"Antara Khadijah dan Fatimah, aku lebih baik menjadi seorang Fatimah." Jawab Safira tanpa ragu.
Ali tersenyum,"Mengapa?"
Mengapa?
Jika aku menjadi Khadijah aku ragu kau mau menjadi Muhammad kedua yang mau menerima kekurangan diri ini.
"Aku tidak bisa menjadi seorang Khadijah karena aku ragu apakah ada Muhammad kedua di dunia ini untukku. Tapi aku bisa menjadi seorang Fatimah karena Ali-ku akan bergantung pada seberapa baik aku merayu Sang Pencipta. Lalu.. kenapa kamu menanyakan ini?" Safira perlahan mengangkat kepalanya, bertemu pandang dengan wajah tampan Ali yang kini sedang menatapnya.
Ali masih tersenyum namun sorot kedua matanya terlihat sangat serius, membuat Safira salah tingkah dan tidak bisa berpaling.
"Aku hanya ingin memastikan saja."
Apa yang sedang dia pastikan?
Safira ingin menanyakan ini tapi mulutnya langsung terkatup ketika melihat Kayana dengan balutan gamis pestanya yang indah datang menghampiri.
"Mas Ali kok lama banget di sini," Kedua matanya kemudian melirik Safira.
Dia masih ingat pernah bertemu dengan Safira di toko buku. Saat itu dia merasa ada sesuatu yang salah dengan Safira setiap kali melihat Ali dan sekarang kecurigaannya itu kian menguat saja tatkala bertemu Safira lagi.
"Lho, ini teh Mbak Safira yang di toko buku itu ya?" Kayana berlagak akrab.
Safira tersenyum, mengangguk ringan tanpa niat untuk berbicara. Dia bisa merasakan tatapan permusuhan Kayana kepada dirinya.
Safira berpura-pura melihat sekeliling,"Sebentar lagi akad akan dimulai jadi aku harus kembali ke tempat ku, permisi."
Safira kemudian kembali ke tempat yang lain duduk setelah mengucapkan pamit kepada Ali dan Kayana.
"Mas Ali jangan terlalu dekat dengan Mbak Safira itu." Setelah tidak melihat punggung Safira lagi Kayana mulai melancarkan aksinya.
Salah satu alis Ali terangkat,"Kenapa aku tidak boleh dekat dengannya?" Samar, ada nada tidak senang di dalamnya.
"Keluarganya bilang dia terlalu sombong, Mas. Dia tidak suka berbicara dengan orang lain meskipun orang itu adalah keluarganya sendiri. Kayana dengar sih itu karena dia bekerja sebagai jaksa di kota ini sehingga dia memperlakukan orang lain sebagai orang-"
"Kayana!" Potong Ali dingin.
"Apakah kamu tidak takut dengan peringatan Allah yang sudah tertulis di dalam Al-Qur'an bahwa,
"اِذْ تَلَـقَّوْنَهٗ بِاَ لْسِنَتِكُمْ وَتَقُوْلُوْنَ بِاَ فْوَاهِكُمْ مَّا لَـيْسَ لَـكُمْ بِهٖ عِلْمٌ وَّتَحْسَبُوْنَهٗ هَيِّنًا ۖ وَّهُوَ عِنْدَ اللّٰهِ عَظِيْمٌ"
iz talaqqounahuu bi-alsinatikum wa taquuluuna bi-afwaahikum maa laisa lakum bihii 'ilmuw wa tahsabuunahuu hayyinaw wa huwa 'ingdallohi 'azhiim
"(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar." (QS. An-Nur 24: Ayat 15)
"Bagaimana kamu lupa hal sedasar ini setelah belajar bertahun-tahun di pondok pesantren? Astagfirullah..
يَعِظُكُمُ اللّٰهُ اَنْ تَعُوْدُوْا لِمِثْلِهٖۤ اَبَدًا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
ya'izhukumullohu ang ta'uuduu limislihiii abadan ing kungtum mu-miniin
"Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali mengulangi seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang beriman," (QS. An-Nur 24: Ayat 17)
Peringat Ali dingin kepada Kayana. Wajah Kayana tampak pucat pasi dan kedua matanya mulai memerah berair. Dia malu dan menyesal karena sudah membuat Ali marah, dia sungguh tidak menginginkan hasil akhir ini.
"Astagfirullah ya Allah..aku..aku khilaf, Mas. Aku tidak bermaksud menyebarkan berita bohong kepada Mas Ali, sungguh."
"وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَــــيْرًا أَوْ لِيَـصـــمُــتْ"
"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” [HR Bukhari]
"Apa yang kamu pelajari dari firman Allah dan hadis ini?"
Kayana menggigit bibirnya sedih,"Lebih baik diam jika tidak membicarakan yang baik-baik.."
Ali mendengus dingin, dia memalingkan wajahnya dan segera pergi menuju meja tempat keluarganya berkumpul meninggalkan Kayana yang sedang bersedih. Dia tidak bodoh setelah melihat Kayana memprovokasinya agar tidak dekat dengan Safira. Dia tahu bahwa Kayana punya perasaan kepadanya, dia tahu itu. Namun, sayangnya hati ini sudah lama dimiliki oleh wanita lain.
Wanita yang dia harapkan menjadi sosok Khadijah juga sosok Fatimah di dunia ini untuknya.
Jika kamu memilih menjadi Fatimah, maka izinkanlah aku menjadi Ali untukmu. Batin Ali bersenandung lembut.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 453 Episodes
Comments
Emy Bundanya Aisyah
alhamdulillah ada ali kedua untukmu safira 😍😍😘
2023-06-23
1
adning iza
masya Allah
2023-03-22
0
Septi Maulidah
uluh uluh .. co cwit Ali mah ..🥰🥰😘😚.
2023-02-14
1