chapter 3

...||Hidup itu tidak sesederhana seperti yang kita lihat. Bukan masalah kehidupan nya tapi masalah bagaimana cara menjalani nya||...

 

Pagi ini Adinda akan pergi ke pemakaman Oma nya. Adinda sudah rapi dengan membawa bunga lily kesukaan oma nya. Ia pun pergi dengan motor ninja ke pemakaman oma. Sampai di pemakaman Adinda langsung mencari makam oma nya. Yang terletak jauh di belakang.

"Oma adinda datang ngunjungi oma" kata Adinda sambil meletakan bunga lily.

Adinda pun mendoakan oma nya. Tanpa bisa di bendung lagi air mata Adinda turun dengan sangat deras. Yang membasahi pipi putih nya. Adinda pun menghapus air mata nya dan pergi dari pemakaman.

Setelah dari pemakaman Adinda pergi ke toko buku. Ia akan membeli novel yang dia incar kemarin. Adinda sangat suka membaca novel. Saat sedang asik memilih milih buku tidak sengaja Adinda menabrak seorang cowok. Dan cowok itu hampir saja terjatuh. Adinda pun meminta maaf.

"sorry" kata Adinda dengan wajah datar nya.

"iya gak masalah" kata cowok itu.

"nama gue felix" lanjut nya memperkenal kan diri kepada Adinda.

"Adinda" balas Adinda singkat.

"gue duluan yah din" kata felix lalu pergi ke kasir untuk membayar dan keluar dari toko buku.

Setelah mendapat kan dua novel yang Adinda incar kemarin dia pun langsung menuju ke kasir untuk membayar.

"Berapa mbak?" tanya Adinda kepada penjaga kasir.

"Semua nya Rp. 200.000" kata mbak kasir.

Adinda pun ngeluarin dua lembar uang merah. Setelah dari toko buku Adinda akan pulang ke rumah tapi tiba-tiba Salsa menelpon.

"Halo sa" kata Adinda.

"Halo din ke temuan yuk. Bosen gue di sini gak ada lo" kata Salsa di sebrang sana.

"Yaudah ke temuan di cafe A'PA" kata Adinda memberi tau.

"Yaudah gue otw din" kata Salsa senang.

Adinda langsung memati kan sambungan tanpa mengatakan apa pun lagi. Adinda tau Salsa pasti sedang marah-marah sendiri karena telpon nya di matikan secara sepihak. Ia langsung menuju cafe untuk bertemu dengan Salsa. Sesampai nya di sana Adinda langsung di sambut ramah dengan karyawan cafe nya.

"Tumben ke mari din?" tanya bang Rian.

"Mau ke temuan sama temen" balas Adinda.

Rian lah orang ke percayaan Adinda untuk menjaga cafe ini. Adinda membangun cafe ini dari umur 14 tahun dengan uang jajan yang dia tabung tanpa bantuan siapa pun. Bahkan tidak ada yang mengetahui bahwa dia lah pemilik cafe kecuali karyawan nya. Karena setau orang pemilik cafe ini adalah Rian. Adinda sengaja menutupi semua nya.

"Mau pesan apa din?" tanya bang Rian.

"Gue pesen lemon tea" kata Adinda.

"Itu aja?" tanya bang Rian memastikan.

"iya bang" balas Adinda.

Rian pun pergi untuk membuat pesanan Adinda. Saat menunggu pesanan datang Salsa pun datang dengan berbinar dan teriak-teriak ke arah meja Adinda. Yang membuat perhatian pengunjung cafe terarah pada mereka.

"Hai Adinda Gue yang Cantik!" teriak Salsa.

Orang pun melihat ke arah mereka karena suara Salsa yang kuat dan juga cempreng. Membuat semua pengunjung Cafe menutup telinga nya. Adinda kesal dengan Salsa.

"Berisik!" kata Adinda dengan wajah menyeram kan.

Salsa yang di tatap Adinda pun hanya cengengesan karena takut Adinda marah.

"Udah lama din?" tanya Salsa mengalih kan.

TBC~

jangan lupa vote end comen😙

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!