chapter 2-2

Adinda tidak menjawab perkataan Al. Al pun duduk di samping Adinda.

"Sini biar gue obatin" kata Al sambil mengeluarkan obat merah dan kapas.

Adinda hanya melihat Al yang mengobatin luka yang ada di tangan nya. Tadi saat Al meninggal kan Adinda sendiri Al pergi ke ruang osis untuk membereskan berkas-berkas yang beraserakan. Dan setelah itu ia ke ruangan kesehatan untuk mengambil kotak obat.

Al pun menuju kamar mandi tapi sayang nya Adinda sudah tidak ada. Ia pergi keliling sekolah untuk mencari Adinda. Saat mencari di taman belakang sekolah Al menemukan Adinda sedang duduk di salah satu bangku taman.

"Udah siap" kata Al lalu memasukan obat yang di gunakan tadi kedalam kotak nya kembali.

Setelah itu Adinda langsung pergi dari taman tanpa mengucapkan sesuatu kepada Al. Al pun menatap punggung Adinda yang semakin menjauh dari nya. Adinda pun pergi ke perpus untuk menenangkan diri nya tanpa ada yang mengganggu diri nya.

Ia duduk di bangku yang di sediakan di perpus dan memasang earphone nya. Adinda sangat suka dengan musik. Dia memutar lagu ke sukaan nya sambil menelungkup kan wajah nya di atas lipatan ke dua tangan nya. Saat Adinda asik dengan lagu nya ada seseorsng yang menggangu ke tenangan nya.

"Adinda kantin yuk" ajak Salsa sambil mencabut earphone dari telinga Adinda.

"Sendiri aja sana" kata Adinda masih menelungkupkan wajah nya.

"Ayo lah. Tadi kenapa lo gak masuk kelas?" Tanya Salsa.

"Pergi sendiri sana. Gue tadi telat" balas Adinda masih pada posisi nya.

"Yaudah kalau gitu gue ke kantin dahh...." kata Salsa lalu keluar dari perpus.

Adinda menggelengkan kepala nya melihat tingkah Salsa yang terkadang aneh. Tidak terasa Adinda di perpus sanpai bel masuk berbunyi. Ia langsung mematikan lagu nya dan keluar dari perpus.

Saat Adinda jalan menuju kelas ada tiga cewek yang tiba-tiba menggeret Adinda ke kamar mandi. Adinda memberontak tapi tidak terlepas dari genggaman kedua cewek itu karena mereka memegang lengan nya dengan sangat kuat. Dan satu nya memimpin di depan.

"Hai adinda" sapa cewek yang bernama Clara.

"Mau apa?" tanya Adinda to the poin.

"Gue mau lo jauhin Al karena Al itu milik gue" kata Clara.

"Ohh ya?" kata Adinda dengan nada mengejek.

"Gue bilang jauhin Al atau akan tau sendiri akibat nya" kata Clara mengancam.

Teman Clara, Laras dan Celsi hanya menonton mereka berdua. Clara itu adalah senior Adinda. Dia menyukai Al saat pertama kali menjadi siswa di sini. Tapi Al menolak nya yang membuat Clara berusaha keras mendapat kan Al. Al juga seangkatan dengan Clara. Miris ya! Cinta di tolak masih saja mengejar dan berharap

"Gue akan ngejauhin Al tanpa lo suruh sekali pun. Tapi-" kata Adinda menggantung.

Awal nya Clara sudah senang tapi Adinda kembali membuat Clara marah.

"Tapi jika Al yang gak mau ngejauhin gue gimana?" tanya Adinda dengan senyum meremehkan.

"Cihh... mimpi!" kata Clara seakan akan meludah.

"Lo tau lo juga mimpi maka dari itu bangun lah" kata Adinda.

Dengan intruksi dari Clara ke dua teman Clara langsung memegang tangan Adinda dengan kuat meski begitu Adinda masih bisa senyum mengejek. Adinda tidak takut dengan senior nya ini. Tiba-tiba Clara menenggelam kan wajah Adinda di wastafel yang sudah terisi penuh dengan air.

Kini wajah Adinda sudah basah kuyup. Belum puas Clara sengaja membuat tangan Adinda yang luka berdarah lagi. Karena melihat tangan nya mengelukan darah lagi Adinda tidak tinggal diam.

Dengan sekali hentakan tangan Adinda terlepas dari pegangan ke dua teman Clara. Dengan cepat Adinda memelintir tangan Clara hingga dia mengadu ke sakitan. Belum puas Adinda menjambak rambut Clara . Dulu di Smp nya Adinda pernah ikut karate jadi Adinda pintar bela diri.

"Berani nya lo nyentuh gue dengan tangan kotor lo" kata Adinda masih memelintir tangan Clara.

"awww... sakit, lepas! kalian jangan diam aja bantu gue" kata Clara mengadu kesakitan.

"Jangan berani mendekat atau kalian akan merasakan yang Clara rasakan" ancam Adinda.

Clara benar-benar sangat takut melihat Adinda yang sedang marah karena bagi Clara Adinda seperti seorang monster.

"Jangan pernah nyentuh gue dengan tangan kotor lo atau tangan lo akan patah. Dan sekarang kita impas" kata Adinda lalu melepas tangan Clara setelah itu Adinda keluar dari kamar mandi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!