Ciel, Camellia, kepala desa, dan sepuluh ksatria tampak sedang berjalan-jalan di area pertanian. Melihat lokasi pertanian yang tidak jauh dari hutan, Ciel memikirkan sesuatu.
“Kepala desa, hutan ini tidak begitu luas, kan?” tanya Ciel.
“Cukup luas, Tuan. Hanya saja pepohonan tidak terlalu padat dan sudah dijelajahi. Tidak ada Demonic Beast tingkat tinggi di sana. Mungkin yang paling kuat hanya level 2.”
“Hmmm …”
Ciel mengamati hutan. Meski jarak pohon agak berjauhan, tetapi banyak semak belukar di sana. Kemungkinan besar sarang tikus ada di tempat-tempat seperti itu. Lebih tepatnya, menggali lubang di area seperti itu.
“Aku sudah menemukan solusi untuk tikus,” ucap Ciel santai.
“Apakah itu benar, Tuan?” tanya kepala desa dengan ekspresi takjub.
Lelaki paruh baya itu takjub karena Ciel baru berkeliling sebentar tetapi sudah menemukan solusi. Tidak hanya kepala desa, para ksatria dan Camellia juga cukup terkejut.
“Benar.”
Melihat tatapan antusias orang-orang di sekitarnya, Ciel segera bertanya.
“Kepala desa, di daerah ini ada hidangan yang berbahan dasar daging ular, kan? Seperti yang kamu sajikan dalam jamuan?”
“Apakah anda mengetahuinya, Tuan? Mungkinkah anda memiliki kesan tentang hidangan tersebut? Hal itu memang salah satu masakan khas di sini, Tuan.”
“Jadi begitu. Rasanya memang nikmat.”
“Apakah ada hubungannya dengan hama ini, Tuan?” tanya lelaki paruh baya itu dengan ekspresi bingung di wajahnya.
“Memang ada,” ucap Ciel santai. Melihat ekspresi bingung orang-orang, dia menjelaskan.
“Karena rasanya enak, aku yakin kalau penduduk setempat sering berburu ular, kan?
Jika satu atau dua minggu, itu bukan masalah. Namun setelah berbulan-bulan atau bahkan tahun, hal semacam itu menjadi masalah. Karena sering diburu, ular menjadi lebih langka populasinya. Bisa dikatakan, sekarang pasti lebih sulit menemukan ular.
Hubungan antara ular dan hama tikus tentu saja karena mereka berada di dalam rantai makanan. Sayuran dan berbagai macam jenis tumbuhan adalah makanan tikus. Tikus adalah makanan ular. Mereka terikat dalam rantai makanan.
Jadi … apa yang terjadi jika ular, pemangsa tikus itu hilang?”
Semua orang tampak termenung sejenak, kemudian ekspresi kaget terlintas di wajah mereka.
“Benar! Populasi tikus akan terus meningkat karena tidak ada predator alami. Terlebih lagi, tikus berkembang biak cepat. Tanpa pencegahan predator, mereka tumbuh lebih banyak dan akhirnya menjadi sulit dihentikan.
Untung saja ini telah ditemukan. Jika tidak, aku tidak akan kaget jika kalian akan gagal panen pada musim gugur tahun ini.”
Mendengar penjelasan Ciel, ekspresi kepala desa menjadi pucat. Dia buru-buru berkata, “Maafkan kecerobohan kami, Tuan! Karena kebodohan dan keteledoran kami, semuanya menjadi kacau.”
“Tidak masalah. Apakah kamu mengerti solusinya sekarang?”
“Berhenti memburu ular?” ucap kepala desa dengan ragu.
“Benar. Itu salah satunya. Dilarang berburu ular. Jika bertemu ular, selama itu tidak berbisa, usir pergi. Jika berbisa dan mungkin mengancam warga, tidak apa-apa untuk membunuhnya.
Hanya saja … menggunakan cara itu saja memerlukan waktu yang sangat lama.”
“Lalu, apa yang harus kami lakukan, Tuan?” tanya kepala desa dengan cemas.
“Aku sedang memikirkannya. Solusi yang lebih cepat.”
Ciel merenungkan sesuatu. Sekarang, dia memiliki dua misi. Pertama, membuat racun tikus. Terakhir, membuat pestisida. Lebih tepatnya, insektisida! Kedua racun itu akan membasmi hama dengan sangat efisien. Hanya saja dia agak bingung.
Memang dia memiliki pengetahuan cukup dalam tentang alchemy atau meramu potion. Hanya saja, Ciel tidak memiliki resep untuk kedua racun itu. Lagipula, di sini tidak ada yang namanya racun tikus atau pestisida.
Untuk racun tikus, Ciel masih cukup yakin untuk membuatnya. Hanya saja tentang insektisida, dia benar-benar bingung!
Insektisida, beracun bagi berbagai macam serangga tetapi racun itu sendiri tidak berpengaruh pada tanaman. Konsep seperti itu mungkin mudah di zaman modern, tetapi di dunia iblis yang bergantung pada sihir dan semacamnya, Ciel benar-benar kebingungan!
Lagipula, aku dulu bukanlah seorang professor atau semacamnya!
Ciel mengutuk dalam hati. Dia sebenarnya juga berniat membuat berbagai macam pestisida. Contohnya seperti fungisida yang mencegah jamur, bakterisida yang mencegah berbagai macam bakteri, algasida yang mencegah alga, dan sebagainya. Namun semuanya tidak semudah yang direncanakan. Jangankan membuat jenis lain, membuat insektisida saja Ciel masih bingung dimana garis startnya.
Mari pikirkan itu setelah kembali ke Kota Black Lily.
Tidak mungkin membuat hal semacam itu di tempat ini. Paling tidak, dia masih memiliki laboratorium di kastil miliknya. Untuk sekarang, sudah membuat para petani tenang tentang pajak dan memberi solusi jangka panjang masalah tikus sudah cukup.
Untuk pengembangan pertanian … mari lakukan itu setelah aku berhasil membuat racun tikus dan insektisida.
Pikir Ciel sambil berjalan kembali ke rumah kepala desa. Namun dalam perjalanan, dia merasa aneh karena melihat sebuah rumah kayu di sudut desa. Terlebih lagi, rumah itu cukup dekat dengan hutan. Meski cukup penasaran, dia memutuskan untuk kembali terlebih dahulu. Tidak terlambat untuk memeriksanya besok.
Sampai di rumah kepala desa, karena sudah sore, Ciel segera mandi dan beristirahat di kamar yang disediakan oleh kepala desa. Biasanya, Marquis pemilik wilayah sebelumnya sama sekali tidak pernah turun ke lokasi. Kata kepala desa, orang itu hanya peduli dengan hasil yang diterima. Jika kurang, para rakyat akan sengsara.
Ck! Ck! Ck! Padahal rakyat sudah bekerja untuknya. Dasar pemimpin tidak tahu diuntung.
Pikir Ciel. Meski dia cukup malas berurusan dengan hal semacam itu, pemuda itu tidak berani lari dari tanggung jawab. Untuk kenyamanan dan keamanan, perlu juga sebuah perjuangan.
Setelah matahari terbenam, Ciel dan rombongannya makan malam seperti biasa. Mereka harus menikmati makan malam karena hanya tinggal di desa selama dua hari. Ciel memutuskan untuk kembali lusa. Dia ingin segera mengurus masalah racun tikus dan insektisida. Dia juga harus mengurus dokumen baru tentang pajak khusus di wilayah yang dia kelola secara pribadi.
Selesai makan malam dan duduk santai bersama, Ciel yang penasaran menatap kepala desa.
“Rumah kayu di sudut desa … siapa yang tinggal di sana?”
“Eh?” Kepala desa tampak terkejut. Setelah merenung sejenak, dia berkata, “Sebenarnya, ada setengah Troll yang tinggal di sana, Tuan.”
“Troll?” tanya Ciel.
Dari buku yang Ciel baca, Troll adalah makhluk humanoid yang tinggi, memiliki wajah buruk dan sangat brutal. Mereka memiliki kemampuan regenerasi kuat. Biasanya para Troll terlahir sebagai prajurit yang handal. Namun memiliki kelemahan yang jelas, yaitu sihir.
Troll sendiri juga ras iblis, tetapi dalam kategori kelas rendah dan bahkan dibenci ras iblis lain. Ras Iblis (Demon) juga memiliki berbagai jenis sub ras. Yang paling terkenal adalah iblis biasa (Devil), Arch Devil, Succubus, Vampir, dan beberapa ras Demon yang berpenampilan seperti manusia.
Untuk ras seperti Troll, Orc, Goblin, Imp, Minotaur, dan sejenisnya ... mereka bahkan dianggap buruk oleh mayoritas Ras Demon. Beberapa ras itu biasanya dipekerjakan sebagai budak. Bahkan sering diperlakukan seperti binatang.
Ciel sendiri tidak terlalu peduli dengan penampilan aneh mereka. Justru dia terlihat cukup penasaran.
Setengah Troll, kah? Aku akan menemuinya besok.
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 326 Episodes
Comments
Thr!b!
setuju
2024-03-06
0
DewaSistem05
oh ya pas ular langka gue nyadar masalahnya "rantai makanan"
2023-06-08
0
Nouval Nurhisam
tm mnckc
2022-10-06
0