak mau cerita" kata Aurel mengerti.

Setelah itu Aurel mencerita kan diri nya di Jerman yang di dengar Adinda dengan baik. Sampai akhirnya Aurel permisi untuk pulang duluan. setelah Aurel pulang Adinda pun pergi juga dari Cafe. Adinda membawa motornya dengan kecepatan diatas rata-rata karena awan mulai menghitam. Mungkin sebentar lagi hujan akan turun dengan sangat deras.

Sesampainya Adinda di rumah hujan pun turun dengan sangat deras membasahi bumi ini. Adinda sangat menyukai hujan. karena hujan bisa menyembunyi kan sebuah kesedihan. Sudah lama Adinda tidak merasakan guyuran air hujan yang membasahi seluruh tubuh nya. Tapi hari ini dia tidak ada niat untuk berada di bawah guyuran hujan.

Dia hanya melihat hujan dari jendela kamar nya. sambil mendengarkan lagu yang disukai menggunakan earphone nya. Banyak yang Adinda tidak sukai dan sedikit yang dia sukai. Setelah itu Adinda langsung menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Selesai mandi Adinda membaca novel nya sampai dia mulai mengantuk dan memutuskan untuk tidur.

Adinda terbangun pukul 3 pagi akibat mimpi buruk yang selama ini menghantuinya. Dia terbangun dengan nafas yang memburu dan juga keringat yang bercucuran sangat deras. Mimpi buruk itu selalu menghantui Adinda semenjak kejadian 'itu'. kejadian di mana ke bahagiaan nya hilang. Adinda juga sempat mengalami trauma yang sangat lama.

Kini nafas Adinda mulai normal kembali. mimpi itu mengingatkannya pada kejadian di mana dia mengalami trauma yang sangat panjang. Adinda tidak bisa tidur lagi. Dia memutuskan ke bawah untuk mengambil minum.

Setelah meminum air putih Adinda kembali ke kamar nya. dia membuka HP nya melihat sosial media nya. Tak terasa Sekarang sudah jam 6 pagi. Adinda langsung bergegas menuju kamar mandi. Setelah itu dia melihat dirinya di pantulan cermin. Adinda mengecek HP nya dan ternyata ada pesan dari Al.

Chat

Al jelek:

Din gue jemput lo.

gak usah.

gue udah di depan rumah lo.

Chat end

 

Adinda segera turun ke bawah untuk memasti kan apakah benar Al sudah di bawah. Dan benar saja Al sudah dibawa menunggu dirinya dengan motor.

"Ngapain sih jemput" kesal Adinda karena dia tidak ingin cepat-cepat ke sekolah.

"Ayolah masa lo enggak kasihan sama gue udah jemput tapi lo nya gak mau" kata Al membujuk.

Adinda pun kembali ke dalam rumah untuk mengambil tas nya. Al pun merasa senang karena Adinda mau pergi bareng dengannya.

TBC~~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!