Melihat ekspresi gila di wajah Pak tua Kun, para prajurit panik. Mereka takut hal berbahaya akan terjadi pada Ciel. Meski terlihat cukup tua, Pak tua Kun masih seorang iblis level 3. Menurut mereka, Ciel dalam bahaya sekarang. Namun suara tak acuh terdengar di telinga orang-orang.
“Membosankan.”
Ketika serangan Pak tua Kun datang, Ciel sedikit meningkatkan spiritual energi yang mengalir di kakinya. Dalam tatapan terkejut semua orang, dia menggunakan gerakan menghindar sederhana secara ekstrem. Mengelak dengan sangat cepat dengan ekspresi tak acuh di wajahnya.
Ciel hendak melapisi pedang dengan spiritual energi, tetapi akhirnya menggeleng ringan. Dia benar-benar merasa bosan dan cukup tertekan.
Lelaki tua ini benar-benar suruhan orang untuk mengacaukanku! Sial! Kenapa ingin hidup tenang saja sesulit ini!
Mengutuk dalam hati, mood Ciel langsung menjadi buruk. Melihat lelaki tua itu kaget, dia malah membuang pedang dan mengangkat kaki kanannya. Sebelum Pak tua Kun bereaksi, Ciel menendang dengan kuat dan cepat tepat di perutnya.
DUARR!!!
Dalam pandangan takjub para prajurit, Pak tua Kun terbang seperti layangan yang talinya putus, keluar arena latihan dan menabrak dinding dengan keras. Saking kerasnya membuat tembok rusak. Debu dan kerikil berterbangan di sekitar. Tanpa sadar, mereka melirik ke arah Ciel lalu menelan saliva.
Sial! Apa ada yang bisa menjelaskan sesuatu? Bukankah tuan kita adalah Pangeran tidak berguna? Sejak kapan orang tidak berguna bisa menerbangkan iblis level 3 dalam sekali tendangan? Ini benar-benar penipuan!
Melihat orang-orang yang menatapnya dengan ekspresi sepucat kertas, Ciel menggaruk belakang kepalanya dengan ekspresi canggung. Dia tidak bermaksud mengejutkan mereka. Hanya saja, karena kesal, pemuda itu menjadi ‘sedikit’ berlebihan.
Berpura-pura terbatuk, Ciel berkata, “Uhuk! Uhuk! Bisakah seseorang memeriksanya? Pak tua Kun … dia masih hidup, kan?”
Mendengar suara Ciel, para prajurit tersadar dari lamunan mereka. Salah satu dari mereka segera menuju ke lokasi lelaki tua itu. Melihat kondisi Pak tua Kun, prajurit itu bergidik ngeri.
Lelaki tua itu terbaring tak sadarkan diri, matanya putih dan busa keluar dari mulutnya. Yang paling parah, ada cetakan telapak kaki di perut Pak tua Kun. Prajurit itu bergidik ketika memikirkan bagian dalam perut si lelaki tua. Tendangan itu pasti membuat seluruh organ dalamnya berguncang!
“Anu … Tuan.” Prajurit itu tidak bisa berkata-kata.
“Ada apa? Lelaki tua itu benar-benar mati?” tanya Ciel dengan ekspresi tidak percaya di wajahnya.
“Tidak, Tuan! Pak tua Kun masih hidup, tetapi-“
“Ah! Jadi masih hidup. Syukurlah, berarti dia baik-baik saja.”
Ketika melihat Ciel lega dan berkata ‘baik-baik saja’, punggung para prajurit dibasahi dengan keringat dingin. Mereka bingung harus menangis atau tertawa. Orang-orang itu hanya bisa mengeluh dalam hati.
Sial! Siapa yang bilang kalau Tuan kami Pangeran tidak berguna? Jelas-jelas dia Pangeran psiko yang gila!
Ciel berjalan santai mendekati Pak tua Kun yang tidak sadarkan diri. Pemuda itu menghela napas lega melihat kalau lelaki tua itu masih hidup. Bukannya dia takut membunuhnya. Hanya saja, jika lelaki tua itu terbunuh, petunjuk tentang orang yang mengincarnya akan menghilang begitu saja.
“Bawa lelaki tua itu ke bagian pengobatan.”
“Baik, Tuan!” seru salah satu prajurit yang langsung membawa Pak tua Kun pergi.
Ciel merenung sambil mengelus dagunya. Menyadari sesuatu, senyum jahat muncul di wajah pemuda itu.
...***...
Di sel yang cukup lembab dan gelap, Pak tua Kun membuka matanya. Ketika melihat sekitar, ekspresi terkejut terlintas di wajah lelaki tua itu tetapi segera hilang. Wajah tenang dan dingin tampak di wajah tuanya.
Sial! Pangeran itu menjebakku. Tidak aku sangka … pemuda itu benar-benar tidak sederhana.
Langkah kaki bergema. Dari lorong yang gelap, terlihat seorang pemuda dengan wajah tampan muncul dengan senyum lembut di wajahnya. Iris emas dan ungu memancarkan kilau misterius di kegelapan, membuat pemuda itu menjadi semakin sulit ditebak.
“Apakah kamu sudah sadar cukup lama, Pak tua? Apakah perutmu baik-baik saja?”
Mendengar pertanyaan Ciel, Pak tua Kun menggertakkan gigi. Dia melihat pemuda di depannya dengan ekspresi penuh kebencian. Jika tatapan bisa membunuh orang, mungkin Ciel sudah mati beberapa kali karena tatapan lelaki tua itu.
“Kata apoteker, kamu tidak boleh banyak bergerak. Jadi maafkan aku karena harus melakukan ini.”
“Hehehe … anda benar-benar lucu, Tuan. Tangan dirantai ke tembok dan kaki dipasung, budak tua ini benar-benar tidak mengerti apa maksud anda.”
Ciel menggeleng ringan ketika melihat ke dalam sel. Pak tua Kun tampak sedang duduk bersandar pada dinding. Kedua tangannya terangkat dan dirantai ke dinding di belakangnya. Kedua kakinya dipasung dengan kayu sehingga lelaki tua itu tidak bisa bergerak. Tentu saja, barang-barang dalam sel dibuat khusus seshingga para iblis, bahkan level tinggi, tidak bisa melarikan diri.
“Karena orang tua biasanya keras kepala, yang satu ini dengan menyesal harus melakukannya.” Ciel menggelengkan kepala, terlihat merasa bersalah.
“Hehehehe …” Tawa penuh ejekan keluar dari mulut Pak tua Kun. “Jika kamu mau menginterogasi, menyerahlah! Lelaki tua ini tidak akan mengatakan apa-apa kepadamu!”
“Hou … padahal aku tidak mengatakan apa-apa.” Ciel memiringkan kepala dengan ekspresi bodoh di wajahnya.
“Berhenti mempermainkanku, Pangeran Luciel! Lelaki tua ini tidak menyangka … ternyata Istana Kekaisaran menyembunyikanmu dan memeliharamu secara rahasia.”
“Tunggu. Ada yang salah dengan perkataanmu,” ucap Ciel dengan ekspresi tidak puas.
“Apakah kamu ingin mempermainkan lelaki tua ini? Kamu pikir lelaki tua ini mudah dibodohi?”
“Jujur saja, kamu memang bodoh.” Ciel berkata dengan ekspresi ‘polos’ di wajahnya. Hal itu membuat sudut bibir Pak tua Kun berkedut.
“Aku tidak menyangkal kalau diriku kuat. Namun satu hal yang pasti! Aku ini … PEMALAS!” ucap Ciel dengan ekspresi bangga.
“Pangeran Luciel, apakah kamu bodoh?”
“Sial! Bahkan lelaki tua sepertimu berani mengataiku. Lupakan! Langsung saja, jelaskan kepadaku semuanya. Siapa yang mengirimmu? Untuk alasan apa orang itu mengincarku?”
“Aku bilang, lelaki tua ini tidak akan mengatakan sepatah kata pun! Lelaki tua ini adalah sosok yang setia!”
“Hehehehe …”
Tawa mengerikan muncul dari bibir Ciel. Senyum kejam muncul di wajahnya, membuat Pak tua Kun bergidik ngeri. Di bawah tatapan panik lelaki tua itu, Ciel membuka pintu sel dan masuk ke dalamnya.
“Aku sudah menduga kamu akan mengatakan itu.”
Mendekati Pak tua Kun, Ciel berjongkok di dekatnya lalu meletakkan bungkusan kain hitam di depan lelaki tua itu. Membuka simpul, barang yang terbungkus dalam kain hitam terungkap. Terlihat dua toples dan sebuah belati.
Dalam toples pertama, ada cairan kuning keemasan yang cukup kental. Sementara dalam toples kedua, tampak beberapa serangga seperti semut. Namun ukuran semut itu sebesar jempol dengan kerapas hitam keunguan. Mata semut itu merah dengan sebuah tanduk di kepalanya.
Saat Ciel membuka toples berisi cairan kuning keemasan, aroma manis tersebar di ruangan. Cairan dalam toples itu adalah madu khusus yang didapat dari Blackwood Forest. Mengendus aroma madu, serangga seperti semut dalam toples menjadi panik dan gila.
Ciel kemudian mengambil belati. Ketika dia menarik bilah dari sarungnya, Pak tua Kun bergidik ngeri.
“Sial! Pengeran Ciel, kamu benar-benar akan menyiksa lelaki tua ini? Bunuh aku! Kamu kejam! Dasar Iblis!” teriak Pak tua Kun dengan putus asa.
Sementara Pak tua Kun berteriak dan meronta, Ciel memandangnya seperti sedang memandang orang bodoh.
“Ada yang salah dengan kepalamu, Pak tua.”
“Kepalaku? Yang salah itu kepalamu, Psiko sialan!”
“Hey, kamu bilang aku Iblis. Bukannya kamu juga Iblis? Kita ini adalah Iblis, kan?”
Ciel memiringkan kepala dengan tatapan aneh. Sementara pemuda itu memandanginya, Pak tua Kun langsung tertegun.
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 326 Episodes
Comments
Andry Lenny
sesama iblis dilarang mengejek....
2023-11-27
2
F_Zaida_C
wkwkwkwk😂😂😂😂😂
2023-11-13
0
F_Zaida_C
luciel'kan emang iblis kok di katain iblis? Lawakk cokk...
2023-11-13
0